SIAPA YANG PEGANG KENDALI HIDUPMU? (WHO IS IN CONTROL OF YOUR LIFE?)
Markus 5:1-20 (2) Baru saja Yesus turun dari perahu, datanglah seorang yang kerasukan roh jahat dari pekuburan menemui Dia. (3) Orang itu diam di sana dan tidak ada seorang pun lagi yang sanggup mengikatnya, sekalipun dengan rantai,
Kisah ini diawali dengan baru mendaratnya Yesus beserta para murid di sebuah wilayah yang sebelumnya dikatakan ‘seberang danau’, yaitu daerah Gerasa atau Gadara (Yun. Gadarenos). Suatu perjalanan yang cukup melelahkan. Maklum mereka baru saja melewati terjangan angin taufan yang dahsyat ketika menyeberang dengan perahu di atas danau. Sebetulnya, untuk tujuan apakah mereka sampai harus bersusah-susah menempuh situasi yang menegangkan ini?
Ternyata tujuan mereka adalah untuk menyelamatkan seorang yang dirasuk ribuan roh jahat atau legion. Hati Yesus sangat terbeban pada orang Gerasa ini. Sebetulnya bukan hanya terhadap satu orang ini saja, Yesus pun rindu menyelamatkan semua kaum Gerasa yang ada di daerah seberang danau itu.
Sebelum penjelasan lebih lanjut, mari lihat terlebih dahulu kondisi orang yang dirasuk setan ini. Betapa menyedihkannya. Ia tidak berdaya untuk mengontrol dirinya sendiri. Bahkan orang lain pun sulit mengendalikan dirinya. Dikatakan bahwa tidak ada seorang pun lagi yang sanggup mengikatnya, sekalipun dengan rantai, karena sudah sering ia dibelenggu dan dirantai, tetapi rantainya diputuskannya. Tidak ada orang cukup kuat untuk menjinakkannya. Ia berkeliaran di pekuburan dan di bukit-bukit sambil berteriak-teriak dan memukuli dirinya dengan batu. Bisa dibayangkan, seperti inilah orang yang sedang berada di bawah kontrol roh jahat. Seperti kerbau yang dicocok hidungnya.
Melalui kisah Gerasa atau Gadara ini kita diperingatkan bahwa jangan sampai orang-orang percaya disadari atau tanpa disadari menyerahkan dirinya pada kontrol yang salah. Mengacu pada kisah Gerasa ini, beberapa kuasa yang dapat mengontrol hidup seseorang di antaranya adalah “berada di bawah kuasa si jahat.” Ini bukan diartikan secara literal bahwa orang percaya dapat dirasuk roh jahat, namun lebih kepada terbawa melakukan hal-hal yang bertentangan dengan kebenaran firman dan hidup dalam keterikatan akan sesuatu hal atau suatu kebiasaan buruk. Bukankah tujuan iblis adalah membuat orang-orang percaya tidak fokus pada Tuhan dan menyimpang dari kebenaran? (Yoh. 8:44).
Ada istilah, bahwa orang percaya “tidak perlu” sampai kerasukan, namun cukup dengan cara terikat oleh berbagai macam hal buruk dan hidup yang dipimpin oleh dirinya sendiri. Itu saja sudah cukup. Hal itu sudah dianggap keluar dari track kebenaran yang dikehendaki Tuhan.
Kontrol salah selanjutnya yang dapat menguasai orang-orang berdasarkan peristiwa Gerasa adalah “berada dibawah kendali materi.” Artinya, yang kerap menjadi prioritas utama orang tersebut adalah hal-hal yang berhubungan tentang materi, tidak peduli apapun yang Tuhan mau lakukan terhadapnya. Pemilik-pemilik babi dikatakan telah mengusir Yesus karena merasa Yesus telah menimbulkan kerugian bagi mereka, padahal mereka telah melihat sendiri bahwa orang yang kerasukan tersebut telah pulih dilepaskan oleh Yesus (Mar. 5:15). Yang ada dalam pikiran mereka hanyalah apakah Yesus membawa keuntungan secara ekonomi bagi mereka atau tidak. Hal ini termasuk di dalamnya orang-orang yang mendahulukan materi di atas segalanya.
Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita. Sebetulnya inti pesan-Nya ini adalah apabila ingin mengalami hidup yang berkemenangan dan berfungsi seperti yang dikehendaki Tuhan, maka pastikan hidup kita harus selalu berada di bawah kontrol yang benar. Dan kontrol yang benar adalah hidup di bawah kendali kuasa Kristus.
Ingat beberapa waktu lalu, kita pernah mendapatkan pesan Tuhan: “Kerajaan siapa yang kita representasikan?” Dikatakan ada 4 Kerajaan, yaitu Kerajaan Sorga (Kingdom of God), kerajaan gelap (kingdom of darkness), kerajaan diri sendiri (kingdom of self),
dan kerajaan dunia (kingdom of this world). Ketika seorang percaya tidak menjadi representasi Kerajaan Sorga, maka ia sesungguhnya sedang merepresentasikan dirinya pada salah satu atau lebih kerajaan-kerajaan lainnya. Seperti misalnya yang terjadi pada orang-orang gerasa. Yang satu berada di bawah kuasa kegelapan (kingdom of darkness), yang satunya lebih mementingkan keadaan ternaknya atau usahanya, dimana keberadaan Yesus yang membawa kabar kelepasan tidak mereka pedulikan (kingdom of this world), type yang satunya adalah tidak mau tahu tentang kuasa Tuhan, yang penting jangan mengusik kenyamanan dirinya sendiri (kingdom of self).
Apabila seseorang memersilahkan Kristus masuk dan bertahta sebagai Raja di hidupnya, maka sesuatu yang luar biasa terjadi. Orang yang kerasukan di gerasa itu lalu Yesus pulihkan. Dari pribadi yang sebelumnya berada dibawah kendali kerajaan kegelapan diubahkan Tuhan menjadi representasi Kerajaan Sorga (Markus 5:18-20). Dari seorang yang tidak menangkap rencana Tuhan menjadi alat yang luar biasa di tangan-Nya.
Kebenaran apa yang perlu kita pahami agar hidup kita senantiasa berada dalam kontrol kuasa Tuhan?
(1). Hidup yang memiliki perrsekutuan yang baik dengan Tuhan
Markus 5:20 Orang itu pun pergilah dan mulai memberitakan di daerah Dekapolis segala apa yang telah diperbuat Yesus atas dirinya dan mereka semua menjadi heran.
Tuhan melalui pesan-Nya ini memberi kabar suka cita bagi kita bahwa mari senantiasa jadikan diri-Nya sebagai pusat pengendali hidup kita. Tuhan pilih kita karena ia memiliki rencana yang luar biasa. Ingat pesan Tuhan minggu kemarin, Bahwa Tuhan tidak mau kita tetap berada di posisi yang lama dalam keadaan yang begitu-begitu saja. Ia ingin membawa kita ke posisi yang lebih tinggi. Jangan nyaman berada di posisi lama atau bahkan di posisi yang terus melorot turun.
Membangun persekutuan itu bukan soal datang kepada Tuhan dan mengadukan sesuatu, namun tentang menjalin relationship atau keterhubungan dengan Tuhan hari lepas hari. Belajar mengenal tuntunan-Nya. Dan bersyukur kalau Tuhan juga telah memerlengkapi kita dengan kuasa Roh Kudus-Nya kepada kita. Bagian kita adalah minta agar Roh Kudus penuh di dalam kita. Ada istilah atau quote seperti ini: “Lebih baik bersusah-susah membangun persekutuan intim dengan Tuhan, daripada bersusah-susah memerbaiki kerusakan yang terjadi akibat berjalan mengikuti kehendak sendiri, karena keduanya membutuhkan waktu di dalamnya” (IGS).
(2). Hidup yang memiliki visi Tuhan dan memercayai janji-janji-Nya
Markus 5:1 Lalu sampailah mereka di seberang danau, di daerah orang Gerasa (NKJV: Then they came to the other side of the sea, to the country of the Gadarenes).
Sejak dari awal perikop ini dimulai dengan Yesus pergi ke Gerasa, bahkan sampai rela bersusah-susah menerjang badai. Mengapa Yesus begitu terbeban atas Gerasa? Bukankah sebelum Amanat Agung target penginjilan Yesus adalah hanya untuk menyelamatkan mereka yang terhilang dari Israel. Sedangkan yang kita tahu wilayah Gerasa adalah tidak termasuk wilayah Israel. Bahkan wilayah Dekapolis (kota di wilayah itu) dikatakan wilayah penyembahan berhala.
Konon Gadara adalah wilayah yang dihuni keturunan-keturunan dari kaum Gad, salah satu dari 2,5 suku Israel yang memilih untuk tidak mau menyeberang masuk ke Tanah Perjanjian di zaman Musa. Mereka lupa bahwa Tuhan telah membawa mereka keluar dari perbudakan Mesir, karena Tuhan punya visi, yaitu membawa mereka semua masuk ke Tanah Perjanjian. Jadi perkara masuk Tanah Perjanjian adalah tujuan-nya Tuhan atau Visi-Nya Tuhan bagi umat-Nya.
Orang-orang yang berjalan dalam visi-Nya Tuhan, mungkin saja melewati kondisi jalan yang tidak mudah, namun satu hal yang perlu kita ketahui, Tuhan berjanji untuk menyertai dan membela umat-Nya dalam segala keadaan. Sebaiknya, orang-orang yang memilih untuk berjalan mengikuti kehendak mereka sendiri, secara sepintas terlihat nyaman, berlimpah dan mudah. Namun tanpa disadari lambat laun mereka akan mengalami degradasi iman.
Mari jemaat Tuhan, apa yang dapat kita tangkap melalui pesan-Nya ini? Perjalanan Yesus beserta para murid melewati danau Galilea yang tidak mudah demi untuk menyelamatkan kaum Gerasa adalah bukti bahwa betapa Tuhan rindu agar tidak satu orang pun yang hidup berada di luar kendali kuasa-Nya. Tuhan rindu umatnya hidup berfungsi sebagai perwakilan Sorga di bumi, sebagaimana Tuhan telah mengubahkan orang yang tadinya dirasuk roh-roh jahat di Gerasa menjadi seorang yang diubahkan Tuhan menjadi seorang pemenang jiwa di wilayah Dekapolis (Mar. 5:20). Luar biasa bukan? Mari jadikan Kristus sebagai satu-satunya pengendali hidup kita. Amin!
Tuhan Yesus memberkati!