1 Petrus 2:1-4 (2) Dan jadilah sama seperti bayi yang baru lahir, yang selalu ingin akan air susu yang murni dan yang rohani, supaya olehnya kamu bertumbuh dan beroleh keselamatan,
Pertumbuhan kerohanian orang percaya seringkali dianalogikan dengan pertumbuhan sebuah pohon yang mengalami perkembangan dari sejak benih ditabur hingga bertumbuh menjadi sebuah pohon besar yang suatu hari akan menghasilkan buah, atau pertumbuhan seorang manusia yang mengalami perkembangan sejak bayi hingga menjadi seorang dewasa yang berfungsi dengan baik.
Seorang bayi yang baru saja lahir tidak serta-merta bertumbuh menjadi dewasa. Bayi tentu butuh perlindungan, pengasuhan dan didikan di setiap fase dalam pertumbuhannya. Bahkan nutrisinya pun disediakan sesuai dengan tingkat usianya. Ketika anak itu mulai menginjak usia sekolah, mulailah diberikan ajaran tentang kedisiplinan, peraturan juga tentang tanggung jawab. Semakin dewasa, akan semakin banyak yang bisa dipelajari dan tentunya dari segi makanan serta cara mendidiknya akan berubah juga. Makanan apa yang dimakan, didikan seperti apa yang diberikan, lingkungan seperti apa tempatnya bertumbuh akan sangat menentukan seperti apa pribadinya kelak.
Prinsip yang sama juga sebenarnya terjadi di dalam kehidupan
rohani. Seorang yang baru lahir baru dapat diibaratkan seperti bayi yang baru lahir. Ia sudah pasti membutuhkan tempat yang bisa menjaga, melindungi dan memberinya pengasuhan dalam pertumbuhan rohaninya. Juga butuh orangtua rohani yang memberinya makan, mendoakan dan mengarahkannya. Namun tidak sampai pada tahap itu, seorang yang terus bertumbuh rohaninya akan mengalami fase dimana ia akan mulai dimuridkan supaya karakter dan kedewasaannya mulai bertumbuh. Sampai pada akhirnya orang itu mulai menghasilkan buah-buah di dalam hidupnya, mulai memuridkan orang lain dan karakternya makin diubahkan menjadi serupa dengan Kristus.
Rasul Petrus mengangkat masalah ini dalam suratnya. Ia menuliskan dan menujukannya kepada orang-orang percaya bahwa ketika mereka dilahirkan kembali, adalah penting untuk tidak berhenti hanya sampai di fase itu saja. Bahwa ada fase pertumbuhan rohani yang harus mereka capai dengan rela membuang hal-hal yang buruk dan mengejar hal-hal yang ilahi dari Tuhan. Tujuannya adalah untuk mencapai keserupaan dengan Kristus.
Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita di minggu ini. Kedewasaan rohani seseorang tidak dapat dilihat dari seberapa banyak usianya jasmaninya atau seberapa lama ia menjadi seorang pengikut Kristus. Banyak orang percaya yang walaupun secara usia jasmani sudah dewasa, namun secara rohani masih termasuk kategori kanak-kanak. Tuhan tidak menghendaki orang percaya hanya menjadi tua semata-mata dalam usia jasmani saja, namun juga menjadi dewasa di dalam banyak hal termasuk di dalam kerohaniannya. Setiap pemercaya yang sehat harusnya mengalami pertumbuhan rohani yang sehat pula.
Kita telah banyak mendengar hari-hari ini tentang pertumbuhan gereja, ruangan-ruangan gereja yang lebih besar dan gereja-gereja dengan jumlah jemaat yang semakin banyak. Namun apakah bertambahnya jumlah orang-orang percaya yang memenuhi gedung gereja juga diiringi dengan pertumbuhan rohani dari anggotanya? Adalah baik ketika mendengar gereja dengan segala program doa, kelas-kelas dan program pembelajarannya, namun adalah lebih baik untuk memerhatikan pertumbuhan rohani setiap individualnya.
Apa yang harus dilakukan agar setiap orang percaya mengalami kedewasaan rohani yang baik?
(1). Mengambil keputusan untuk membuang hal-hal yang tidak berkenan (Spurning).
1 Pet. 2:1 Karena itu buanglah segala kejahatan, segala tipu muslihat dan segala macam kemunafikan, kedengkian dan fitnah.
Banyak orang percaya yang mengejar aktifitas rohani dan berbagai pengetahuan di dalam Tuhan, namun melupakan satu hal, yaitu keputusan untuk membuang segala hal yang tidak berkenan, yaitu kejahatan, tipu muslihat dan segala macam kemunafikan, kedengkian dan fitnah. Kata “membuang” itu digambarkan seperti orang yang sedang melepas pakaiannya, sungguh-sungguh menanggalkannya dan kemudian menggantinya dengan pakaian yang lain. Orang-orang percaya harus membuang segala macam kejahatan, karena kejahatan hanya dilakukan oleh orang-orang yang tidak mengenal Tuhan.
Tuhan memanggil orang-orang percaya ke standar yang lebih tinggi. Tuhan memanggil orang percaya untuk tidak menjadi serupa dengan dunia ini tetapi ditransformasikan oleh pembaharuan pikiran mereka. Apakah kita hidup sama seperti orang-orang dunia pada umumnya? Atau ada perbedaan? Mereka yang dilahirkan kembali dipanggil untuk berbeda. Menjalani kehidupan yang menganggap dosa adalah sesuatu yang serius. Dipanggil untuk menjalani kehidupan dimana pertobatan adalah urusan sehari-hari dan kehidupan yang mencari kehormatan Yesus di atas segalanya.
(2). Mengambil keputusan untuk terus merindukan pertumbuhan menjadi dewasa (Yearning)
1 Pet. 2:2 Dan jadilah sama seperti bayi yang baru lahir, yang selalu ingin akan air susu yang murni dan yang rohani, supaya olehnya kamu bertumbuh dan beroleh keselamatan,
Jika kita mau bertumbuh dewasa, bukan hanya sekedar menanggalkan atau mengesampingkan hal-hal yang tidak berkenan, namun juga merindukan terjadinya pertumbuhan ke arah kedewasaan. Kata “selalu ingin” adalah kata yang sama dengan kata yang ditemukan di dalam Mazmur 42:1 dimana seekor rusa merindukan air, “Seperti rusa merindukan sungai yang berair, demikian jiwaku merindukan Engkau, ya Allah.” Apakah kita menemukan kerinduan sungguh-sungguh di hati kita untuk Tuhan? Untuk mengenal Dia lebih baik, lebih dekat dengan-Nya?
Ini merupakan tantangan bagi kita orang percaya hari-hari ini, karena ada begitu banyak hal dalam hidup kita yang juga menyerukan perhatian dan ingin mengambil energi dan hasrat kita. Petrus sedang mengatakan bahwa orang yang benar-benar dilahirkan kembali pasti merindukan kehadiran Tuhan dalam hidupnya. Dia akan merindukan hadirat-Nya, firman-Nya dan akan berusaha untuk mengenal Tuhan lebih baik lagi. Ini adalah waktu pertumbuhan. Bagaimana dengan kita saat ini? Apakah ada kerinduan yang demikian di dalam hati kita?
Mari jemaat Tuhan, menjadi seorang percaya tidak cukup hanya sekedar hadir. Tidak ada yang salah dengan hadir di dalam setiap pertemuan ibadah, namun alangkah lebih indah apabila kehadiran kita disertai dengan keputusan untuk terus mau bertumbuh di dalam segala hal. Yaitu bertumbuh dalam iman, pengetahuan, kedewasaan dan kepenuhan dalam Kristus. Selamat mencapai kedewasaan penuh!
Tuhan Yesus memberkati!