Amsal 25:2 Kemuliaan Allah ialah merahasiakan sesuatu, tetapi kemuliaan raja-raja ialah menyelidiki sesuatu.
Hampir setiap kita tentu pernah merasakan serunya permainan petak umpet. Sebuah permainan dimana salah seorang yang dinyatakan kalah dalam undian awal harus bertugas untuk mencari pemain lain yang lari bersembunyi. Si pencari biasanya harus membalikkan badan sambil menutup matanya lalu menghitung sampai sekian hitungan baru kemudian ia bergerak mencari. Baik si pencari maupun mereka yang bersembunyi memiliki sensasi masing-masing. Pihak pencari biasanya akan mengerahkan segenap kemampuannya untuk mencari teman-temannya di berbagai tempat yang diperkirakan menjadi persembunyiannya. Puncak pencapaian adalah ketika ia berhasil menemukan satu persatu dari teman-temannya.
Seperti halnya permainan di atas, bukankah seringkali Tuhan juga melakukan “permainan” yang sama terhadap kita umat-Nya? Ia sengaja membiarkan kita sebagai si pencari dan Tuhan sebagai pihak yang bersembunyi. Tuhan seperti tidak mau menyatakan sesuatu secara terus terang dan gamblang ketika kita sedang membutuhkan penjelasan dari Tuhan. Seolah-olah Tuhan seperti menghilang entah kemana di saat justru kita sedang membutuhkannya. Atau sengajanya Ia membawa kita ke dalam sebuah situasi dimana kita tidak memahaminya.
Apakah rahasia atau misteri yang tidak kita pahami ini menandakan bahwa Tuhan sedang melakukan tindakan yang tidak adil atau Tuhan sedang menunjukkan bahwa Ia adalah pribadi yang suka memersulit umat-Nya? Ternyata tidak demikian. Tuhan bukanlah pribadi yang seperti itu. Ia bukanlah pribadi yang sengaja menyembunyikan sesuatu agar kita tidak mendapatkannya. Bahkan sebaliknya, Ia menyembunyikan sesuatu justru agar kita menemukannya.
Penulis Amsal yang memahami sikap Tuhan mengatakan bahwa kemuliaan dinyatakan ketika Tuhan merahasiakan sesuatu dan kemuliaan raja-raja adalah menyelidiki sesuatu. Sebagai pengikut Kristus, kita semua adalah raja-raja yang dimaksud atau disebut imamat yang rajani (1 Pet. 2:9). Kemuliaan kita terlihat dalam seberapa teliti dan seberapa serius kita akan mencari Tuhan dan firman-Nya. Kemuliaan (Ibr. Kabod) adalah kata penghormatan yang sebetulnya ditujukan hanya bagi Tuhan, namun Tuhan menyandingkannya dengan pribadi yang berusaha mencari dan mendapatkan Tuhan.
Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita di minggu ini. Secara sengaja Tuhan menyatakan bahwa segala sesuatu yang tidak Ia nyatakan secara gamblang bagi kita adalah sebuah rahasia. Namun bukan artinya Tuhan bermaksud untuk menutup-nutupinya supaya kita tidak mendapatkan apa-apa dari-Nya, namun justru Tuhan hendak menyingkapkannya kepada mereka yang sungguh-sungguh ingin mengetahuinya.
Beberapa alasan mengapa kerap kali Tuhan merahasiakan sesuatu bagi kita, di antaranya adalah:
(1). Tuhan ingin kita mencari-Nya dengan kesungguhan hati
Amsal 25:2 Kemuliaan Allah ialah merahasiakan sesuatu, tetapi kemuliaan raja-raja ialah menyelidiki sesuatu.
Kikir bukanlah sifat dari Tuhan. Ia bahkan memiliki sifat yang bermurah hati kepada siapapun. Menyembunyikan atau merahasiakan sesuatu tentu berbeda dengan yang namanya kikir. Tuhan tidak kikir, namun Ia juga bukanlah pribadi yang suka mengobral segala sesuatu begitu saja kepada banyak orang, yang kemudian diresponi dengan berbagai sikap oleh orang-orang tersebut. Ada yang menanggapi dengan serius, ada yang tidak. Tuhan mencari orang-orang yang bersungguh hati kepada-Nya.
Ingat, bahwa apapun yang Tuhan rahasiakan bagi kita adalah sesuatu yang mahal nilainya. Dibutuhkan tanggungjawab untuk mematuhinya bagi pribadi yang rindu menerima rahasia yang Tuhan akan singkapkan. Itulah sebabnya, Tuhan menyembunyikan khusus hanya bagi orang-orang yang memiliki rasa lapar dan haus akan kebenaran, karena besar kemungkinan merekalah yang akan mematuhinya ketika mereka menerimanya. Memeroleh dan mematuhi sesuatu yang Tuhan rahasiakan sebelumnya akan memunculkan suatu “kemuliaan” tersendiri.
(2). Tuhan ingin kita mencintai-Nya dengan cinta yang sejati
Amsal 25:2 Kemuliaan Allah ialah merahasiakan sesuatu, tetapi kemuliaan raja-raja ialah menyelidiki sesuatu.
Tuhan menyembunyikan diri-Nya dan merahasiakan sesuatu bukan karena Ia tidak menghargai kita, melainkan karena Ia sangat mencintai dan menghormati kita. Bayangkan saja, apabila Tuhan menyatakan diri-Nya dengan segala kuasa dan kemuliaan-Nya, maka sudah pasti semua manusia tidak memiliki pilihan apa-apa kecuali tunduk dan mengikuti-Nya, entahkah tunduk karena mengasihi atau karena memang semata-mata gentar. Namun Tuhan tidak pernah memaksa manusia untuk mengikuti-Nya begitu saja.
Tuhan bisa saja menyatakan berbagai kebaikan-Nya tanpa mengijinkan kesukaran dialami manusia, lalu kemudian memerintahkan kita untuk mencintai-Nya, namun lagi-lagi Tuhan tidak mau melakukannya. Ia tidak pernah menyuruh manusia untuk mencintai-Nya dengan terpaksa. Ia tahu bahwa cinta yang terpaksa adalah bukan cinta yang sejati. Tuhan mau rasa cinta kita kepada-Nya tetap membara meskipun tantangan dan kesukaran mewarnai perjalanan hidup kita dan seolah-olah Tuhan menjauh dari kita.
Mari jemaat Tuhan, mungkin saat ini Tuhan seolah-olah sedang menyembunyikan diri-Nya dari kita dan banyak hal yang tidak kita pahami, percayalah itu bukan karena Ia tidak mengasihi kita, melainkan karena Ia sedang mencari pribadi-pribadi yang bersungguh hati mengejar keterhubungan dengan-Nya. Bukankah Tuhan berkata barangsiapa mencari-Nya, maka Ia akan memberikan diri-Nya untuk ditemui.
Tuhan Yesus memberkati!