TUHAN MEMBERIKAN PERTAMBAHAN
Mazmur 115:14 Kiranya TUHAN memberi pertambahan kepada kamu, kepada kamu dan kepada anak-anakmu.
Mazmur ini sebenarnya merupakan suatu pernyataan iman umat Israel sesudah masa pembuangan dimana mereka pernah hidup sebagai kaum yang tidak dipandang di tengah bangsa- bangsa besar yang berkuasa atasnya dan memandang hina Tuhannya. Mereka tidak dapat melarikan diri, mereka juga tidak dapat menutup telinga mereka, namun satu hal yang dapat mereka lakukan yaitu saling mengajak sesama orang percaya untuk bersama-sama memuliakan Tuhan mereka. Tuhan yang selalu setia dalam segala keadaan mereka.
Iman seorang pemercaya seringkali dapat mengalami kegoncangan saat tekanan hidup datang menghadang. Rasanya pertolongan Tuhan sepertinya begitu lambat, belum lagi kata-kata negatif yang dilontarkan orang yang mempertanyakan keberadaan Tuhan. Saat seperti itu, mudah sekali seorang percaya ikut terbawa meragukan Tuhan. Namun apa yang dilakukan bangsa Israel pada waktu itu luar biasa sekali. Mereka memilih untuk saling menguatkan diri mereka seorang terhadap yang lain.
Apabila kita mau sedikit memelajari, Mazmur 115 terbagi atas 4 bagian. Bagian yang pertama adalah ayat 1-3. Di bagian ini pemazmur memberikan penegasan mengenai siapa yang harus disembah. Bahwa yang disembah itu bukan pribadi manusia, melainkan hanya kepada Tuhan. Hanya kepada nama Tuhan itu sajalah kita memberi kemuliaan karena Tuhan itu penuh kasih dan setia (Ibr. hesed). Ini adalah sebuah kebenaran fundamental dalam kehidupan orang percaya. Hal itu sangat berbeda jauh dari berhala-berhala para bangsa.
Bagian yang kedua (ayat 4-7) dilukiskan ciri-ciri berhala para bangsa di luar Tuhan. Digambarkan di situ bahwa berhala mereka hanya buatan tangan manusia belaka, terbuat dari bahan perak, emas, batu atau kayu. Berhala-berhala ini sama sekali tidak berdaya; mereka memiliki mulut, mata, telinga, hidung, tangan dan kaki, tetapi semuanya tidak dapat berfungsi sebagaimana sepatutnya. Mereka tampak seperti hidup, tetapi sesungguhnya mereka tidak hidup sama sekali.
Dalam bagian ini dilukiskan juga bagaimana nasib dari orang-orang yang menyembah berhala-berhala tadi. Dengan sangat tegas dikatakan bahwa nasib mereka akan sama tidak berdayanya juga dengan berhala-berhala yang mereka sembah. Jika berhala-berhala mereka tidak dapat berbuat apa-apa, demikian juga halnya mereka yang menyembahnya, akan menjadi tidak berdaya juga.
Atas dasar itulah maka dalam bagian ketiga (ayat 9-15) pemazmur mengajak umat Tuhan menyembah kepada Tuhan. Sebab hanya Tuhanlah pertolongan dan perlindungan bagi mereka dan bukan yang lain. Berbeda dengan berhala-berhala para bangsa, Tuhan Allah Israel itu tidak pernah lupa akan umat-Nya. Ia selalu ingat akan mereka. Karena Ia ingat inilah maka Ia memberi berkat, dan berkat itu berlaku untuk semua orang baik yang kecil maupun yang besar. Dalam ayat 14 inilah pemazmur secara khusus menyatakan bahwa kepada umat-Nyalah pertambahan diberikan oleh Tuhan.
Dalam bagian keempat (ayat 16-18) pemazmur kembali memberikan penegasan tentang sehebat apa Tuhan yang harus disembah umat-Nya itu. Dialah Tuhan yang empunya langit dan bumi. Bahwa sebagai umat yang hidup dan yang telah dihidupkan kembali oleh Tuhan, maka layaklah kita semua dari sekarang sampai selama-lamanya memuji Tuhan. Menyembah Tuhan yang hidup adalah kunci kemenangan kita ketika menghadapi pelbagai perkara dalam hidup.
Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita. Seperti pemazmur yang sedang menjelaskan kepada umat Israel tentang kedahsyatan Tuhan yang sanggup memberikan pertambahan, demikian Tuhan menyatakannya kepada kita. Dia bukan saja memberikan pertumbuhan, namun juga pertambahan kepada umat-Nya di segala area. Seringkali orang percaya hanya mau pertambahan di area-area tertentu saja, namun Tuhan sesungguhnya mau kita bertambah di berbagai area kehidupan. Tuhan mau kita memahami prinsip pertambahan ini. Berlipat-ganda dan bertambah banyak di dalam Tuhan adalah sesuatu yang sudah Tuhan perkenalkan sejak awal perencanaan Tuhan dalam memenuhi bumi. Banyak kesalahpahaman yang kerap terjadi dalam hidup orang percaya tentang prinsip ini.
Beberapa prinsip yang perlu kita pahami berkaitan dengan pesan Tuhan ini, di antaranya adalah:
(1). Pertambahan bukan hanya kerinduan kita, namun adalah kerinduan Tuhan juga.
Mazmur 115:14 Kiranya TUHAN memberi pertambahan kepada kamu, kepada kamu dan kepada anak-anakmu.
Pertambahan adalah sesungguhnya adalah rencana awal Tuhan atau God’s masterplan dalam kehidupan umat manusia. Dari laki-laki yang segambar dan serupa dengan Tuhan dengan perempuan yang segambar dan serupa dengan Tuhan, ketika dipersatukan, maka Tuhan ingin mereka beranakcucu dan bertambah banyak untuk memenuhi bumi dengan keturunan ilahi. Dan Tuhan yang melakukan pertambahan ini bukan hanya melakukan sekali pada waktu penciptaan saja, namun Ia adalah pribadi yang rindu melakukan banyak pertambahan di berbagai area kehidupan umat manusia. Demikian pula dalam kehidupan kita saat ini.
Tidak peduli apa yang terjadi dalam hidup orang percaya saat ini, kita perlu memahami bahwa Tuhan adalah Tuhan yang melakukan pertambahan. Dia ingin memberikan pertambahan kepada anda atau kita. Our God is a God of increase. He wants to increase you! Dia adalah Tuhan yang mampu melakukan pelipatgandaan. Sangat sering, jika seseorang melalui masa yang sulit, sangat mudah untuk merasa bahwa ia telah kehilangan sesuatu. Seolah-olah sedang berada di sisi kehilangan atau “pengurangan” dari kehidupan. Bahkan jika tampaknya hidup seolah-olah sedang menurun dan segala sesuatu seperti diambil, jangan tertipu. Tuhan kita adalah dan akan selalu menjadi Tuhan yang memberikan pertambahan.
(2). Pertambahan terjadi kadang bukan secara instan, namun melalui proses pengeraman.
Mazmur 115:14 Kiranya TUHAN memberi pertambahan kepada kamu, kepada kamu dan kepada anak-anakmu.
Bukannya Tuhan tidak memberikan pertambahan, namun pertambahan mungkin sedang dalam proses dari tahap “pembuahan” hingga sampai “kelahiran.” Itulah sebabnya, pertambahan mungkin bukannya tidak terjadi, namun bisa jadi karena benihnya sedang menjalani proses pengeraman. Tetapi kelahiran juga akhirnya bisa tidak terjadi ketika mengalami “keguguran” kandungan. Penyebabnya adalah karena lama menanti kelahiran yang tidak kunjung tiba, maka segera disimpulkan sebagai sesuatu yang tidak akan terjadi, sehingga berhentilah proses pengeraman.
Ketika Abraham dan Sarah lama tidak mendapatkan keturunan yang dimaksud Tuhan, mulailah Sarah berpikir bahwa mungkin yang dimaksud keturunan Abraham tidak mesti lahir melalui kandungannya. Maka ia meminta suaminya untuk menghampiri hamba perempuannya. Hampir-hampir saja benih itu gugur sampai Tuhan menegaskan bahwa keturunan Abraham akan lahir dari kandungan Sarah.
Salah satu arti kata pertambahan adalah to conceive, yaitu mengandung benih hingga kelahiran. Agar benih yang kelak dikandung itu tumbuh, maka bagian kita adalah menjaga kondisi kandungan untuk tetap subur siap untuk ditaburkan benih. Prinsip ini selaras dengan apa yang diajarkan Yesus kepada murid-murid-Nya tentang perumpamaan benih yang ditabur. Bahwa benih yang baik itu harus ditabur di tanah yang gembur, bukan di pinggir jalan, bukan pula di tanah berbatu-batu, atau tanah yang dipenuhi oleh semak duri. Bagian kita adalah siapkan diri kita dalam keadaan subur, sehingga ketika ada benih yang ditaruhkan, maka benih itu bisa hidup untuk memulai proses pembesaran hingga kelahiran suatu hari kelak.
Mari jemaat Tuhan, melalui pesan-Nya ini Tuhan sudah menyatakan diri-Nya kepada kita sebagai Tuhan yang siap memberikan pertambahan kepada kita umat-Nya (The God of increase). Jangan sangsikan itu, melainkan persiapkan “kandungan” dalam diri kita untuk tetap subur sehingga siap untuk ditaruhkan benih janji Tuhan yang luar biasa, yaitu dengan cara terus melekat pada pokok anggur yang benar, sehingga teraliri dengan baik akan “sari-sari makanan” yang sehat senantiasa.
Tuhan Yesus memberkati!