MILIKI RASA CUKUP
Filipi 4:11-12 (11) Kukatakan ini bukanlah karena kekurangan, sebab aku telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan. (12) Aku tahu apa itu kekurangan dan aku tahu apa itu kelimpahan. Dalam segala hal dan dalam segala perkara tidak ada sesuatu yang merupakan rahasia bagiku; baik dalam hal kenyang, maupun dalam hal kelaparan, baik dalam hal kelimpahan maupun dalam hal kekurangan.
Di tengah berbagai pergumulan yang tidak mudah yang dialami jemaat Tuhan di Filipi, Rasul Paulus menulis surat ini untuk memberikan kekuatan dan dorongan kepada mereka. Dan uniknya, surat yang ditulis untuk menguatkan banyak orang ini, ditulis oleh seseorang yang sedang berada di dalam jeruji penjara. Bukankah biasanya orang yang sedang berada di penjara justru adalah orang-orang harusnya dilayani untuk dikuatkan?
Melalui pasal demi pasal yang ada di surat Filipi ini, dapatlah diketahui nasihat-nasihat apa saja yang rasul Paulus berikan. Beberapa di antaranya adalah nasihat untuk memiliki iman yang teguh, nasihat untuk merendahkan diri kepada Tuhan, nasihat agar hidup dalam ketaatan, dan sebagainya. Dan menariknya, pasal 4 ini membahas tentang kunci mengatasi kekuatiran di tengah berbagai tantangan hidup, sekaligus kunci penyediaan dari Tuhan. Itulah sebabnya, perikop ini ditutup dengan ayat Filipi 4:19 yang berbunyi Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus.
Orang percaya banyak yang memerkatakan ayat ini ketika merindukan penyediaan atau suplai dari Tuhan. Tentu tidak salah dengan memerkatakannya, namun alangkah baiknya apabila memahami terlebih dahulu prinsip apa yang harus dihidupi sebelumnya, sehingga tidak terkesan asal klaim. Pasal 4 ini membahas tentang hukum suplai Kerajaan Sorga, dan salah satu prinsip yang harus dihidupi adalah pentingnya “memiliki rasa cukup.”
Berbicara tentang rasa cukup itu seringkali dipahami secara berbeda-beda satu dengan yang lain, dan umumnya lebih dikaitkan kepada rasa cukup akan kebutuhan yang bersifat materi. Cukup bagi yang seorang, belum tentu cukup bagi yang lain. Ada yang tidak memiliki banyak, namun merasa cukup. Tetapi ada yang berkelimpahan, namun terus membutuhkan. Yang dimaksud dengan rasa cukup dalam ayat 11 ternyata bukan tentang kecukupan dari sisi kebutuhan materi, melainkan dari hati yang memiliki rasa cukup.
Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita. Tuhan mau kita hidup dalam prinsip kecukupan yang benar. Rasa cukup yang benar dalam hidup itu sangat penting supaya manusia tidak jatuh dalam dosa kekuatiran dan ketakutan, karena yakin Tuhan memelihara. Hari-hari ini musuh sedang melepaskan roh ketakutan atas umat Tuhan. Minimal ada dua macam ketakutan: emotional fear (rasa takut manusiawi) dan spiritual fear (rasa takut yang ditabur oleh iblis).
Hari-hari ini ketakutan spiritual banyak ditebar oleh si musuh agar orang percaya hidupnya tidak tenang. Ingat, beberapa waktu lalu pesan Tuhan tentang “Waspada terhadap panah-panah yang ditujukan ke arahmu!” Salah satunya adalah kedasyatan malam atau terror by night. Terror yang sengaja ditebar simusuh agar orang percaya dikuasai ketakutan. Takut akan masa depan, takut akan kelangsungan hidup, takut tidak mencukupi, takut situasi tidak kunjung berubah, dan sebagainya.
Apabila bercermin pada apa yang sedang dijalani oleh rasul Paulus yang sedang dipenjara, menurut pandangan umum, bukankah yang seharusnya kuatir dan takut adalah dia? Takut akan masa depan, takut tidak bisa keluar lagi, dan berbagai ketakutan-ketakutan lainnya. Namun justru sebaliknya, ia yang menguatkan orang lain yang tidak terpenjara. Kuncinya adalah karena ia memiliki rasa cukup.
Beberapa pengertian dari rasa cukup yang dimaksud disini adalah:
(1). Rasa puas dengan apa yang sudah ia miliki
Filipi 4:11 Kukatakan ini bukanlah karena kekurangan, sebab aku telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan.
Bagaimana mungkin rasul Paulus bisa mengalami rasa puas dengan apa yang ia miliki? Bukankah ia saat itu sedang berada di dalam penjara? Baju pun mungkin hanya yang melekat di tubuhnya saja. Namun yang dimaksud dengan kecukupan yang ia miliki adalah bukan soal seberapa banyak materi yang ia miliki, namun soal Siapa yang ia miliki.
Kata “mencukupkan” (Yun. autarkes; Ing. content atau isi) memiliki arti sebagai hidup yang memiliki kepuasan karena ada “sesuatu” atau “pribadi” yang dimiliki seseorang. Tidak semua orang memiliki contentment atau rasa puas ini. Ini adalah sesuatu yang langka, yang dapat orang secara umum miliki, bahkan pada orang yang tersukses dan terkaya sekalipun mereka belum tentu memilikinya.
Satu hal yang harus dipahami, Contentment itu tidak tiba-tiba muncul begitu saja, bukan juga sesuatu yang lahir berdasarkan keputusan sesaat. Rasa puas tersebut lahir dari sebuah proses, yaitu proses berjalan bersama Tuhan. Rasa aman yang lahir dari sebuah kepercayaan seseorang kepada Tuhan. Sekalipun musuh belum menyingkir, namun di hati Daud ada rasa tenang atau rasa puas, karena ada “sesuatu” atau ada Pribadi yang telah mengisi hatinya, yaitu kehadiran Tuhan.
(2). Rasa puas sehingga membuat kita mempunyai hati yang rela memberi.
Filipi 4:10 Aku sangat bersukacita dalam Tuhan, bahwa akhirnya pikiranmu dan perasaanmu bertumbuh kembali untuk aku. Memang selalu ada perhatianmu, tetapi tidak ada kesempatan bagimu.
Secara pribadi rasul Paulus memuji jemaat Filipi karena mereka rela memberi bantuan kepadanya di tengah kekurangan mereka. Paulus sangat bersukacita atas dukungan mereka bukan karena semata-mata materi yang diberikan, melainkan karena pemberian yang mereka lakukan menunjukkan pertumbuhan iman dan kesadaran akan pemeliharaan Kristus yang nyata.
Seorang yang sadar akan pemeliharaan Tuhan akan mememiliki rasa cukup dan rasa aman dimana apa yang dimiliki bukanlah semata-mata diperuntukan bagi dirinya sendiri, ada hal-hal yang lebih penting yang ia rela bagikan. Dalam arti kata lain, jemaat Filipi paham akan hukum giving and receiving (hukum memberi dan menerima) (ayat 15), sehingga mereka dengan hati sukacita rela memberi bantuan kepada pelayanan rasul Paulus. Apa yang mereka beri (giving), tanpa mereka sadari mereka sedang mengalami pengembalian (receiving) dari Tuhan.
Mari jemaat Tuhan, memiliki rasa puas ini sepertinya terdengar sederhana, namun tidak mudah untuk dimiliki. Semua berawal dari siapa yang telah mengisi hatinya terlebih dahulu. Apabila Kristus yang mendominasi hatinya, maka ada rasa puas dan rasa aman di dalam dirinya sekalipun jeruji besi penjara mengurungnya.
Tuhan Yesus memberkati!