Persiapkan Generasi yang Menangkap Tujuan Tuhan (Pesan Gembala, 21 Desember 2025)

PERSIAPKAN GENERASI YANG MENANGKAP TUJUAN TUHAN

1 Samuel 3:10 Lalu datanglah TUHAN, berdiri di sana dan memanggil seperti yang sudah-sudah: “Samuel! Samuel!” Dan Samuel menjawab: “Berbicaralah, sebab hamba-Mu ini mendengar.” 

Tuhan rindu umat-Nya hidup dalam tujuan Tuhan dari generasi ke generasi. Dan tanggung jawab untuk memersiapkan generasi selanjutnya tersebut ada di pundak generasi sebelumnya atau yang disebut orang tua. Alkitab memeringatkan para orangtua untuk tidak lalai mendidik anak-anaknya, sebab apabila lalai melakukan tanggung jawab ini akan berakibat sangat fatal bagi generasi mendatang. 

Orangtua bertanggung jawab penuh terhadap anak-anaknya secara jasmani dan rohani. Banyak orangtua yang hari-hari ini hanya memerhatikan sisi kebutuhan jasmani anak-anaknya saja, seperti pemenuhan akan pendidikan umum dan materi, namun kurang memerhatikan kebutuhan rohaninya. Kebutuhan rohani yang dimaksudkan adalah menanamkan prinsip-prinsip Alkitabiah, mengajarkan firman Tuhan, serta memberikan keteladanan hidup takut akan Tuhan. 

Kehidupan keluarga imam Eli dalam kisah Samuel menjadi sebuah pelajaran berharga. Imam Eli tidak mengajarkan kebenaran firman Tuhan, tidak menegur, ataupun memeringatkan anak-anaknya, walaupun jelas-jelas anak-anaknya telah berlaku dursila dan tidak mengindahkan Tuhan. Kasih dan teguran haruslah berjalan seimbang.

Mendidik dan mengajarkan firman Tuhan kepada anak harus dilakukan sejak dini. Ini adalah langkah yang tepat untuk memersiapkan suatu generasi yang takut akan Tuhan. Rumah harus menjadi tempat pendidikan rohani dan tempat anggota keluarga bersekutu dan menyembah Tuhan. 

Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi umat-Nya. Dari sejak lembar pertama di Alkitab, Tuhan sudah berbicara tentang pernikahan dan dari pernikahan yang dikehendaki Tuhan (laki-laki segambar dan serupa dengan Allah yang dipersatukan dengan perempuan yang segambar dan serupa dengan Allah) dilahirkanlah keturunan-keturunan ilahi yang luar biasa (Kejadian 1:28).

Apakah generasi ilahi tersebut akan otomatis “memenuhi bumi, menaklukkan, dan berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara begitu saja”? Generasi tersebut tidak serta merta tumbuh begitu saja dan tiba-tiba menjadi sesuatu yang luar biasa. Ingat, tanpa orang tua memersiapkannya secara serius, hal itu tidak akan pernah terjadi. Anak panah itu harus berada di tangan pahlawan terlebih dahulu (Mazmur 127:), barulah anak panah itu dapat dilesatkan ke tujuan-Nya Tuhan.

Tidak ada kata terlambat untuk kali ini sungguh-sungguh mengajarkan anak-anak berjalan bersama Tuhan. Entahkah anak-anak tersebut masih kecil, ataupun sudah menjelang dewasa, hal ini harus ditekankan kembali. Jangan sampai kekristenan kehilangan “generasi Samuel,” yaitu anak-anak yang dapat mendengar suara Tuhan dan berjalan ke tujuan Tuhan.

Hal apa yang harus kita perhatikan agar generasi unggul yang menangkap tujuan Tuhan dapat terjadi? Beberapa di antaranya adalah:

(1). Jangan cepat merasa puas melihat pertumbuhan yang terjadi

1 Samuel 3:11 Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Samuel: “Ketahuilah, Aku akan melakukan sesuatu di Israel, sehingga setiap orang yang mendengarnya, akan bising kedua telinganya.

Ketika Samuel mendengar ada suara yang berkali-kali memanggil namanya, akhirnya tahulah ia bahwa itu adalah suara Tuhan. Samuel memberi respon yang tepat dengan memberikan telinga hatinya untuk menerima pesan Tuhan. Di situ Tuhan berbicara banyak kepada Samuel tentang apa yang akan Ia lakukan terhadap imam Eli.

Sejak usia dini Samuel sudah terbiasa berkomunikasi dengan Tuhan. Ia bertumbuh semakin dewasa menjadi nabi penyampai perkataan-perkataan Tuhan. Panggilan Tuhan atas hidup seseorang memang berbeda satu dengan yang lain, namun yang pasti setiap orang percaya sebetulnya dipilih untuk menjadi rekan sekerja-Nya Tuhan.

Survei yang dilakukan oleh Barna Institute terhadap anak-anak muda Kristen di awal tahun 2025 menunjukkan kondisi yang cukup serius dimana banyak orang-orang tua merasa puas apabila melihat anak-anaknya cukup dengan status Kristen sebagai agama semata-mata, namun tidak mengenal Kristus secara pribadi. Hanya sedikit prosentase anak-anak muda yang sungguh-sungguh bertumbuh menjadi murid-murid Kristus yang bergairah mewujudkan imannya.

(2). Jangan memberikan kesan bahwa mengiring Tuhan adalah sesuatu yang sulit/mengawang-awang

1 Samuel 3:1-2 (1) Samuel yang muda itu menjadi pelayan TUHAN di bawah pengawasan Eli. Pada masa itu firman TUHAN jarang; penglihatan-penglihatan pun tidak sering. (2) Pada suatu hari Eli, yang matanya mulai kabur dan tidak dapat melihat dengan baik, sedang berbaring di tempat tidurnya.

Sebetulnya, situasi dimana Samuel kecil tumbuh pada waktu itu bukan pada situasi yang baik. Kepemimpinan bangsa Israel yang dipimpin oleh imam Eli sedang dalam keadaan yang suram. Suram bukan semata-mata karena situasi bangsa, namun suram karena imam Eli tidak melakukan fungsinya dengan benar. Dikatakan pada masa itu firman Tuhan sudah jarang dan penglihatan-penglihatan ilahipun tidak sering.

Bahkan perbuatan dursila anak-anak imam Eli dibiarkan berlangsung begitu saja tanpa ada yang berani menegurnya, termasuk imam Eli sendiri. Sampai akhirnya datanglah teguran dari Tuhan terhadap imam Eli melalui seorang nabi Tuhan (1 Samuel 2:29) dan juga melalui Samuel. Mengapa Tuhan menegur imam Eli, bukan langsung terhadap anak-anaknya?

Karena Eli telah melalaikan tugas dan fungsinya sebagai pemimpin atas anak-anaknya, bahkan pemimpin atas Israel. Karena semua itu harus dimulai dari dalam rumah. Orang tua mungkin mengajarkan teori, namun anak-anak menantikan praktek yang dilakukan para orang tua mereka tersebut. Ketika anak-anak melihat bahwa apa yang diajarkan saja sulit dilakukan oleh para orang tua, apalagi oleh mereka. Sehingga anak-anak generasi sekarang dengan mudah menyimpulkan bahwa mengiring Tuhan adalah sesuatu yang sulit dan mengawang-awang.

Mari jemaat Tuhan, biar bagaimanapun, Tuhan melalui pesan-Nya ini tetap memercayakan para orang tua untuk tidak membiarkan sebuah generasi berjalan sendiri begitu saja tanpa ada yang membimbing dan memberikan teladan. Oleh sebab itu, jadilah pahlawan bagi “anak-anak panah” yang Tuhan percayakan ini, agar tiba saatnya nanti ketika dilesatkan, “anak-anak panah” itu tepat menancap di target-Nya Tuhan.

Tuhan Yesus memberkati!

Persiapkan Generasi yang Menangkap Tujuan Tuhan (Pesan Gembala, 21 Desember 2025)

| Warta Jemaat |
About The Author
-