PERLIHATKAN DAN PERTAHANKAN IDENTITAS KITA
1 Petrus 2:9 Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib:
Adalah sangat penting bagi kita orang percaya untuk menyadari siapa sesungguhnya kita ini di dalam Tuhan. Setiap orang pastilah memiliki latar belakang yang berbeda-beda: siapa orang tua kita, asal usul kita dari kota mana, atau apa kewarganegaraan kita, pekerjaan kita, dan sebagainya. Ternyata kita bukan hanya semata-mata memiliki “identitas lahiriah” saja seperti yang disebutkan tadi, namun kitapun memiliki “identitas spiritual”, siapa diri kita sesungguhnya di dalam Tuhan. Dan identitas inilah yang akan lebih memainkan peranan penting di dalam keberadaan kita di bumi ini.
Kesadaran akan identitas yang benar ini yang membuat keberadaan kita menjadi jelas dan terang benderang di dalam memosisikan diri kita. Terhadap si jahatpun kita dengan mudah memosisikan diri kita sebagai pihak yang berseberangan dengannya, dan ini yang membuat kita jelas terlihat baik oleh kawan maupun lawan. Posisi jati diri yang benar akan memudahkan orang-orang untuk mengenal siapa, darimana, dan apa tujuan keberadaan kita. Sehingga kita tidak menjadi pribadi yang “tidak jelas”, sulit untuk orang mengidentifikasi siapa kita yang sesungguhnya.
Di Alkitab misalnya, ketika orang-orang memertanyakan siapa sesungguhnya tokoh-tokoh ini, maka dengan jelas mereka memaparkan identitasnya dengan gamblang. Misal Yohanes Pembaptis, ketika orang-orang memertanyakan keberadaan dirinya, apa tujuan hidupnya, atau apakah ia adalah Mesias yang dinantikan, maka Yohanes Pembaptis menjelaskan identitas siapa dirinya sesungguhnya. Bahwa ia bukan Mesias. Ia adalah suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Luruskanlah jalan Tuhan! seperti yang telah dikatakan nabi Yesaya (Yohanes 1:19-23). Jelas sekali identitas Yohanes Pembaptis. Bukan sekedar pengakuan keluar dari diri pribadinya. Yang membuat diri Yohanes Pembaptis kokoh dan tidak tergoyahkan adalah karena identitas dia jelas ada tertulis di kitab suci (ayat 23).
Demikian pula Yesus, pada saat Ia hendak memulai pelayanan-Nya, Ia memerkenalkan jati diri-Nya terlebih dahulu kepada orang banyak. Siapa diri-Nya, dari mana Ia berasal, kuasa apa yang menaungi-Nya, dan apa yang akan Ia lakukan. Semua jelas teridentifikasi dengan baik (Lukas 4:18-19). Dan lagi-lagi, identitas itu bukan pengakuan semata-mata dari diri pribadinya, melainkan Kitab Suci jauh sebelumnya telah mengatakannya (Yes. 61:1-2).
Bagaimana dengan kita, apakah Kitab Suci mengatakan sesuatu tentang siapa jati diri kita? Jelas ada. Ada tertulis di 1 Petrus 2:9-10 dan di pasal-pasal lainnya. Nah, inilah saat dimana kita bercermin akan siapa yang dimaksud dengan gereja Tuhan atau kita sebagai orang percaya. Itulah identitas kita! Siapa diri kita sesungguhnya sebagai orang percaya, milik siapa kita, dari mana kita berasal, dan apa tujuannya serta peran apa yang harus kita mainkan.
Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita. Tuhan mau kita menyadari siapa sesungguhnya kita di hadapan-Nya dan memastikan kita untuk bergerak dan berperilaku sebagai layaknya identitas yang kita miliki. Apa yang Kitab Suci katakan tentang siapa sesungguhnya diri kita. Ketika kita sebagai orang percaya tidak berhati-hati dengan identitas kita, maka si jahat mulai beraksi untuk melakukan sesuatu. Si jahat akan berusaha menyamarkannya.
Sejak dari zaman Adam dan Hawa, si jahat berusaha untuk mengelabui identitas manusia. Misalnya, ketika Hawa digoda untuk memakan buah dari pohon yang dilarang Allah untuk dimakan, apa jenis godaan apa yang dilakukan si ular itu? Godaan identitas! “bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah,…” Sampai hari ini, si iblis akan berusaha terus untuk menyamarkan dan memutarbalikkan identitas umat manusia.
Beberapa prinsip yang harus kita pahami berkaitan dengan pesan Tuhan ini, di antaranya adalah:
(1). Identitas akan menggerakkan tindakan dan perkataan kita
1 Petrus 2:9 Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, ….
Sama seperti deklarasi yang diucapkan Yesus pada saat Ia mulai melayani dimana Ia mengatakan siapa dirinya, kuasa apa yang menaungi-Nya, dan apa yang akan Ia lakukan. Dan betul, seperti apa yang Yesus katakan tentang diri-Nya, Ia memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, mencelikkan orang-orang buta, dan lain-lain. Kesadaran akan identitas-Nya membuat Ia bersikap dan berkata-kata tepat seperti siapa sesungguhnya Ia dan darimana Ia berasal.
Demikian juga apa yang tertulis tentang orang percaya di surat ke 1 Petrus 2:9, ketika kita sebagai gereja Tuhan sadar identitas kita, maka seharusnya itu akan memengaruhi tindakan dan perkataan kita, “… supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, …” Memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia tentu banyak jenis tindakannya. Kita bisa bersaksi, bisa mengajar, bisa memberitakan Injil keselamatan, dan lain-lain. Namun pahamnya orang percaya akan prinsip identitas otomatis akan menentukan tindakan dan perkataannya. Makanya kita akan sangat mudah mengidentifikasi dari mana seseorang berasal dan siapa yang ia representasikan adalah melalui tindakan dan perkataannya atau prinsip-prinsip yang ia hidupi.
(2). Identitas akan menentukan siapa yang mensupport kita
1 Petrus 2:11 Saudara-saudaraku yang kekasih, aku menasihati kamu, supaya sebagai pendatang dan perantau, kamu menjauhkan diri dari keinginan-keinginan daging yang berjuang melawan jiwa.
Meskipun kita semua dilahirkan di dunia, namun status identitas spiritual kita ketika dilahirbarukan di dalam Kristus sudah bukan lagi dari dunia, melainkan berasal dari sorga. Kalau begitu untuk tujuan apa kita berada di dunia saat ini? Tujuan kita adalah membawa misi Kerajaan Sorga ke bumi. Dalam arti kata lain, kita disebut sebagai Duta Kerajaan Sorga, yaitu orang-orang yang mengemban tugas Kerajaan Sorga di bumi. Perilaku seorang duta besar mencerminkan kerajaan siapa yang diwakilinya! Seorang duta besar yang menjalankan tugas dari negara pusatnya, otomatis ia akan mendapat support dari negara yang ia representasikan. Problema yang ia hadapi di dalam menjalankan tugasnya pun akan ditopang oleh kerajaan yang mengutusnya, setelah sebelumnya ia juga telah diperlengkapi dengan imunitas dan lain-lain.
Nah, kembali kepada keberadaan kita. Kerajaan siapa yang kita wakili atau representasikan selamanya ini, maka kita akan mendapat support dari kerajaan tersebut.”Perilaku seorang duta mencerminkan kerajaan siapa yang diwakilinya.”
Ketika seseorang mengedepankan kepentingan kerajaan Sorga, maka Sorgalah yang mensupportnya. Sebaliknya, orang percaya yang membiarkan dirinya kembali terikat dengan perbuatan kegelapan, orang yang menghalang-halangi pekerjaan Tuhan, orang-orang yang merugikan pekerjaan Tuhan, tanpa disadari ia telah menjadikan dirinya musuh Allah. Nah, ingat, perilaku seorang duta mencerminkan kerajaan siapa yang diwakilinya. Kalau ternyata kerajaan gelap yang diwakilinya, maka yang diuntungkan adalah kerajaan gelap, maka ia mendapat support dari kerajaan tersebut.
Ketika seseorang mengedepankan kepentingan diri sendiri, semua yang aku lakukan adalah untukku dan untukku, kepentinganku, harga diriku, kemajuanku, namaku dan lain-lain. Maka orang itu sedang mewakili Kerajaan diri sendiri atau “kingdom of self”. Apabila kepentingan diri sendiri yang diwakilinya, maka ia mendapat support dari kerajaannya sendiri tersebut.
Mari jemaat Tuhan, kita ada hari ini bukan hasil sebuah proses demokrasi, melainkan hasil penunjukan langsung seorang Raja untuk menyelamatkan dan menjadikan kita sebagai duta-duta besarnya Tuhan di bumi. Bukankah ini sebuah penghormatan yang besar bagi kita. Bukan kita yang memilih Tuhan, melainkan Tuhan yang memilih kita. Adakah kita sudah benar-benar merepresentasikannya dengan baik keberadaan kita? Mari, bersikaplah sesuai dengan identitas spiritual yang benar.
Tuhan Yesus memberkati!