Mulailah Perluas Pandangan Matamu! (Pesan Gembala, 11 Oktober 2020)

MULAILAH PERLUAS PANDANGAN MATAMU!

Yohanes 4:35 Bukankah kamu mengatakan: Empat bulan lagi tibalah musim menuai? Tetapi Aku berkata kepadamu: Lihatlah sekelilingmu dan pandanglah ladang-ladang yang sudah menguning dan matang untuk dituai.

Kisah ini dimulai ketika Yesus memilih untuk melintasi daerah Samaria dalam perjalanan-Nya bersama murid-murid menuju ke Galilea. Hal ini bukanlah semata-mata karena tidak ada jalur lain sehingga Yesus harus melintasi daerah Samaria, namun karena Yesus memiliki sebuah tujuan yang pasti yaitu berjumpa dengan seorang perempuan Samaria yang kelak akan dipakai Tuhan sebagai pemberita kabar keselamatan di wilayahnya.

Samaria adalah kaum yang dianggap rendah oleh orang Yahudi. Identitas mereka sebagai orang Israel telah hilang karena berbagai kawin campur dengan bangsa-bangsa lain yang mereka lakukan, sehingga Samaria diperlakukan tidak lebih dari bangsa-bangsa yang tidak memercayai Tuhan. Orang Yahudi enggan bertemu dan berurusan dengan orang-orang Samaria. Namun apa yang dianggap rendah oleh orang Yahudi, justru dipakai Tuhan sebagai alat yang luar biasa. Sesuatu yang tidak disangka-sangka bukan?

Perempuan Samaria sebelumnya adalah seorang wanita yang memiliki kehidupan yang tertutup. Ia dikucilkan oleh kaumnya sendiri karena memiliki cara kehidupan yang buruk. Ia tidak menyadari bahwa Yesus memiliki kepentingan dengan dirinya. Itulah sebabnya, Yesus telah menantikan kedatangan perempuan itu untuk mengambil air di sumur siang itu. Perjumpaannya dengan Yesus telah mengubahkan hidupnya dan pandangan matanya. Yang tadinya fokus pandangannya hanya tentang seputar hidup kesehariannya, berubah menjadi fokus kepada kepentingan yang lebih besar, yaitu tentang kepentingan Kerajaan Sorga.

Sementara Yesus bercakap-cakap dengan perempuan Samaria yang tengah mengalami “pembaharuan pandangan,” datanglah murid-murid Yesus kembali dari kota selesai membeli makanan bagi Guru mereka. Belum lagi mereka tiba di hadapan Yesus, perempuan Samaria itu sudah pergi meninggalkan tempayannya di situ, lalu pergi ke kota untuk memberitakan kabar sukacita perjumpaannya dengan Yesus yang adalah Mesias kepada semua orang-orang yang ia jumpai (ayat 28).

Kesempatan bersama murid-murid-Nya digunakan Yesus untuk bercakap-cakap seputar apa yang terlihat di sekeliling mereka. Sangat mungkin pada waktu itu ladang-ladang di Samaria mulai menguning. Yesus mengajak para murid untuk mulai memfokuskan pandangan para murid untuk melihat dan sungguh-sungguh memerhatikan apa yang terjadi di sekeliling mereka, baik ladang-ladang yang tidak terlalu lama siap untuk dituai maupun apa yang dilakukan perempuan Samaria tersebut. “Lihatlah sekelilingmu dan pandanglah…!”

Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita. Sebagaimana Yesus mengajak para murid untuk memfokuskan pandangan mata mereka dan memerhatikan secara saksama, dari fokus pandangan kepada diri pribadi beralih kepada apa yang tengah berlangsung di sekeliling mereka, demikian pula kepada kita. Tuhan mau kita mengalihkan pandangan mata kita dari lingkup kecil yang berpusat kepada diri sendiri, beralih kepada lingkup yang lebih besar yang berpusat pada kepentingan Kerajaan Sorga. Bagaikan orang yang hidup dan beraktifitas rutin di dalam rumahnya, Tuhan ingin kita mulai “membuka jendela” dan melihat apa yang ada di luar. Ada begitu banyak hal besar menanti yang Tuhan sediakan bagi kita. Hidup ini bukan tentang diri kita semata-mata, melainkan tentang rencana Tuhan.

Beberapa hal yang perlu kita perhatikan berkaitan dengan pesan Tuhan ini agar mengalami hal-hal besar yang Tuhan sediakan di depan, di antaranya adalah:

(1). Arahkan pandangan dari dalam diri sendiri kepada tujuan Tuhan (Prinsip: kerinduan besar yang disertai tindakan besar untuk mengalami perubahan besar).

Yoh. 4:15 Kata perempuan itu kepada-Nya: “Tuhan, berikanlah aku air itu, supaya aku tidak haus dan tidak usah datang lagi ke sini untuk menimba air.”

Tidak dibutuhkan waktu lama bagi perempuan Samaria ini untuk mengalami perubahan besar dalam hidupnya, yaitu keluar dari kungkungan kehidupan lama yang ia telah jalani sebelumnya. Ia merindukan suatu perubahan yang signifikan dimana ia dapat keluar dari belenggu hidup yang tidak memberikan banyak manfaat bagi dirinya dan lingkungannya. Bayangkan, tiap hari menjalani kehidupan yang sama, penuh dengan tekanan dan gunjingan yang sama tanpa terjadi perubahan yang berarti. Siapapun tentu ingin mengalami kehidupan yang berbeda dan berguna.

Ketika Yesus berkata bahwa barangsiapa minum air yang akan Ia berikan kepadanya, maka tidak akan haus untuk selama-lamanya, bahkan menjadi mata air di dalam dirinya (ayat 14), maka segera saja perempuan itu meresponinya. Bukankah hal itu yang selama ini ia nanti-nantikan? Ia segera meminta kepada Yesus cara mendapatkan air yang bisa mengubahkan tersebut, supaya ia tidak menjadi haus lagi. Dengan saksama ia mendengarkan apa yang dikatakan oleh Yesus kepadanya dan langkah apa selanjutnya yang harus ia lakukan. Hasilnya, perempuan itu tidak lama kemudian sudah berada di tengah-tengah rencana Tuhan. Banyak orang percaya hanya mau mengalami hal besar tanpa mau mengadakan perubahan besar dalam hidupnya.

(2). Arahkan pandangan dari cara sendiri kepada cara Tuhan
(Prinsip: hukum natural menjadi hukum supranatural)

Yoh. 4:35 Bukankah kamu mengatakan: Empat bulan lagi tibalah musim menuai? Tetapi Aku berkata kepadamu: Lihatlah sekelilingmu dan pandanglah ladang-ladang yang sudah menguning dan matang untuk dituai.

Kalau poin 1 di atas adalah percakapan Yesus dengan perempuan Samaria, maka kali ini adalah percakapan antara Yesus dengan murid-murid-Nya. Sejak awal perjumpaan Yesus dengan perempuan Samaria di sumur Yakub, para murid sudah pergi ke kota untuk membeli makanan. Disini kita melihat adanya perbedaan-perbedaan tentang berbagai kebutuhan. Perempuan Samaria membutuhkan sesuatu yang supranatrual agar hidupnya tidak sama lagi, yaitu air hidup yang membuat ia tidak haus lagi. Sedangkan para murid memilih untuk pergi ke kota membeli makanan untuk perut mereka yang lapar.

Ketika murid-murid kembali dengan perut yang kenyang sambil membawa makanan bagi Guru mereka, perempuan Samaria sudah lebih dulu “dikenyangkan” oleh makanan yang diberikan oleh Yesus, sehingga tidak heran kalau ia meninggalkan tempayannya, lalu pergi ke kota untuk memberitakan kabar sukacita perjumpaannya dengan Yesus kepada semua orang-orang yang ia jumpai di wilayah Samaria. Luar biasa bukan? Kini giliran Yesus menjelaskan sesuatu yang perlu dipahami oleh para murid, yaitu prinsip hukum supranatural atau hukum Kerajaan Sorga. Yesus menjelaskan mulai dari “makanan” yang lebih penting dibandingkan roti yang mereka beli, sampai kepada tentang musim menuai. Murid-murid mengatakan bahwa empat bulan lagi musim menuai, namun Yesus mengatakan bahwa inilah saatnya musim penuaian itu, dimana yang menabur dan menuai sama-sama bersukacita.

Mari jemaat Tuhan, tanpa disadari, cara kita berpikir dan bertindak sebagai orang percaya dalam berbagai hal seringkali terpatok dengan prinsip-prinsip hukum natural yang berlaku umum. Tidak salah dengan itu, namun ingat satu hal, apabila kita mau mengarahkan pandangan kita kepada perkara-perkara dahsyat seperti yang Tuhan janjikan, kita tidak bisa mengabaikan hukum Tuhan yang supranatural dan keterkoneksian kita dengan-Nya.

Tuhan Yesus memberkati!

Mulailah Perluas Pandangan Matamu! (Pesan Gembala, 11 Oktober 2020)

| Warta Jemaat |
About The Author
-