TETAP BERGERAK MAJU (KEEP MOVING FORWARD)
Filipi 3:12-16
(13) Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku,
(14) dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus.
Rasul Paulus adalah seorang yang sadar siapa dirinya dan apa panggilan Tuhan setelah Tuhan memilih dirinya. Untuk menjelaskan ini, pertama-tama kita harus memahami terlebih dahulu bahwa ada 3 periode waktu yang dijalani rasul Paulus, yaitu: masa lalu (siapa dirinya di masa lalu dan apa yang ia lakukan sebelum mengenal Kristus), masa sekarang (siapa dirinya di saat Tuhan memanggilnya dan apa yang Tuhan mulai percayakan), dan masa depan (siapa dirinya kelak di masa yang akan datang). Setelah rasul Paulus menangkap tujuan Tuhan dalam hidupnya dan berjalan melangkah menapakinya, maka mulailah ia berubah menjadi pribadi yang luar biasa dibandingkan dengan siapa dirinya pada periode-periode sebelumnya.
Demikian pula halnya dengan diri kita pribadi. Kita tidak bisa sekonyong-konyong melangkah maju begitu saja tanpa tahu posisi kita hari ini dan ke arah mana Tuhan akan membawa kita. Seseorang baru bisa dikatakan bergerak maju ketika ia tahu kemana ia akan melangkah selanjutnya. Sama dengan rasul Paulus, setiap kita juga memiliki: masa lalu (siapa kita di masa lalu), masa sekarang (siapa diri kita di masa sekarang saat di dalam Kristus), dan masa depan (siapa diri kita kelak di hari-hari ke depan ketika mau bergerak maju ke tujuan Tuhan dan siap untuk menjadi pribadi yang diubahkan Tuhan).
Orang percaya seharusnya tidak bisa berada tetap pada posisi yang sama terus menerus. Dulu sama, sekarang sama, hari-hari ke depan pun tetap sama. Ingat, bahwa kekristenan itu sifatnya progresif, yaitu terus bergerak maju dari satu titik ke titik yang selanjutnya dan terus mengalami pertumbuhan. Bukti bahwa sebuah tanaman itu hidup, tanaman itu mengalami pertumbuhan. Bukti bahwa kita sebagai orang percaya itu hidup, kita seharusnya mengalami pertumbuhan.
Untuk seorang percaya mengalami pertumbuhan, ia harus tahu apa yang ia harus lakukan dan kemana ia bergerak maju. Itulah sebabnya, kembali kita belajar pada sosok rasul Paulus. Hal pertama yang ia lakukan ketika ia mengalami perjumpaan pribadi dengan Tuhan Yesus, pada waktu perjalanannya menuju ke Damsyik, adalah bertanya kepada Tuhan, apa yang Tuhan ingin ia lakukan (NKJV.: So he, trembling and astonished, said, “Lord, what do You want me to do?” Acts 9:6a). Pertanyaan ini akan menyadarkan kita bahwa kita diselamatkan untuk suatu tujuan sekaligus kita diselamatkan bukan untuk melakukan keinginan kita, tetapi keinginan Tuhan.
Luar biasanya, dikarenakan rasul Paulus menghidupi dengan konsisten apa yang Tuhan ingin ia lakukan untuk mencapai tujuan Tuhan, maka ia sejak itu terus bergerak maju, tanpa pernah menoleh ke belakang apalagi berhenti. Atas dasar prinsip ini, maka kehidupan kekristenan yang kita jalani juga selayaknya sama, yaitu suatu perjalanan yang terus-menerus berlangsung tanpa henti dan tanpa menoleh ke belakang, sampai setiap kita menyelesaikan pertandingan akhir kita dengan baik.
Tuhan mau kita berfokus pada track kita masing-masing, meskipun kita harus menyadari bahwa jalan yang dilalui kadang tidak selalu mulus, sesekali diwarnai dengan berbagai rintangan, tantangan, dan halangan. Dikarenakan kondisi yang seperti itulah maka orang yang menjalaninya tidak lepas dari berbagai godaan untuk memperlambat kecepatannya, bahkan terpikir untuk berhenti melangkah. Oleh karena itu, tidak sedikit orang percaya yang akhirnya berhenti sejenak “memarkirkan dirinya” dan merasa nyaman dengan hal itu.
Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita. Tuhan masih melihat tidak sedikit orang percaya yang tidak tahu apa yang harus ia lakukan. Hanya puas sebagai orang percaya, namun tidak tahu kemana dan apa yang harus ia lakukan. Sedangkan Tuhan memilih kita untuk suatu maksud yang indah dan luar biasa. Alkitab mencatat perkara-perkara luar biasa yang Tuhan percayakan bagi orang percaya, seperti menjadi perwakilan Sorga di bumi atau duta Kerajaan (ambassador of Christ), menjadi mempelai Kristus, dan lain-lain. Dibutuhkan orang-orang percaya yang terus bergerak maju, karena sebetulnya Tuhan memang telah memersiapkannya untuk perkara-perkara tersebut. Sesuatu yang luar biasa bukan? Sayangnya, tidak sedikit orang percaya yang akhirnya memilih untuk “memarkirkan dirinya” karena tidak tahu harus berbuat apa.
Dengan cara apa orang percaya memarkirkan dirinya? Beberapa penyebab orang percaya akhirnya diam tidak bergerak maju di dalam Tuhan, di antaranya adalah:
(1). Terparkir oleh pengalaman masa lalu
Filipi 3:13 Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku,
Sadar atau tidak, tidak sedikit orang percaya yang kerap terpaku pada kehidupan di masa lalu. Padahal masa lalu adalah sesuatu yang sudah lewat, yang tak mungkin terulang kembali. Seharusnya kita berfokus pada hari ini sebagai persiapan untuk menatap masa depan, sesuatu yang jauh lebih penting daripada masa lampau. Hari depan membuka banyak kesempatan bagi kita dalam hal perkembangan dan perbaikan hidup di dalam Tuhan.
Untuk mencapai kemajuan dalam hidup pengiringan kita kepada Tuhan kita harus belajar dari masa lalu dengan segala kegagalannya, tapi kita tak boleh dipengaruhi oleh masa lalu itu. Selama kita masih dipengaruhi dan “memarkirkan diri” pada masa lalu, sulit bagi kita untuk memperoleh kemajuan yang berarti, sebab memori kita terus melekat pada masa lalu. Patut kita teladani rasul Paulus yang berkata, “… aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, …”. Salah satu yang dilakukan rasul Paulus untuk dapat berlari kepada tujuan Tuhan dan mencapai sesuatu yang luar biasa di masa depan adalah berdamai dengan masa lalunya. Mungkin kita pun pernah melakukan kebodohan di masa lalu, yang dibutuhkan hari ini mulailah pahami tujuan hidup kita, bergeraklah maju dengan cermat sambil meminta hikmat dari Tuhan.
(2). Terparkir oleh diri yang merasa kecil dan penuh keterbatasan
Filipi 3:12 Bukan seolah-olah aku telah memperoleh hal ini atau telah sempurna, melainkan aku mengejarnya, kalau-kalau aku dapat juga menangkapnya, karena aku pun telah ditangkap oleh Kristus Yesus.
Apa yang seringkali menghambat orang percaya untuk dapat bergerak maju dan menyatakan apa yang Tuhan percayakan kepada dirinya adalah karena merasa diri kecil dan penuh keterbatasan. Tuhan tidak mau kita menjadi takut dengan merasa diri kecil dan tidak mampu, sebab orang yang selalu takut pada hal-hal tersebut tidak akan pernah berani mencoba ataupun melakukan sesuatu yang baru.
Yakini, jika Tuhan masih memberi napas kehidupan dan kesempatan, maka Ia pasti memiliki tujuan bagi hidup kita. Mintalah pertolongan serta kekuatan daripada-Nya dan tetaplah melangkah maju bersama Dia.
Rasul Paulus pernah berada di dalam posisi seperti itu. Ia tahu keterbatasannya dan ia tahu kelemahannya, namun ia tidak mau berlama-lama dengan segala ketidakmampuannya itu, karena ia tahu bahwa ia juga punya kelebihan. Kelebihannya adalah bahwa ia tidak berjalan sendiri, ia punya Yesus yang telah memilih dirinya, dan ia tahu kalau Yesus akan memampukannya. Yang diperlukan adalah tetap melangkah maju. Itulah sebabnya, ia berkata dalam Filipi 4:13 Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.
Apapun kondisi kita saat ini, mungkin kita sedang berada dalam titik kelemahan kita, namun ingat pula akan Daud yang ketika melawan Goliat ia tidak berfokus kepada keadaan fisiknya yang relatif kecil, namun ia berfokus kepada Tuhannya yang besar.
Mari jemaat Tuhan, apapun keadaan yang kita alami saat ini, ingatlah bahwa tidak ada yang dapat menghentikan laju langkah kita bergerak menuju tujuan yang Tuhan sudah tetapkan bagi kita. Keadaan fisik kita mungkin tetap kecil, namun kita bisa membesarkan iman percaya kita. Keep moving forward!
Tuhan Yesus memberkati!