PEMBIARAN KECIL YANG MENJADI BESAR (SNOWBALL EFFECT)
2 Samuel 11:6 Lalu Daud menyuruh orang kepada Yoab mengatakan: “Suruhlah Uria, orang Het itu, datang kepadaku.” Maka Yoab menyuruh Uria menghadap Daud.
Pernahkah Anda mendengar tentang Snowball Effect atau Efek Bola Salju? Efek Bola Salju adalah proses yang dimulai dengan sesuatu yang tampaknya kecil atau tidak penting tetapi kemudian bergulir dengan sendirinya, menjadi lebih besar secara ukuran seiring dengan berjalannya waktu. Itu berasal dari konsep bola salju yang menggelinding menuruni bukit. Secara teori, efek itu mengambil bentuk dan momentum semakin lama ia menggelinding. Setelah beberapa saat, itu akan menjadi sangat besar dan sangat sulit untuk dihentikan. Konsep ini dapat diterapkan pada banyak hal, tetapi juga berlaku di dalam perkara spiritual. Daud pernah mengalaminya.
Ayat 1 mengatakan bahwa ketika para raja-raja biasanya maju berperang, Yoab panglima raja Daud maju bersama dengan pasukannya untuk memerangi orang Amon. Daud sendiri tidak ikut berperang. Ia memutuskan untuk tinggal di istana di kota Yerusalem. Mengapa Daud tinggal di Yerusalem? Strategi ini sebetulnya bukanlah kebiasaan ataupun sifat Daud. Daud memiliki sifat seorang gembala yang rela untuk berada bersama-sama dengan pasukannya, terlebih pada waktu peperangan. Entah mengapa Daud hari itu memilih untuk berbaring nyaman di tempat tidurnya.
Ketika Daud bangun dari tempat pembaringannya, ia lalu berjalan-jalan di atas sotoh istana, tampak kepadanya dari atas sotoh itu seorang perempuan sedang mandi; perempuan yang bernama Batsyeba itu sangat cantik parasnya. Daud yang sedang “santai” terlena membuat dia sangat rentan untuk memanjakan atau memuaskan dirinya. Mengapa? Karena ketika kebergantungan akan Tuhan sudah mulai melonggar, hati nuranipun mulai kehilangan ketajamannya. Dan di mana firman Tuhan sudah tidak terdengar, maka selanjutnya langkah salah yang akan datang dan menaklukkan orang itu. Dia menyuruh orang memanggil Batsyeba dan tidur dengan Batsyeba.
Dosa Daud sepertinya akan tertutup jika saja Batsyeba tidak hamil. Tetapi Batsyeba hamil. Ini sebetulnya sudah peringatan dari Tuhan. Namun kehamilan Batsyeba tidak juga membuat Daud mengakui perbuatannya dan memohon ampun kepada Tuhan. Daud malah memanggil Uria, berpura-pura mau menanyakan keadaan perang yang sebenarnya tidak terlalu dia pedulikan. Rencana Daud adalah membawa Uria pulang supaya dia tidur dengan isterinya, tetapi gagal. Selanjutnya, Daud masuk ke dalam rencana yang lebih keji lagi. Ia berencana untuk menempatkan Uria di barisan depan medan peperangan agar mati terbunuh.
Inilah kejatuhan Daud. Bermula dari keadaan terbuai karena keamanan dan kekuatan tentara yang dia miliki, bergulir kemudian dengan mencari pemuasan bagi diri sendiri, kemudian berlanjut dengan merancangkan pembunuhan dari salah satu prajurit terbaiknya. Tidak bisa membayangkan seorang Daud sanggup melakukan hal-hal seperti ini. Tanpa disadari ia sudah begitu jauh dari Tuhan.
Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita. Seringkali orang percaya menyepelekan hal-hal yang semula dianggapnya kecil. Pelanggaran kecil, ketidaktaatan kecil, kekecewaan yang kecil, dan berbagai hal lainnya yang dianggap kecil dan tidak berarti. Namun ternyata, hal kecil yang mungkin masih berada di fase awal tersebut, apabila tidak diselesaikan dengan baik atau datang kepada Tuhan memohon kekuatan dan tuntunan, maka seiring dengan bergulirnya waktu tanpa disadari akan semakin membesar. “Efek bola salju” telah mengajarkan bahwa gulungan bola salju kecil yang dibiarkan menggelinding akan berputar semakin besar dan cepat hingga akhirnya sulit untuk dibendung.
Beberapa hal yang perlu kita pahami berkaitan dengan pesan Tuhan ini, di antaranya adalah:
(1). Belajar untuk tidak enggan bergerak maju (mengerti waktu terbaik)
2 Samuel 11:1 Pada pergantian tahun, pada waktu raja-raja biasanya maju berperang, maka Daud menyuruh Yoab maju beserta orang-orangnya dan seluruh orang Israel. Mereka memusnahkan bani Amon dan mengepung kota Raba, sedang Daud sendiri tinggal di Yerusalem.
Apakah yang dimaksud dengan ‘masa pergantian tahun, pada waktu raja-raja biasanya maju berperang,’ adalah suatu musim rutin tertentu untuk para pemimpin berperang? Tidak. Sebenarnya itu sedang menunjukkan waktu musim semi dimana cuaca sedang dalam keadaan baik. Pasukan apapun yang ingin bergerak maju pastinya tidak akan terhambat oleh hujan, salju, ataupun panas. Pada waktu itulah para pasukan bisa bergerak dengan lebih baik. Sebetulnya ini sedang berbicara tentang sebuah kesempatan yang baik. Masalah pertama yang dihadapi Daud adalah dia terlalu enggan untuk bergerak pada saat ia seharusnya bergerak. Ia ingin memanjakan dirinya.
Hampir di setiap budaya di dunia setuju bahwa kemalasan atau keengganan bukanlah hal yang baik. Keengganan menyebabkan segala macam masalah. Pertama-tama memang harus jelas dahulu tentang kemalasan yang dimaksud. Tidur atau istirahat bukanlah kemalasan, karena tubuh kita memang membutuhkan istirahat. Istirahat adalah sesuatu yang vital bagi kesehatan. Istirahat saat kita sakit juga bukanlah kemalasan. Kemalasan yang dimaksud adalah keadaan di mana kerohanian seorang pemercaya sudah tidak lagi ditempati oleh hal-hal yang menyukakan hati Tuhan. Kemalasan dalam pengertian alkitabiah adalah keadaan dimana orang percaya mulai menjadi kendor. Ingat, bahwa hal yang dianggap sepele ini akan mulai bergulir dan menjadi semakin membesar.
(2). Belajar untuk peka terhadap peringatan-peringatan yang sudah diberikan
2 Samuel 11:3 Lalu Daud menyuruh orang bertanya tentang perempuan itu dan orang berkata: “Itu adalah Batsyeba binti Eliam, isteri Uria orang Het itu.”
Keinginan Daud membawa dia masuk ke dalam kesulitan. Dia melihat bahwa Batsyeba ini menyenangkan matanya. Konon ia sangat cantik. Pada titik ini Daud sudah begitu terpesona. Daud kemudian menyuruh orang bertanya tentang informasi akan perempuan itu. Sebagai hasil dari penyelidikan, Daud mendapatkan informasi yang sangat lengkap dan akurat. Di titik ini seharusnya Daud mengenali tanda peringatan yang diberikan kepadanya. Yang pertama diinformasikan kepadanya adalah status dari Batsyeba bahwa dia sudah menikah. Batsyeba adalah istri orang lain. Namun sayangnya, hal itu tidak menghentikan langkah Daud.
Daud mengabaikan tanda peringatan pertama. Lalu dia mengirim utusan untuk menjemput Batsyeba ke istana. Kemudian tidurlah mereka bersama. Keinginan Daud telah membawanya semakin dalam jatuh ke dalam dosa. Waktu berjalan, sampai akhirnya diketahui bahwa Batsyeba telah mengandung. Seharusnya Daud menyadari bahwa perbuatannya telah menyimpang begitu jauh. Mengandungnya Batsyeba telah merupakan peringatan selanjutnya bagi dia. Jikalau di titik ini Daud mau menyesali kesalahannya, setidaknya masih ada langkah penyelesaian yang bisa dilakukan. Namun ingat, “efek bola salju” yang sedang terus menggelinding semakin sulit untuk dihentikan, membuat Daud masuk lebih dalam kepada kesalahan yang lebih besar lagi.
Mari jemaat Tuhan, seperti seseorang yang sedang melakukan perjalanan ke arah tertentu – baik menuju atau menjauh dari hal-hal spiritual – kita akan menciptakan momentum yang akan sulit dihentikan. Jika kita berhasil patuh pada sebuah instruksi dari kebenaran firman, kita akan menemukan bahwa ketaatan kita akan menuntun kita kepada hal-hal yang lebih baik. Namun, sebaliknya, jika kita menolak untuk taat pada salah satu petunjuk firman, maka akan lebih sulit untuk mematuhi petunjuk lainnya. Segera kita akan menemukan diri kita di tempat pemberontakan total, di mana bahkan perintah yang paling mudah pun ditinggalkan. Bagaikan efek bola salju.
Tuhan Yesus memberkati!