SIAPKAN RUANG UNTUK DIISIKAN LEBIH LAGI
1 Samuel 17:15-20 (20) Lalu Daud bangun pagi-pagi, ditinggalkannyalah kambing dombanya pada seorang penjaga, lalu mengangkat muatan dan pergi, seperti yang diperintahkan Isai kepadanya. Sampailah ia ke perkemahan, ketika tentara keluar untuk mengatur barisannya dan mengangkat sorak perang.
Daud tidak menyadari bahwa apa yang ia lakukan hari itu akan mengubah hari-hari hidupnya ke depan. Sebelumnya, Daud dikenal hanya sebagai seorang anak remaja biasa yang tugasnya menggembalakan kambing domba milik orang tuanya. Memang, setelah ia diurapi oleh nabi Samuel pun hidup Daud belum terlalu banyak berubah. Memang sesekali ia dipanggil ke istana Saul untuk bermain kecapi.
Karena ingin mengetahui keadaan anak-anaknya, yang adalah prajurit-prajurit Israel yang sedang bertugas di medan pertempuran, Isai menyuruh Daud untuk membawakan roti bagi kakak-kakaknya. Kesediaan Daud untuk meninggalkan kambing dombanya sementara waktu dan pergi mengangkat muatan berisi makanan tanpa disadari telah membawa Daud kepada suatu pengalaman penting yang mengangkat namanya. Apa yang dilakukan oleh Daud adalah ia sedang memperluas kapasitas ruang di hidupnya dan membiarkan Tuhan mengisinya.
Kapasitas berbicara tentang daya tampung atau kemampuan yang tersedia dalam hidup seseorang. Tuhan tahu bahwa dalam diri Daud terdapat kapasitas yang besar yang perlu dikembangkan. Daud dilahirkan bukan untuk sekedar menjadi seorang penggembala kambing domba saja, melainkan juga sebagai raja yang memerintah atas sebuah bangsa yang besar, dan seorang yang dekat dengan Tuhan yang melakukan kehendak-Nya. Tuhan akan memberikan segala sesuatu sesuai dengan kesanggupan, sejauh kita menyediakan ruang untuk diisi-Nya. Pilihan ada pada diri kita sendiri.
Daud bisa saja memutuskan untuk tetap menjadi seorang penggembala kambing domba seumur hidupnya. Namun ia menyadari bahwa ada banyak hal besar lain yang Tuhan berikan kesempatan kepada dirinya. Setiap peristiwa demi peristiwa yang ada di hadapannya seperti sedang membawa dia untuk terus naik. Itulah sebabnya, ia melibatkan Tuhan untuk memampukannya. Ia tidak mau merespon Tuhan dengan kapasitas yang seadanya.
Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita di minggu ini. Tuhan melihat masih banyak orang percaya yang membiarkan dirinya “puas dengan keadaan yang ada” tanpa mau mengembangkan kapasitasnya lebih lagi. Padahal, sama seperti terhadap Daud, Tuhan juga memersiapkan setiap kita untuk perkara-perkara yang jauh lebih besar. Mengapa kapasitas kita perlu dimaksimalkan? Tuhan membawa kita untuk mempersiapkan kita di masa depan sehingga kita menjadi kompeten di sana. Kita harus mengembangkan kapasitas kita supaya bisa fit dalam setiap musim yang ada. Kalau kita tidak berusaha mengembangkan kapasitas, kita akan hidup dalam putaran kehidupan yang biasa saja/rutinitas, terbawa dan terhanyut arus kehidupan manusia pada umumnya.
Beberapa prinsip yang perlu kita bangun berkaitan dengan pesan Tuhan ini, agar bisa dipakai lebih maksimal di dalam Tuhan, di antaranya adalah:
(1). Berani melangkah maju di tengah tantangan. Andalkan kekuatan Tuhan
1 Samuel 17:15-20 (20) Lalu Daud bangun pagi-pagi, ditinggalkannyalah kambing dombanya pada seorang penjaga, lalu mengangkat muatan dan pergi, seperti yang diperintahkan Isai kepadanya. Sampailah ia ke perkemahan, ketika tentara keluar untuk mengatur barisannya dan mengangkat sorak perang.
Mendatangi tempat pertama kali dimana kedua belah kubu akan berperang bukanlah sesuatu yang mudah. Daud tiba di lokasi dimana pasukan Filistin dan Israel sedang mengatur barisannya sambil diiringi sorak perang. Suasana tentu sedang mencekam pada masing-masing pihak. Daud bisa saja pulang kembali ke rumah ayahnya, namun ia memilih untuk menyelesaikan tanggung jawab yang dipercayakan kepadanya oleh ayahnya, yaitu mengantarkan makanan bagi kakak-kakaknya dan kepala pasukan seribu. Belum lagi ditambah munculnya Goliat yang mengintimidasi barisan Israel sehingga ketakutan.
Daud tidak menyadari bahwa keputusannya untuk terus melangkah maju di tengah suasana yang menakutkan karena sebuah tugas, ternyata sedang memaksimalkan kemampuan dan kapasitas dirinya untuk sesuatu yang lebih besar menanti di depan. Keputusan ini bukanlah hal yang mudah. Banyak orang memilih untuk berhenti bahkan mundur di tengah tantangan yang dihadapinya. Tidak sedikit orang yang ingin menjadi sesuatu yang besar, namun tidak mau menantang dirinya untuk terus melangkah maju. Pertumbuhan itu harus disengaja. Dan kadang kita butuh orang lain untuk menarik kapasitas kita. Mau bertumbuh atau tidak itu adalah keputusan. Jika ada kesempatan untuk bertumbuh, ambillah. Bersama dengan Tuhan, Dia yang akan mengajari kita.
(2). Berani melangkah dengan cara yang Tuhan siapkan bagi kita. Orang lain memiliki caranya sendiri.
1 Samuel 17:38 Lalu Saul mengenakan baju perangnya kepada Daud, ditaruhnya ketopong tembaga di kepalanya dan dikenakannya baju zirah kepadanya.
Ketika Saul mengenakan baju perangnya kepada Daud, Daud mengatakan bahwa ia malah tidak bisa memakainya. Baju perang Saul membuatnya menjadi kaku. Bukan saja ukurannya yang terlampau besar, mengingat Saul memiliki ukuran tubuh yang lebih tinggi dan besar, namun juga terlalu berat bagi Daud. Memaksakan diri untuk tetap mengenakan baju perang tersebut akan membuatnya sulit untuk bergerak. Sedangkan untuk melawan Goliat Daud membutuhkan keleluasaan. Daud menyadari cara Tuhan di dalam mengajarkannya melawan singa dan beruang berbeda dengan cara para tentara di medan peperangan.
Pengalaman Daud bersama Tuhan di hari-hari penggembalaan kambing dombanya telah membuat ia paham bahwa Tuhan punya cara yang unik di dalam mengajarkan strategi kepadanya. Demikian pula dengan kita, temukan cara Tuhan atau strategi Tuhan di dalam mengajarkan kita dalam menghadapi berbagai situasi. Cara Tuhan di dalam mengajarkan sesuatu kepada kita tentu berbeda dengan cara Tuhan mengajarkannya kepada orang lain. Tuhan mengetahui kondisi masing-masing umat-Nya. Kita tidak bisa mengikuti strategi orang lain begitu saja, karena polanya biasanya berbeda. Ketika kita mau memelajarinya, sesungguhnya kita sedang memerluas kapasitas diri kita.
Mari jemaat Tuhan, pesan ini sedang mengajarkan kepada kita, apapun yang Tuhan percayakan saat ini jangan biarkan berlalu begitu saja. Miliki kerinduan untuk ingin mengembangkannya lebih lagi. Rindukan untuk mau belajar lebih lagi. Semakin besar kapasitas yang tersedia, semakin Tuhan akan mengisikannya dengan hal-hal yang lebih besar lagi.
Tuhan Yesus memberkati!