TETAP TERSENYUM DI TENGAH BERBAGAI TANTANGAN
1 Petrus 1:6 Bergembiralah akan hal itu, sekalipun sekarang ini kamu seketika harus berdukacita oleh berbagai-bagai pencobaan.
Bagi kita di masa sekarang ketika mendengar kata bergembiralah atau tersenyumlah, mungkin merasa bahwa itu merupakan hal yang mudah untuk dilakukan. Namun apabila kita kembali ke latar belakang di masa ditulisnya surat Petrus ini, jelas tersenyum atau bergembira bukanlah sesuatu yang mudah.
Pertama, secara umum yang namanya mengiring Kristus sungguh-sungguh di zaman manapun tidak selalu mulus tanpa masalah. Tuhan tidak menjanjikan hari selalu sejuk atau jalan selalu rata. Yang kedua, mengiring Kristus di masa itu bukan sesuatu yang mudah. Mereka yang menjadi pengikut Yesus pada jaman itu dianggap sebagai hamba dalam pengertian budak yang tidak memiliki otoritas. Hamba yang berada dalam wilayah yang penuh dengan tekanan dan himpitan. Penderitaan yang dialami bukan semata-mata karena cara hidup mereka, namun lebih karena status yang “mau tidak mau” harus dipikul.
Namun yang luar biasa, surat yang ditulis rasul Petrus ini mengatakan: “Bergembiralah akan hal itu, sekalipun sekarang ini kamu seketika harus berdukacita oleh berbagai-bagai pencobaan.” Artinya, tantangan boleh datang, masalah bisa muncul, namun jangan sampai karena masalah yang dihadapi membuat kita menjadi orang percaya yang kehilangan sukacita, bahkan merusakkan hari yang kita jalani dengan membiarkan kekesalan, kemarahan menguasai hati kita. Kitab amsal mengatakan bahwa apa yang dialami oleh hati akan nampak di wajah sebagai ekspresi dari hati kita.
Kata “bergembiralah” dalam bahasa aslinya yang dipakai di sini adalah agalliao yang artinya exceedingly joy (bersukacita secara luar biasa). Kata agalliao ini berpadanan dengan kata halomai yang memiliki arti melompat-lompat kegirangan. Ini mengingatkan kita pada waktu seseorang mengalami suatu kemenangan atau mendapatkan sesuatu yang didambakan. Jadi sebenarnya kata agalliao itu maknanya lebih dari sekedar tersenyum.
Tahukah bahwa Tuhan merancang kita untuk menjalani suatu kehidupan yang dapat kita nikmati? Kita tidak perlu menunggu segala sesuatunya beres dahulu di keluarga kita, usaha yang berjalan lancar, semua masalah terselesaikan atau tercapainya tujuan yang sedang kita coba raih. Kita bisa memilih untuk tetap bersukacita menjalani hari-hari kita di tengah berbagai situasi yang kita hadapi tersebut.
Terlalu banyak orang percaya yang menjalani hari-harinya dengan masam, tidak bersemangat, hampir tidak pernah tersenyum ceria, tidak pernah tertawa gembira lagi, semuanya dianggap sebagai beban. Apapun yang terjadi selalu responnya adalah negatif. Ingat, Tuhan tidak pernah menciptakan kita untuk menjalani hidup yang seperti itu, Dia menciptakan kita untuk menikmati hidup. Kita tidak seharusnya bersikap muram, negatif, kehilangan bergairah dalam mengiring Tuhan, cemas, dan sebagainya. Kita seharusnya menjadi orang yang paling bahagia di muka bumi. Kemana pun kita pergi, kita seharusnya mencerahkan hari orang lain. Namun betapa banyak orang yang begitu mudah hilang sukacitanya hanya karena hal-hal kecil.
Jangan sampai kekesalan kita membuat kita kehilangan ketajaman dalam menangkap tuntunan Tuhan. Keberadaan kita bukanlah suatu kebetulan, itu adalah bagian dari rencana ilahi-Nya. Jika kita tetap menjaga sikap yang baik, dan keluar setiap hari dengan senyum di wajah, dan menjalani hidup bahagia di mana pun kita berada, itulah benih yang kita tabur agar Tuhan melakukan sesuatu yang baru. Itulah yang memungkinkan Tuhan membuka pintu baru, dan membawa kita ke tempat yang Tuhan inginkan.
Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita. Tuhan mau kita menjadi orang percaya yang dapat mengimpartasi salah satu ekspresi Kerajaan Sorga, yaitu sukacita atau kegembiraan di tengah berbagai keadaan apapun yang kita hadapi. Tuhan juga bukan mau kita menjadi orang-orang yang palsu, dengan pura-pura menebar senyuman, namun di dalamnya sebetulnya tidak demikian.
Ingat kembali akan keberadaan kita sebagai duta Kerajaan Sorga. Kerajaan Sorga bukan soal makanan atau minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera, sukacita oleh Roh Kudus (Roma 14:17). Kerajaan Sorga bukan terdiri dari perkataan, tetapi dari kuasa (1 Korintus 4:20). Apabila mindset kita untuk kepentingan Kerajaan Sorga, maka sudah pasti kita akan menjaga agar ekspresi-ekspresi Kerajaan Sorga tetap menguasai hati kita.
Oleh sebab itu, kita harus memahami mengapa hati kita perlu tetap bersukacita dan wajah tetap tersenyum di tengah berbagai tantangan yang kita hadapi, di antaranya adalah:
(1). Di dalam Kristus ada pengharapan
1 Petrus 1:3 Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang karena rahmat-Nya yang besar telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, kepada suatu hidup yang penuh pengharapan,
Apa yang membuat Abraham dan Sarah dapat menantikan penggenapan janji Tuhan hingga 25 tahun hingga akhirnya keturunan yang dijanjikan dilahirkan? Karena adanya pengharapan. Tuhan yang setia yang telah berjanji adalah Tuhan yang sama yang pasti akan menggenapi. Kalaupun ada penantian sekian lama, itu karena Tuhan mau kita belajar banyak hal dan memersiapkan diri di masa penantian tersebut terlebih dahulu. Dibalik penantian ada kepastian. Ini yang membuat kita sebagai orang percaya senantiasa memiliki pengharapan. Di dalam Kristus tidak ada harapan kosong.
Itulah sebabnya, apabila kita menyadari dan menghidupi prinsip bahwa kita adalah orang-orang telah dilahirkan kembali oleh kebangkitan Kristus dari antara orang mati, maka mindsetnya pun harus mindset yang benar. Kita dilahirkan baru karena Tuhan punya tujuan besar dalam hidup kita. Semua untuk kepentingan Kerajaan Sorga. Nah, kalau hidup untuk kepentingan Kerajaan Sorga, maka Sorga pun tidak akan tinggal diam atas apapun yang kita hadapi, itulah sebabnya bagian kita adalah senantiasa bersukacita.
(2). Di dalam Kristus selalu ada pertolongan
1 Petrus 1:7 Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu — yang jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api — sehingga kamu memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya.
Hidup akan jauh lebih tenang apabila kita tahu dengan siapa kita berjalan. Tantangan dan masalah bukan artinya tidak akan kita hadapi, namun hati menjadi tenang karena kita tahu di dalam Kristus ada janji pembelaan. Bayangkan kita berjalan bersama Bapa yang begitu mengasihi kita. Namun jangan lupa bahwa kita juga berjalan bersama Guru terbaik, dimana ada banyak pembelajaran yang harus kita tangkap. Memang tidak mudah, bahwa kita harus tenang di saat sekaligus Ia mengajarkan kita banyak hal di tengah berbagai situasi yang tidak mudah. Maka kita perlu menggunakan “bahasa pengantar” yang jelas, yaitu iman.
Dari mana kita tahu bahwa ada Bapa yang luar biasa menyertai kita? Iman. Dari mana kita tahu bahwa sang Guru sedang mengajarkan banyak hal kepada kita dan kita diijinkan untuk menghadapi sesuatu yang tidak mudah namun untuk tetap tidak menjadi kuatir? Iman. Makanya ketika ada orang percaya yang sadar ia miliki Tuhan, namun enggan mendekat dan membangun diri, tidak heran apabila hidupnya penuh dengan kekuatiran dan kemuraman.
Mari jemaat Tuhan, bukan tanpa alasan Tuhan menyampaikan pesan-Nya ini kepada kita. Mungkin tersenyum itu bagi banyak orang dianggap sebagai sesuatu yang kecil dan tidak terlalu berarti. Namun sekarang kita paham bahwa ketika kita tersenyum sebagai hasil dari ekspresi hati yang penuh sukacita karena Kristus di dalam kita, bukan hanya akan mencerahkan hari banyak orang, namun kita juga sesungguhnya sedang menegakkan “antena tajam” yang membuat kita akan mudah menangkap tuntunan Tuhan di tengah berbagai keadaan yang kita hadapi. Selamat menjalani hari-hari dengan keceriaan dalam Kristus!
Tuhan Yesus memberkati!