Terima, Pahami, Cerna, Hidupi, dan Bagikan (Pesan Gembala, 22 Juni 2025)

TERIMA, PAHAMI, CERNA, HIDUPI, DAN BAGIKAN

Yehezkiel 3:1-3 (3) Lalu firman-Nya kepadaku: “Hai anak manusia, makanlah gulungan kitab yang Kuberikan ini kepadamu dan isilah perutmu dengan itu.” Lalu aku memakannya dan rasanya manis seperti madu dalam mulutku.

Yehezkiel adalah seorang imam yang termasuk orang-orang yang dibuang ke Babel sebelum Yerusalem dihancurkan oleh raja Nebukadnezar. Di sana, di negeri yang jauh dan asing itu ia dipanggil Tuhan menjadi nabi. Panggilan Yehezkiel disertai dengan penampakan Tuhan yang penuh kemuliaan. Begitu dahsyatnya dan luar biasa kemuliaan Tuhan.

Sebagai nabi, Yehezkiel harus menerima dan menyampaikan berita dari Tuhan. Namun beritanya bukanlah berita yang menyenangkan untuk umat Israel. Beritanya adalah tentang peringatan, pertobatan, dan penghukuman.

Dalam suatu penglihatan Yehezkiel melihat tangan dengan gulungan kitab. Di gulungan kitab itu tertulis nyanyian-nyanyian ratapan, keluh kesah dan rintihan. Kemudian ia mendengar suara: “Hai anak manusia, makanlah gulungan kitab ini!” Sebuah perintah yang aneh bukan?

Tuhan mau Yehezkiel “memakan” gulungan kitab dengan maksud agar Yehezkiel tidak sekedar menerima firman Tuhan. Firman Tuhan tersebut harus menjadi bagian dalam diri Yehezkiel terlebih dahulu.

Ketika Yehezkiel memakan gulungan kitab tersebut ia merasakan rasa yang manis seperti madu. Bagaimana mungkin? Memang ini tidak bisa dimengerti, tetapi sungguhlah benar. Walaupun firman Tuhan berbicara tentang peringatan, pembuangan, bahkan penghukuman namun memiliki maksud Tuhan yang indah yaitu sesuatu yang membangun dan menyelamatkan. Mengubah kematian menjadi kehidupan, menggantikan belenggu menjadi kebebasan, dan mengubah kutukan menjadi berkat!

Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita. Sebuah pesan yang berbicara tentang menerima dan menanggapi firman Tuhan. Mungkin terdengar biasa bagi orang percaya, namun tidak bagi Tuhan. Bagi Tuhan ini merupakan sesuatu yang penting. Mendengar firman Tuhan sebagai sebuah kerinduan adalah hal yang bagus. Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap perkataan yang keluar dari mulut Allah. Membagikan atau memberitakan firman Tuhan adalah suatu keharusan. Namun melalui pesan-Nya ini, Tuhan memberikan penekanan khusus, yaitu bahwa firman Tuhan itu harus “dimakan” terlebih dahulu oleh si penerima.

Banyak orang menerima Firman Tuhan, banyak orang juga dengan mudah bisa membagikannya kembali. Tetapi ternyata tidak banyak orang yang “memakannya” dahulu untuk dirinya sendiri, tercerna dengan baik, berproses di dalam dirinya. Ini berbicara bahwa firman yang diterima itu harus mengubahkan dirinya terlebih dahulu, baru kemudian ia membagikannya seperti yang telah ia hidupi bagi dirinya. Dirinya terberkati, dan orang lain menerima impartasinya.

Beberapa hal yang perlu kita pahami berkaitan dengan pesan Tuhan ini, bahwa gulungan kitab itu harus dimakan terlebih dahulu, di antaranya adalah:

(1). Kitalah orang pertama yang harus menghidupinya dan bertumbuh terlebih dahulu

Yehezkiel 3:2 Maka kubukalah mulutku dan diberikan-Nya gulungan kitab itu kumakan.

Perintah untuk memakan gulungan kitab adalah simbolisasi atau gambaran bagaimana firman Tuhan harus diterima, dihayati, dan dihidupi dalam diri seseorang terlebih dahulu sebelum disampaikan. Seorang hamba Tuhan (Meyer) mengatakan: “Tidak ada kesalahan yang lebih besar daripada menganggap bahwa, karena kita terus-menerus menangani firman Tuhan untuk tujuan mengajar dan menasehati orang lain, maka kita tidak memakannya untuk diri sendiri.”

Yehezkiel paham bahwa ia harus menyampaikan pesan Tuhan kepada bangsa Israel, namun Tuhan tidak mau sekedar memakai dirinya hanya sebagai “penyambung lidah” Tuhan semata-mata, tanpa ia terlebih dahulu menjadi orang pertama yang harus mengalami apa yang ia terima. Yehezkiel harus menerima, memahami, mencernanya, menghidupinya sebelum ia dapat menjadi pembawa pesan firman itu kepada bangsa Israel.

Demikian halnya dengan kita. Firman Tuhan demi firman Tuhan kita baca, pesan Tuhan demi pesan Tuhan kita terima. Namun Tuhan tidak mau kita hanya sekedar menerimanya, mencatatnya, membahasnya, lalu kemudian berlalu begitu saja hingga pesan berikutnya. Tuhan mau kita menjadi orang pertama yang “memakannya” dan mengalami pertumbuhan di dalam Tuhan.

(2). Kitalah yang seharusnya menjadi “penjaga temperatur” rohani bagi diri sendiri dan orang lain

Yehezkiel 3:4 Firman-Nya kepadaku: “Hai anak manusia, mari, pergilah dan temuilah kaum Israel dan sampaikanlah perkataan-perkataan-Ku kepada mereka.

Sesuai tugas dan fungsi dari Yehezkiel dimana ia harus melakukan berbagai pesan profetik kepada bangsa Israel yang sedang dalam pembuangan, Yehezkiel diperintahkan untuk memeringatkan mereka tentang hukuman Tuhan atas dosa-dosa mereka, mendorong pertobatan, dan menjanjikan pemulihan di masa depan.

Apakah ini tugas yang mudah? Mendatangi sebuah bangsa yang taraf kehidupan rohaninya sedang melorot jatuh, jauh dari standar kebenaran firman Tuhan jelas bukan hal yang mudah untuk menaikkannya. Tugas Yehezkiel adalah menyampaikan kebenaran firman untuk membawa umat Israel naik ke standar-Nya Tuhan.

Agar Yehezkiel bisa berfungsi sebagai penjaga temperatur rohani, Tuhan mau ia harus yang terlebih dahulu menerima firman dan “memakan” firman yang ia terima dari Tuhan. Demikian pula kita sebagai orang percaya, kitapun harus seperti Yehezkiel yang berfungsi sebagai “penjaga temperatur rohani” untuk diri sendiri, keluarga, komunitas, dan apapun lingkungan yang Tuhan percayakan agar standar kebenaran firman Tuhan senantiasa terjaga.

Mari jemaat Tuhan, membayangkan harus melakukan tugas dan fungsi seperti Yehezkiel jelas bukan hal yang mudah. Namun bersyukur bahwa Tuhan telah memberikan langkah demi langkahnya kepada kita. Bagian kita adalah menerima dengan sukacita firman Tuhan yang “rasanya manis seperti madu,” lalu “makanlah” dengan cara memahaminya, mencernanya, lalu ambil langkah untuk mengaplikasikannya secara nyata dalam kehidupan sesuai standar yang seharusnya. Dan kuasa Roh Kudus akan menolong kita semua.

Tuhan Yesus memberkati!

Terima, Pahami, Cerna, Hidupi, dan Bagikan (Pesan Gembala, 22 Juni 2025)

| Warta Jemaat |
About The Author
-