TANGKAS DALAM MENGHADAPI ANCAMAN SI JAHAT
2 Samuel 23:9-10 (10) Tetapi ia bangkit dan membunuh demikian banyak orang Filistin sampai tangannya lesu dan tinggal melekat pada pedangnya. TUHAN memberikan pada hari itu kemenangan yang besar. Rakyat datang kembali mengikuti dia, hanya untuk merampas.
Dari sekian banyak prajuritnya, Daud mempunyai pasukan elit yang terdiri dari 30 pahlawan. Mereka adalah para petarung terbaik di seluruh negeri. Namun, di atas tiga puluh orang itu, ada tiga orang yang lebih hebat lagi, yang biasa disebut dengan nama Triwira, yaitu Isybaal, Eleazar, dan Shama. Mereka berjuang, berkorban, dengan keberanian yang luar biasa, mereka menghadapi musuh yang jumlahnya jauh lebih banyak. Dan luar biasanya Alkitab mencatat hasil dari perjuangan para pahlawan itu adalah kemenangan. 2 Sam. 23:12: “Demikian diberikan Tuhan kemenangan yang besar.”
Ayat 10 di atas, mengisahkan salah satu dari Triwira yang bernama Eleazar. Ia maju berperang melawan orang Filistin, di saat mayoritas orang-orang Israel lainnya telah mengundurkan diri. Tetapi Eleazar justru bangkit dan membunuh demikian banyak orang Filistin sampai tangannya lesu dan tinggal melekat pada pedangnya. Tuhan memberikan pada hari itu kemenangan yang besar. Dan rakyat datang kembali mengikuti dia, hanya untuk merampas.
Peristiwa ini sedang mengajarkan kita bahwa pahlawan-pahlawannya Daud ini adalah orang-orang yang berani, punya kemampuan, dan sadar akan tanggung jawab untuk apa ia dipilih sebagai prajurit. Ketika menyadari bahwa ada musuh hendak menyerang (dalam hal ini adalah orang-orang Filistin) maka ia bangkit dan melawan orang-orang Filistin itu dengan kekuatan dan kemampuan yang ada. Ia tidak membiarkan musuh mengambil sedikit pun keuntungan dari situasi yang ada. Ia mengambil pedangnya dan membinasakan musuh demi musuh satu persatu.
Apa yang mau disampaikan mengenai ayat ini bagi kita? Ayat ini menekankan bahwa ada prajurit (berbicara tentang orang percaya) yang tidak mau menyerah begitu saja pada keadaan. Musuh bisa saja datang menyerang, tetapi orang percaya ini tidak mau membiarkan sedikitpun musuh bertindak apapun atau mencuri sesuatu apapun darinya. Pokoknya, ia tidak mau membiarkan musuh membuat acara apapun di hadapannya. Ini berbeda dengan sikap kebanyakan orang-orang pada umumnya, khususnya mereka yang tidak memiliki daya juang, yang membiarkan begitu saja musuh berulah di depannya.
Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita. Tuhan menghendaki agar kita orang percaya bangkit dan menjadi tangkas di dalam mengantisipasi atau menghadapi berbagai ancaman dan ulah dari si jahat. Seringkali tidak sedikit orang-orang percaya membiarkan pekerjaan si jahat terjadi begitu saja di depan matanya tanpa melakukan apa-apa, bahkan membiarkan si jahat beroperasi dalam kehidupan pribadinya (dalam keluarga, rumah tangga, dan pribadinya). Atau tidak sedikit pula orang percaya yang tidak menyadari kalau si musuh sedang terus-menerus membisikkan sesuatu di telinganya, sehingga akibatnya hatinya menjadi terganggu oleh berbagai hal negatif tanpa ia sadari. Yang tidak kalah parah adalah ketika orang percaya menyadari bahwa si jahat memang sedang melakukan aksinya, namun ia terlalu malas untuk melakukan tindakan apa-apa. Akhirnya, si jahat mulai menjajah kehidupannya di dalam berbagai aspek. Menyedihkan bukan?
Ini berbeda sekali dengan sikap yang dimiliki Eleazar yang sadar dan berawas-awas ketika ada pihak musuh sedang mengancam dan sedang akan melakukan aksinya, maka di tangannya telah melekat sebilah pedang terhunus siap untuk mengalahkan lawan. Nah, sikap ini yang Tuhan kehendaki untuk dimiliki setiap kita orang-orang percaya.
Kalau begitu, apa yang harus kita lakukan agar menjadi orang-orang percaya yang tajam, tangkas dan sigap?
(1). Pentingnya memiliki tubuh rohani yang terlatih (miliki Ketangkasan rohani atau spiritual agility)
2 Samuel 23:9 Dan sesudah dia, Eleazar anak Dodo, anak seorang Ahohi; ia termasuk ketiga pahlawan itu. Ia ada bersama-sama Daud, ketika mereka mengolok-olok orang Filistin, …
Di dalam terjemahan bahasa aslinya, kalimat ‘Eleazar ada bersama-sama dengan Daud’ adalah: ‘Eleazar ada di bawah pengawasan/pelatihan Daud’ dan mereka menantang orang Filistin. Bayangkan jumlah orang Filistin yang harus dihadapi itu tidak sedikit. Dan orang yang berani menantangnya sudah jelas bukan orang biasa yang tidak pernah berperang sebelumnya. Mereka adalah prajurit-prajurit Daud yang terlatih.
Memiliki tubuh yang sehat dan kuat adalah sesuatu yang tidak boleh diabaikan dalam kehidupan kita. Namun lebih dari itu, ada hal lain yang harus kita perhatikan dengan sungguh-sungguh, yakni melatih kehidupan rohani kita. Latihan rohani itu berguna karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang. Latihan rohani itu bukan sekedar datang beribadah, namun juga memiliki kebiasaan bersaat teduh membangun keintiman dengan Tuhan, meninggalkan dosa, memberitakan Injil, memeraktekkan apa yang kita dengar, dan belajar bersikap benar di tengah berbagai tantangan hidup yang dihadapi.
Melatih tubuh rohani dengan teratur bukan hanya menghasilkan tubuh rohani yang sehat, namun juga akan memiliki tubuh rohani yang tangkas atau memiliki spiritual agility, yaitu orang-orang yang memiliki kekuatan, ketepatan/keakuratan, ketajaman dalam mendeteksi gerakan si musuh, kecepatan bereaksi dengan benar, dan fleksibilitas yang sesuai dengan kondisi yang dihadapi pada situasi apapun tanpa kehilangan tujuan Tuhan.
(2). Pentingnya menyadari apa yang telah Tuhan percayakan, dan bangkit ketika ada kekuatan musuh mencoba merusak (miliki mentalitas pahlawan)
2 Samuel 23:9-10 (9) … ketika mereka mengolok-olok orang Filistin, yang telah berkumpul di sana untuk berperang, padahal orang-orang Israel telah mengundurkan diri. (10)Tetapi ia bangkit dan membunuh demikian banyak orang Filistin…
Menyadari adanya ancaman dari pihak musuh, Eleazar memutuskan untuk melakukan sesuatu tindakan heroik. Ia bisa saja mengikuti kebanyakan orang Israel lainnya yang pergi mengundurkan diri, karena ia beranggapan bahwa orang yang memiliki kepentingan dengan wilayahnya saja sudah tidak peduli. Namun yang luar biasa, Eleazar mengambil tanggung jawabnya bahwa ia tidak akan membiarkan musuh mengambil keuntungan sedikit pun di atas wilayah Israel, negerinya. Inilah yang dikatakan pribadi yang memiliki “mentalitas pahlawan.” Tidak peduli apa yang dilakukan orang lain, baginya dimanapun tanah bangsanya berada di situlah milik kepunyaannya juga.
Namun alangkah menyedihkannya apabila ada orang-orang percaya hari-hari ini yang tidak memiliki beban apa-apa akan bangsanya. Orang-orang yang tidak peduli akan masalah suksesi kepemimpinan di tahun mendatang. Padahal kemajuan bangsa kita ini ada pada pundak gereja Tuhan.
Dan alangkah lebih menyedihkannya lagi. Jangankan memiliki beban untuk bangsanya, bahkan ketika iblis sedang “mengobok-obok” rumah tangganya sendiri pun tidak sedikit orang percaya yang tidak mencoba untuk melakukan sesuatu. Padahal rumah tangga adalah wilayah terkecil yang Tuhan percayakan untuk kita jaga, rawat dan lindungi. Ingat, bahwa musuh tidak menyukai rumah tangga yang hidup rukun dan menangkap rencana Kerajaan Sorga di bumi ini. Segera lepaskan mereka di keluarga yang sedang “terbelenggu.”
Mari jemaat Tuhan, melalui pesan-Nya ini Tuhan hendak membangkitkan kembali para pahlawan-pahlawan-Nya yang telah diberikan kuasa untuk tampil menegakkan kebenaran, ambil otoritas kuasa Tuhan agar damai sejahtera Tuhan ditegakkan kembali di wilayah-wilayah yang Tuhan percayakan kepada kita mulai dari lingkup wilayah besar hingga lingkup yang paling kecil. Jangan biarkan si musuh mengambil keuntungan sedikitpun. Jadilah pribadi yang tangkas dan bermentalitaskan pahlawan!
Tuhan Yesus memberkati!