Perkokoh Benteng Pertahananmu dengan Bahan yang Kokoh (Pesan Gembala, 8 Juni 2025)

PERKOKOH BENTENG PERTAHANANMU DENGAN BAHAN YANG KOKOH

Nehemia 4:2 dan berkata di hadapan saudara-saudaranya dan tentara Samaria: “Apa gerangan yang dilakukan orang-orang Yahudi yang lemah ini? Apakah mereka memperkokoh sesuatu? Apakah mereka hendak membawa persembahan? Apakah mereka akan selesai dalam sehari? Apakah mereka akan menghidupkan kembali batu-batu dari timbunan puing yang sudah terbakar habis seperti ini?”

Sudah lebih dari 150 tahun tembok Yerusalem dalam keadaan porak poranda sejak Raja Nebukadnezar menyerang Yerusalem, meruntuhkan temboknya, dan membakar pintu-pintu gerbang kota itu. Sejak itu tidak ada satupun orang Israel yang membangun kembali tembok itu.

Bisa dibayangkan bagaimana perasaan orang-orang yang tinggal di kota Yerusalem selama bertahun-tahun tanpa ada tembok sekeliling kota mereka. Tentu ada rasa tidak aman. Musuh-musuh bisa saja dengan mudah masuk dan menyerang mereka.

Pada zaman dahulu, jika sebuah kota memiliki bangunan tembok di sekelilingnya berarti kota itu memiliki: peradaban yang lebih maju, kehidupan sosial yang lebih baik, membuat kota itu akan menjadi aman dari segala serangan musuh. Dalam arti kata lain, tembok berbicara tentang identitas, kejayaan, perlindungan sebuah kota. Yerusalem merupakan salah satu contoh dari kota-kota yang memiliki pagar tembok yang demikian.

Prinsip yang sama juga berlaku bagi setiap orang percaya. Entahkah diri pribadi, keluarga, ataupun lingkungan yang Tuhan percayakan, semua itu bagaikan sebuah kota yang harus terpagari dengan “tembok” yang kokoh di sekelilingnya. Untuk itu, perlu ada seorang seperti Nehemia yang hatinya memiliki beban untuk membangun kembali atau memerbaiki “tembok-tembok” sekiranya ada yang telah roboh.

Nehemia adalah seorang buangan Israel yang sudah lama melayani sebagai juru minum raja Persia bernama Artahsasta. Ia memiliki beban untuk kembali ke Yerusalem untuk membangun kembali tembok Yerusalem yang telah roboh. Bersyukur Artahsasta mengijinkannya pulang bahkan memberikan Nehemia berbagai fasilitas yang dibutuhkan untuk membangun tembok Yerusalem.

Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita. Bagaikan kota Yerusalem yang temboknya berdiri kembali dari reruntuhan hingga memiliki tembok yang kokoh, demikian halnya dengan wilayah-wilayah hidup kita (baik diri pribadi, keluarga, dan lingkungan yang Tuhan percayakan) sekiranya ada bagian-bagian yang “lemah,” “roboh,” atau “belum terbangun” Tuhan mau kita memerkokohnya kembali dengan menggunakan bahan yang kuat, yang memang selayaknya bahan yang sesuai dengan peruntukannya. Artinya, apabila yang kita bangun adalah benteng untuk perlindungan, maka bahannyapun haruslah bahan-bahan yang sesuai untuk berdirinya sebuah benteng.

Apa yang dilakukan oleh Nehemia dan segenap penduduk Yerusalem, ketika mereka membangun kembali tembok Yerusalem, mereka tidak menggunakan bahan-bahan yang biasa. Mereka menggunakan batu-batu dan kayu-kayu kuat yang dipersiapkan sejak awal. Bahkan kayu-kayu yang digunakan berasal dari kayu pohon taman raja Arthasasta yang ia dengan sengaja membawanya ke Yerusalem (2:7-8).

Hal ini menggambarkan pula bahwa “tembok-tembok” di wilayah kehidupan kita yang harus kita bangun atau perbaiki harus pula menggunakan bahan-bahan yang kokoh dan berkualitas seperti layaknya orang-orang membangun suatu benteng pertahanan.

Beberapa hal yang perlu kita pahami berkaitan dengan pesan Tuhan tentang bahan-bahan apa yang harus kita gunakan untuk membangun kembali bagian-bagian tembok pertahanan di wilayah kehidupan kita, di antaranya.

(1). Pastikan terlebih dahulu untuk tujuan apa kita membangunnya. Karena tujuan akan menentukan bahan.

Nehemia 4:2 dan berkata di hadapan saudara-saudaranya dan tentara Samaria: “Apa gerangan yang dilakukan orang-orang Yahudi yang lemah ini? Apakah mereka memperkokoh sesuatu? Apakah mereka hendak membawa persembahan? Apakah mereka akan selesai dalam sehari? Apakah mereka akan menghidupkan kembali batu-batu dari timbunan puing yang sudah terbakar habis seperti ini?”

Nehemia memiliki pemahaman yang benar untuk tujuan apa ia kembali ke Yerusalem, yaitu untuk memulihkan kembali kejayaan Yerusalem sebagai pusat peradaban, pusat pemerintahan, dan pusat penyembahan. Maka yang ada di pikiran Nehemia adalah melakukan pembangunan besar dengan kualitas yang sesuai dengan tujuan utamanya. Maka bahan-bahan yang dipakai untuk membangun pun bukan bahan yang asal-asalan.

Kembali kepada inti pesan Tuhan, bahwa Tuhan ingin di area-area kehidupan kita (diri pribadi, keluarga, dan lingkungan kehidupan kita) yang dirasa masih terdapat adanya bagian-bagian yang lemah, bagian-bagian yang perlu diperkokoh kembali ataupun bagian yang berupa “reruntuhan,” maka bangunlah itu kembali dengan menggunakan bahan yang sesuai dengan tujuannya.

Yang menjadi pertanyaannya adalah, seperti apakah kita menganggap wilayah kehidupan kita tersebut? Apabila kita menganggapnya hanya sebagai kehidupan seorang Kristen biasa seperti umumnya orang kebanyakan, maka biasanya bahan yang digunakan pun adalah bahan-bahan yang biasa atau bahan-bahan yang seadanya.

Namun apabila kita menyadari bahwa yang akan kita bangun itu harusnya sama seperti halnya Nehemia memandang tujuan pembangunan tembok Yerusalem sebagai identitas pusat pemerintahan dan penyembahan, tempat perwakilan Sorga di bumi, tempat membangun suatu kehidupan yang kudus, tempat aman dan perlindungan semua anggota keluarga, maka selayaknya bahan-bahan yang akan digunakan adalah bahan-bahan yang berkualitas, sesuai dengan tujuannya, seperti: Persekutuan intim dengan Tuhan, persekutuan bersama anggota keluarga, firman Tuhan, dimuridkan, pengurapan Tuhan, kebenaran, damai sejahtera, dan sukacita karena Roh Kudus, dan sebagainya.

Mari jemaat Tuhan, sekarang kita semakin paham bahwa apabila sebagai orang percaya memandang dengan benar tujuan kehidupan seperti apa yang akan kita bangun, maka otomatis kita akan membangunnya dengan bahan-bahan yang berkualitas tinggi, karena tujuan akan menentukan bahan yang akan digunakan. Selamat memilih bahan-bahan dengan benar.

Tuhan Yesus memberkati!

Perkokoh Benteng Pertahananmu dengan Bahan yang Kokoh (Pesan Gembala, 8 Juni 2025)

| Warta Jemaat |
About The Author
-