KITA ADALAH BAGIAN DARI KERAJAAN SORGA
2 Petrus 1:3-4 (4) Dengan jalan itu Ia telah menganugerahkan kepada kita janji-janji yang berharga dan yang sangat besar, supaya olehnya kamu boleh mengambil bagian dalam kodrat ilahi, dan luput dari hawa nafsu duniawi yang membinasakan dunia.
Penekanan dari pesan ini ada pada kalimat “…supaya olehnya kamu boleh mengambil bagian dalam kodrat ilahi” (NLT. …These are the promises that enable you to (be partaker) share his divine nature…). Kata kuncinya adalah ‘mengambil bagian dalam kodrat ilahi’ atau partaker of God’s divine nature. Artinya, Bapa di Sorga, sang Raja di atas segala raja, telah menganugerahkan segala yang luar biasa kepada kita ketika Ia menyelamatkan kita. Kuasa ilahi-Nya telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna bagi hidup yang saleh, janji-janji yang berharga, dan lain sebagainya supaya oleh semuanya itu kita diperlengkapi menjadi partaker of God’s Kingdom, orang-orang yang memiliki bagian dari Kerajaan Sorga.
Jadi dalam arti kata lain, kita yang tadinya bukan siapa-siapa, dipilih oleh Tuhan, dibersihkan dari dosa, didandani, diperlengkapi, lalu diangkat dengan status menjadi partaker of God’s Kingdom atau pemilik bagian dari Kerajaan Sorga bukan tanpa tujuan tentunya. Seperti layaknya seorang prajurit dari suatu ketentaraan. Diseleksi dari sekian banyak calon, dipilih, dilatih, diperlengkapi dengan senjata canggih, diberi otoritas, mentalitasnya digembleng, cara pandangnya diselaraskan. Apakah semua pemenuhan itu dilakukan tanpa suatu tujuan? Tentu saja ada maksud dan tujuannya. Ada tugas khusus yang akan dipercayakan kepada prajurit tersebut.
Bagaimana dengan kita? Apakah kita sebagai orang percaya yang telah dipilih dan diperlengkapi sedemikian rupa itu menyadari adanya tugas dan tanggung jawab yang diberikan oleh Raja kita untuk kita hidupi di bumi ini? Jawabannya ternyata banyak orang percaya yang tidak menyadarinya. Umumnya orang percaya hanya “sadar secara status.” Sadar bahwa ia adalah orang percaya yang telah diselamatkan. Tetapi masih banyak orang percaya yang tidak “sadar secara fungsi.” Tidak menyadari ada kuasa yang Tuhan berikan, tidak memahami tujuan keberadaannya di bumi ini, berjuang untuk kepentingan diri sendiri bukan untuk kepentingan Kerajaan Sorga, tidak berdaya menghadapi tekanan si jahat, tidak menghadirkan Kerajaan Sorga di bumi, berjalan tanpa arah dan tuntunan Sorga, dan lain sebagainya.
Ini berbeda sekali dengan pada masa dimana Sorga “menginvasi bumi”. Ketika orang-orang pilihan Tuhan bergerak dengan kuasa. Bagaimana nabi-nabi Tuhan menyatakan isi hati Tuhan dan kuasa-Nya. Bahkan ketika Tuhan turun ke dunia menjadi manusia, terjadi demonstrasi kuasa ilahi yang luar biasa. Yang sakit disembuhkan, tuli mendengar, lumpuh berjalan, dan lain-lain. Kematian Yesus menyelamatkan manusia dari dosa. Kuasa kebangkitan-Nya membuat para rasul bergerak dengan kuasa yang luar biasa.
Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita. Tuhan menyatakan bahwa masih banyak orang percaya yang tidak menyadari bahwa mereka adalah bagian penting dari Kerajaan Sorga. Mereka sadar bahwa mereka adalah orang-orang percaya dalam Kristus, orang-orang yang sudah diselamatkan, namun tidak atau belum berfungsi sebagai bagian dari Kerajaan Sorga. Orang-orang yang seharusnya sadar bahwa mereka seharusnya menjadi representasi Kerajaan Sorga di bumi. Akibatnya, orang-orang di bumi seringkali masih belum terlalu bisa membedakan mana orang-orang percaya yang berfungsi sebagai perwakilan Kerajaan Sorga dan mana yang bukan.
Sudah saatnyalah orang percaya bangkit dan menangkap kembali panggilan Sorgawi atas hidupnya. Bumi harus dipenuhi dengan kemuliaan Tuhan. “Invasi Kerajaan Sorga” tidak hanya terjadi di zaman Yesus dan murid-murid di Kisah Para Rasul, namun juga terjadi di masa kini.
Oleh sebab itu, apa yang harus dilakukan oleh kita sebagai orang-orang percaya untuk memenuhi bumi dengan kemuliaan Tuhan?
(1). Selaraskan cara pandang kita dengan cara pandang Kerajaan Sorga (Kingdom paradigm)
2 Petrus 1:3-4 (4) Dengan jalan itu Ia telah menganugerahkan kepada kita janji-janji yang berharga dan yang sangat besar, supaya olehnya kamu boleh mengambil bagian dalam kodrat ilahi,
Dosa membuat hubungan Adam dengan Tuhan terputus, sehingga seluruh rancangan Tuhan yang menjadikan Adam sebagai perwakilan Kerajaan Surga di bumi menjadi gagal. Bumi yang seharusnya dikuasai oleh Adam menjadi tempat kejahatan (iblis) berkuasa. Padahal Tuhan berfirman pada masa awal penciptaan manusia bahwa Ia menjadikan manusia menurut gambar dan rupa-Nya untuk tujuan berkuasa ada segala ciptaan Tuhan (Kej. 1:26).
Tuhan sebagai Raja diatas segala raja perlu datang ke bumi sebagai manusia yang bernama Yesus, dimana Ia mempunyai misi mengembalikan kekuasaan yang sudah direbut oleh si jahat. Ia dikatakan sebagai “Adam kedua” datang untuk mengembalikan status manusia kembali kepada rencana Tuhan semula menjadi perwakilan Sorga di bumi, membawa kembali kerajaan yang hilang ke bumi. Kerajaan Surga kembali dinyatakan di bumi dan untuk mengalaminya diperlukan terjadinya perubahan pikiran, karena pola pikir dari kerajaan si jahat tidak sama dengan pola pikir dari Kerajaan Surga.
Jadi syarat utama masuk dalam Kerajaan-Nya adalah pertobatan. Kata ‘bertobatlah’ adalah metanoia yang artinya perubahan pikiran atau paradigma. Paradigma adalah cara berpikir atau cara pandang seseorang terhadap sesuatu. Untuk hidup dengan paradigma Kerajaan, seseorang perlu mengalami terlebih dahulu berbagai perubahan dasar. Dan proses ini tidak mudah, selalu ada langkah dan prinsip dasar yang harus dipahami lebih dahulu. Seseorang harus paham untuk tujuan apa ia diselamatkan, kerajaan siapa yang ia representasikan, untuk kepentingan siapa ia melakukan semua ini, dan nama siapa yang ditinggikan.
(2). Selaraskan standar kita bertindak dengan standar partner kita, yaitu Tuhan (God’s coworker)
2 Petrus 1:3-4 (4) Dengan jalan itu Ia telah menganugerahkan kepada kita janji-janji yang berharga dan yang sangat besar, supaya olehnya kamu boleh mengambil bagian dalam kodrat ilahi,
Kata Yunani untuk orang-orang yang telah beroleh bagian atau partaker adalah metochos yang memiliki arti partner, kawan sekerja, atau co-worker. Ingatkah kita bahwa kita ini adalah buatan Allah yang diciptakan dalam Kristus untuk melakukan pekerjaan baik yang Tuhan sudah sediakan sebelumnya. Artinya, ketika Yesus menebus kita dari belenggu dosa, Ia tidak sekedar menjadikan kita hanya sebagai orang benar, namun luar biasanya, Ia menjadikan kita sebagai partner untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan-Nya. Kata partner atau teman sekerja memiliki arti bahwa kita tidak bekerja sendirian, namun bekerja bersama-sama.
Orang yang sadar bahwa ia adalah kawan sekerja-Nya Tuhan akan seharusnya bangga bahwa ia tidak bergerak sendiri, melainkan ada tangan Tuhan yang senantiasa menopang dan membelanya. Bayangkan keterbatasan manusia apabila ia bergerak sendiri sambil mengandalkan kekuatannya. Namun apabila manusia bergerak sebagai kawan sekerja-Nya Tuhan, maka Tuhan turut memerlengkapi dan memampukannya di tengah segala kesulitan yang mungkin dihadapi.
Mari jemaat Tuhan, betapa Tuhan mau kita sungguh-sungguh memahami tujuan keberadaan kita selama ini. Tuhan mau setiap kita sebagai orang percaya menjadi perwakilan Sorga di bumi seperti yang Tuhan rancangkan sejak semula. Ada prinsip Kerajaan Sorga yang kita hadirkan di setiap wilayah yang Tuhan percayakan kepada kita, termasuk di setiap rumah-rumah tangga.
Tuhan Yesus memberkati!