Efesus 4:15-16 (16) Dari pada-Nyalah seluruh tubuh, – yang rapi tersusun dan diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan kadar pekerjaan tiap-tiap anggota – menerima pertumbuhannya dan membangun dirinya dalam kasih.
Ketika melihat perkembangan dunia teknologi hari-hari ini, tidak ada seorang pun yang akan menyangkal bahwa memang sudah sedemikian canggih perkembangannya. Dunia tidak pernah sebegitu terkoneksi seperti sekarang. Peristiwa apapun yang terjadi di dunia ini, dalam beberapa detik saja sudah kita terima beritanya. Dalam sekejap mata segala berita, penting dan tidak penting, tersebar ke berbagai media termasuk yang
ada dalam genggaman tangan kita. Hampir tidak ada tempat di dunia ini yang tidak dapat dijangkau. Semua orang dapat menerima dan mengirimkan berita melalui telepon genggamnya.
Namun ironisnya, walaupun sepertinya dunia semakin terkoneksi dari wilayah satu ke wilayah yang lainnya melalui sebuah alat, banyak orang yang justru menjadi terasing. Canggihnya dunia teknologi ternyata tidak dibarengi dengan bertumbuhnya tingkat keterhubungan manusia dengan sesama. Justru individualismelah yang banyak terbangun. Banyak orang yang merasa tidak terkoneksi satu dengan yang lain seperti yang dialami generasi sebelumnya.
Alkitab dengan jelas mengatakan bahwa manusia diciptakan untuk saling berhubungan. Bahkan salah satu perkataan awal yang diucapkan Allah adalah, “Tidak baik kalau manusia itu seorang diri saja.” Manusia diciptakan bukan untuk hidup sendiri saja. Kita diciptakan untuk berhubungan. Kita diciptakan menurut gambar dan rupa Allah, dimana Allah adalah kasih dan untuk dapat mengasihi kita harus punya orang yang dapat dikasihi. Terlepas apakah status kita menikah atau belum, pastikan bahwa manusia membutuhkan hubungan yang sehat dalam hidupnya.
Manusia mencoba menggantikan hubungan dengan banyak hal, namun percayalah tidak ada yang dapat menggantikan hubungan kita dengan Tuhan dan dengan sesama. Manusia umumnya hari-hari ini dapat tidak terkoneksi dengan Tuhan dan sesama tanpa merasa ada sesuatu yang hilang di dalam dirinya, namun ia tidak dapat tahan sebentar pun apabila ia tidak terkoneksi dengan dunia luar melalui kecanggihan alat.
Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita di minggu ini, sekaligus menjadi visi Tuhan bagi kita untuk tahun 2019 – 2020. Tuhan menekankan pentingnya dan inilah saat yang tidak boleh ditunda-tunda lagi bagi kita umat-Nya untuk senantiasa terkoneksi dengan Dia. Gagalnya keterhubungan yang benar antara kita dengan Tuhan akan membuat gagalnya kita orang percaya dalam membangun hubungan yang benar dengan sesama, apalagi untuk menyatakan kehendak Tuhan di bumi ini.
Seperti diketahui, kita diselamatkan bukan tanpa maksud. Kita selamatkan untuk suatu tujuan ilahi yang luar biasa, yaitu membawa suara Tuhan kepada dunia. Bagaikan sebuah konektor USB (Universal Serial Bus) yang menghubungkan komputer pusat dengan komputer ataupun peralatan yang lain demi tersalurkannya data ataupun sumber tenaga, demikian pula seharusnya setiap kita terkoneksi dengan Kristus yang adalah sumber segala-galanya bagi kita. Tanpa terkoneksi dengan baik, kita hanya akan membawa suara diri sendiri kepada dunia dan sesama.
Apakah yang diharapkan ketika kita orang percaya terkoneksi dengan benar dengan Tuhan?
(1). Keterhubungan menghasilkan hidup dalam kebenaran.
Ef. 4:15 tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala.
Dalam kehidupan sehari-hari, ada banyak kepalsuan dan kesalahan di sekitar kita, bahkan adanya ajaran-ajaran tentang kebenaran yang palsu dan salah. Kelihatannya seperti benar namun sesungguhnya tidak. Ajaran-ajaran seperti ini bisa mengombang-ambingkan orang-orang percaya yang imannya belum dewasa. Ayat ini mengajak kita makin hari makin bertumbuh dewasa dalam iman. Iman yang dewasa adalah teguh berpegang pada kebenaran di dalam kasih dan bertumbuh dalam segala hal ke arah Kristus yang adalah Kepala atau panutan.
Sekiranya ada orang yang kita kasihi, entahkah itu teman dekat, pasangan ataupun anggota keluarga, berapa lama sekali kita biasanya ingin berhubungan dan berkomunikasi dengannya? Tentunya sesering mungkin bukan? Sama halnya juga dengan Tuhan, ketika kita berkata bahwa kita mengasihi Dia, tentunya kita ingin menjalin keakraban sesering mungkin dengan-Nya. Keterkoneksian dengan Sang Sumber Kebenaran akan membuat kita semakin mengasihi-Nya, semakin ingin belajar banyak dari-Nya dan semakin ingin hidup sama seperti yang Ia kehendaki bagi kita.
(2). Keterhubungan menghasilkan fungsi yang benar
Ef. 4:16 Dari pada-Nyalah seluruh tubuh, – yang rapi tersusun dan diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan kadar pekerjaan tiap-tiap anggota -…
Salah satu gambaran yang paling umum tentang gereja dalam Alkitab adalah tubuh Kristus. Kita adalah tubuh, dimana Kristus adalah Kepala. Kita adalah anggota tubuh yang seharusnya terkoneksi dengan kepala. Sebagaimana Yesus pada waktu keberadaan-Nya sebagai manusia, berjalan berkeliling melakukan perbuatan-perbuatan yang besar, demikian pula seharusnya kita ketika terhubung dengan sang Kepala, juga melakukan perbuatan-perbuatan yang serupa. Kita adalah tubuh Kristus di dalam dunia.
Kita dapat berupa tangan Kristus. Kita juga adalah kaki, telinga, mata, mulut, hidung Kristus. Kita juga adalah hati Kristus bagi dunia dewasa ini. Dan semua itu akan berfungsi dengan baik ketika setiap anggota tubuh tersebut menempel pada posisinya masing-masing pada tubuh utamanya. Bayangkan apabila ada anggota tubuh yang tidak menempel sebagaimana seharusnya, maka sudah pasti bagian tersebut bukan saja tidak berfungsi, bahkan akan menjadi mati.
Mari jemaat Tuhan, biarlah melalui pesan Tuhan ini kita semakin memahami apa yang dimaksud dengan terkoneksi dengan Tuhan. Bukan sekedar suka berdoa, membaca Alkitab ataupun memuji-muji Tuhan sebagaimana memang seharusnya kita lakukan, namun menjalin lebih lagi kedekatan dengan Kristus dimana kita dapat menyerap kekuatan dari-Nya, menangkap isi hati, maksud dan rencana-Nya bagi kita. Dengan itu, maka kita tahu apa yang harus kita lakukan selama keberadaan kita di bumi ini. Keterhubungan yang benar dengan Tuhan akan menghasilkan keterhubungan yang benar dengan sesama.
Tuhan Yesus memberkati!