PERTAJAM MATA IMANMU (Sharpen Your Faith Vision)
Bagi jemaat RDMB yang mengikuti pesan Tuhan tepat pada pergantian tahun 2020- 2021 tentu masih ingat pernyataan Tuhan, yaitu tentang kondisi tahun 2021 yang pada waktu itu akan dimasuki, seperti kapal laut yang sedang berlayar di tengah gelombang besar. Suatu perjalanan yang tidak mudah yang akan dimasuki. Dan benar saja, hampir sepanjang 2021 Indonesia berada di tengah “gelombang besar”, terbukti dengan terjadinya gelombang 2 Covid-19 yang puncaknya berada di bulan Juli, betul-betul “gelombang” yang diwarnai dengan adanya Badai Sitokin.
Memasuki tahun 2022, tidak ada yang tahu seperti apa kondisi tahun yang akan dimasuki ini. Tetapi bersyukur, melalui pesan-Nya, Tuhan sudah memberikan gambarannya. Bagian kita adalah tangkap dan persiapkan diri kita sedemikian rupa.
Melalui firman yang mendasari pesan Tuhan ini, mari kira tangkap seperti apa kondisi yang akan terjadi dan hal apa saja yang mesti kita persiapkan.
Markus 8:18-21 (17) Dan ketika Yesus mengetahui apa yang mereka perbincangkan, Ia berkata: “Mengapa kamu memperbincangkan soal tidak ada roti? Belum jugakah kamu faham dan mengerti? Telah degilkah hatimu?
Di atas perahu di tengah danau Galilea, Yesus membuka percakapan dengan tujuan memeringati para murid: “Berjaga-jagalah dan awaslah terhadap ragi orang Farisi dan ragi Herodes.” (Ay. 14-15). Namun lihat apa yang dikatakan para murid. “Maka mereka berpikir-pikir dan seorang berkata kepada yang lain: “Itu dikatakan-Nya karena kita tidak mempunyai roti.” (Ay. 16). Kebetulan juga murid-murid memang sedang lupa membawa roti pada waktu itu. Apa yang mereka tangkap tidak nyambung dengan apa yang dimaksudkan oleh Yesus. Mereka lebih berpikir dan mendiskusikan soal roti dalam makna yang sebenarnya bukan inti persoalan yang dimaksud Yesus! Murid-murid di situ terlihat begitu lamban dan gagal paham.
Terpaksa Yesus harus mengulangi “pelajaran-pelajaran” sebelumnya. Ibarat sekolah, maka guru perlu mengulangi lagi mata pelajaran yang sudah berlalu di “semester awal.” Karena yang dikhawatirkan murid-murid adalah tentang ketersediaan roti untuk perut mereka. Maka Yesus perlu mengulang lagi pelajaran tentang peristiwa “5 roti dan 2 ikan untuk 5.000 orang ” dan peristiwa “7 roti untuk 4.000 orang” dimana hasil dari kedua peristiwa tersebut menyisakan berbakul-bakul roti.
Ada apa dengan para murid yang begitu lamban memahami dan mengerti perkataan guru mereka tersebut? Yesus sendiri pun bertanya kepada para murid, bahwa mengapa mereka mempunyai mata tapi tidak melihat dan mempunyai telinga tetapi tidak mendengar. Yesus menegur bukan karena Ia membenci para murid yang lambat untuk mengerti, namun Ia menguatirkan keadaan para murid di hari-hari ke depan apabila mereka tetap pada keadaan rohani yang sama dan tidak mau meng’up-grade‘ mata rohani mereka. Bukankah akan membahayakan mereka sendiri.
Yesus mengetahui, apa yang bisa diharapkan dari sekawanan kecil para murid yang “lamban dan bodoh” ini apabila berhadapan dengan kaum Farisi yang akan menghantarkan manusia menuju penyesatan laksana “ragi” beracun bagi banyak orang dan Kelompok Herodian, para penguasa politik yang siap membantai siapa saja yang dianggap jadi penghalang?
Disaat para murid belum mampu menangkap maksud Yesus, malah kuatir tentang hal roti untuk dimakan.
Para murid memang punya mata jasmani untuk melihat, punya telinga jasmani untuk mendengar seperti manusia pada umumnya. Namun mereka belum memiliki mata dan telinga rohani yang tajam! Mata rohani dan telinga rohani untuk dapat melihat dan mendengar hal-hal yang tidak dapat dilihat dan didengar dengan mata dan telinga jasmani biasa. Mata rohani dan telinga rohani yang tajam akan berguna untuk mengetahui rahasia-rahasia Allah yang tersembunyi.
Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita. Bagaikan orang yang sedang memasuki sebuah hutan – bukan hutan yang lebat dan menyeramkan – namun cukup terang untuk dimasuki oleh cahaya matahari. Yang dibutuhkan di sini adalah kewaspadaan. Jemaat RDMB bagaikan orang-orang yang sedang memegang senjata berjalan memasuki hutan itu (ingat apa itu visi 2022). Keadaan mungkin terlihat seperti aman-aman saja, namun jangan lengah karena apa yang tidak kita duga, bisa menjadi ancaman. Sewaktu-waktu ada saja binatang tertentu atau bahaya tertentu yang menjadi ancaman. Tuhan mau, ketajaman kita di dalam memahami dan dalam menggunakan senjata. Tahu kapan menggunakannya, tahu kapan datangnya bahaya mengancam. Artinya, jangan hanya berjalan dengan mengandalkan mata jasmani semata-mata
Satu hal yang dibutuhkan agar dapat berjalan sepanjang tahun 2022 dengan kemenangan, di antaranya adalah:
Mulai pertajam mata imanmu (Sharpen Your Faith Vision)
Markus 8: 18 Kamu mempunyai mata, tidakkah kamu melihat dan kamu mempunyai telinga, tidakkah kamu mendengar?
Kata ‘mata’ (Yun. Opthalmos) yang artinya mata untuk memandang, dan kata ‘melihat’ (Yun. Blepo) dalam kalimat “Tidakkah kamu melihat” memiliki arti ‘melihat’ dalam pengertian bukan hanya sekedar pandangan biasa, atau sejauh mata memandang, namun memandang dalam pengertian to discern, to see with mind’s eyes, to know by experience, to observe, to have the power of understanding. Kemampuan melihat seperti ini tidak bisa dibeli atau dipelajari, namun diperoleh melalui hubungan dengan Tuhan. Untuk memiliki semua ini kita harus membangun keakraban dengan Tuhan. Harus berjalan bersama-sama terlebih dahulu. Seperti seseorang berjalan bersama dengan pasangannya dalam sebuah rentang waktu tertentu, ia akan mengalami banyak hal yang lebih mengakrabkan hubungan mereka.
Yang diperlukan adalah meluangkan waktu untuk bercengkerama dengan Tuhan dan firman-Nya. Apabila di tahun yang baru ini hubungan yang kita jalin dengan Tuhan masih begitu-begitu saja atau sekedar formalitas sebagai umat beragama saja, maka jangan sampai ke depan kita akan sering salah mengerti sama seperti murid-murid yang gagal paham dengan Yesus.
Entah berapa lama kita telah mengiring Yesus, bersama-sama dalam perahu yang kita sebut sebagai Gereja, tapi apakah selama ini kita sudah menjadi murid yang mau terus belajar, menangkap, mencerna, memahami serta meyakininya melalui kedekatan, sehingga menjadi murid yang beriman mapan, ataukah masih dalam taraf sebagai pengikut Tuhan biasa yang penuh keraguan, kekuatiran akan banyak hal.
Perkataan Yesus pada bagian akhir, “masihkah kamu belum mengerti?” (ayat 21) adalah tantangan, supaya kita menentukan sikap percaya secara sungguh-sungguh. Marilah kita pertajam mata dan telinga rohani kita agar kita dapat berjalan memasuki tahun 2022 dan mengenali mana yang dapat kita lakukan dan mana yang jangan kita lakukan, agar dapat mengenali adanya keadaan bahaya “di tengah hutan” yang mencoba menyerang kita dan menembaknya dengan tepat ke sasaran, agar kita memahami rahasia-rahasia Tuhan yang tersembunyi, dan agar kita tidak mudah terombang ambing. Tidak mudah disesatkan. Tidak mudah terperangkap! Amin!
Tuhan Yesus memberkati!