Mazmur 3:1-9 (1) Mazmur Daud, ketika ia lari dari Absalom, anaknya. (2) Ya TUHAN, betapa banyaknya lawanku! Banyak orang yang bangkit menyerang aku;
Banyak kali orang menjadi sangat khawatir ketika datangnya
ancaman. Mereka seringkali kehilangan tidur nyenyaknya, damai sejahteranya, fokus pandangannya, kebahagiaannya dan lain sebagainya. Satu hal yang perlu kita sadari bahwa selama kita hidup di dunia dengan orang-orang dan selama kita menjadi orang benar, maka musuh itu akan senantiasa ada. Dan sekarang kita pun memilikinya. Bagaimana musuh dengan musuh saling bertemu merencanakan kejahatan terhadap kita. Mereka memanipulasi situasi sehingga kita jatuh. Bagian kita adalah, jangan kuatir dengan itu semua apabila ada kebenaran yang dibangun di dalam kita. Musuh kita pasti jatuh, tidak ada peluang tentang itu.
Musuh (Eng. Enemy) adalah lawan, penantang, si penuduh si penjatuh, dan lain-lain. Jadi apa pun yang sesuai dengan kategori ini adalah musuh. Kegagalan adalah musuh, dosa adalah musuh, kekhawatiran adalah musuh, iblis dengan segala rencananya adalah musuh. Apapun yang menentang, menantang, bersaing melawan rencana Tuhan adalah musuh. Sebagai pemercaya, kita ternyata memiliki lebih banyak musuh dari yang kita kira. Tidak berbuah-buah adalah bentuk musuh. Penyakit, stagnasi, tidak produktif adalah musuh, karena semua ini menentang tujuan dan rencana Tuhan. Mereka semua berkumpul bersama melawan para pemercaya.
Masalah mungkin mencoba mengurung kita dengan serius, mereka telah berkumpul bersama untuk melawan kita. Wabah, sakit-penyakit, ketakutan, kekuatiran akan keadaan hari-hari ke depan mencoba melawan kita. Janganlah hal-hal tersebut membuat sedikit pun hati kita menjadi goyah. Jangan menjadi takut dengan teror-teror yang mereka lakukan. Bagian kita adalah tetap teguh di dalam Tuhan dan kebenaran-Nya. Jangan kita menjadi salah berpihak. Yang menjadi persoalan adalah ketika orang percaya salah berpijak. Siapa pun yang tidak berada bersama-sama dengan Tuhan adalah lawan Tuhan.
Mazmur di atas ini memerlihatkan segala perasaan Daud sewaktu melarikan diri dari istana akibat pemberontakan Absalom, anaknya. Perasaannya sungguh bercampur aduk karena ada kaitan emosional antara ayah dan anak. Di satu sisi ada ketakutan karena jiwanya terancam. Di sisi lain ada kesedihan karena anaknyalah yang menjadi lawan yang berusaha menjatuhkannya. Mazmur ini berisi ratapan di hadapan Tuhan, seruan di tengah kesulitan, penderitaan, ketidakadilan yang dialami oleh orang percaya kepada Tuhan.
Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita di minggu ini. Tuhan sedang menyatakan kondisi yang sedang terjadi hari-hari ini dan hari-hari ke depan, sekaligus mengajarkan tentang bagaimana sikap kita orang percaya dalam menghadapi keadaan “dikepung musuh.” Hari-hari yang kita hadapi bagaikan “kepungan musuh-musuh” yang bersepakat menjatuhkan orang percaya. Seringkali masih banyak didapati sikap orang percaya yang kurang tepat di dalam menghadapi musuh-musuhnya. Memerlakukan musuh sebagai teman dan memerlakukan teman sebagai musuh. Melalui pesan-Nya ini Tuhan mau kita belajar kepada tokoh yang bernama Daud ketika menghadapi musuh yang tidak segan-segan untuk menghancurkannya.
Beberapa hal yang harus kita perhatikan berkaitan dengan pesan Tuhan ini agar kita bertindak tepat ketika menghadapi musuh, di antaranya adalah:
(1). Mampu membedakan mana yang berjalan dalam rencana Tuhan dan mana yang melawan Tuhan.
Maz. 3:4 Tetapi Engkau, TUHAN, adalah perisai yang melindungi aku, Engkaulah kemuliaanku dan yang mengangkat kepalaku.
Daud tidak sekedar melihat orang-orang yang mengejarnya itu semata-mata hendak menurunkan dia dari tahta kerajaan Israel, namun ia melihat dari “kacamata” yang lebih tinggi, yaitu “kacamata” Tuhan. Daud tidak bersedih hati karena Absalom dan pasukannya hendak merebut tahta kerajaan Israel dari tangannya. Karena bagaimana pun Absalom adalah salah satu anak kandung yang ia kasihi. Namun Daud lebih bersedih hati karena Absalom hendak melawan Tuhan dengan cara mengangkat dirinya sendiri sebagai raja atas Israel. Hal ini sangat bertentangan rencana Tuhan yang telah memilih Daud sebagai raja.
Dan bagi Daud ini sebuah dilema yang tidak mudah. Ia harus berhadapan dengan anaknya yang sekaligus menjadi musuhnya. Mengapa dianggap musuhnya? Karena Daud paham akan prinsip: menggagalkan rencana Tuhan adalah sama dengan menjadi musuh Tuhan. Dan tidak ada musuh sehebat apapun yang mampu bertahan ketika berhadapan dengan Tuhan. Oleh sebab itu, pastikan kita berjalan bersama Tuhan dalam kebenaran-Nya, dan dalam rencana Tuhan yang luar biasa. Musuh tidak akan sanggup mengalahkan kita.
(2). Mampu menjadikan Tuhan sebagai tempat perlindungan yang paling aman.
Maz. 3:5-6 (5) Dengan nyaring aku berseru kepada TUHAN, dan Ia menjawab aku dari gunung-Nya yang kudus. Sela (6) Aku membaringkan diri, lalu tidur; aku bangun, sebab TUHAN menopang aku!
Salah satu masalah yang kerap membuat seorang ibu (dan ayah) merasa kewalahan yaitu saat bayi mereka sulit untuk tidur nyenyak dan kerap terjaga di malam hari. Oleh sebab itu, banyak orang tua yang mencari cara agar anak mereka dapat tidur nyenyak sepanjang malam. Memang terdapat berbagai alasan seorang bayi kerap terbangun sepanjang malam. Salah satunya adalah ia mungkin membutuhkan makanan. Alasan lain yang tidak kalah pentingnya adalah ketika bayi itu membutuhkan rasa aman. Ia terbangun untuk memastikan keberadaan orang tuanya di malam hari.
Namun ternyata tidak hanya bayi yang membutuhkan rasa aman. Orang dewasa pun membutuhkan rasa aman di dalam dirinya, termasuk di waktu-waktu tidurnya. Orang yang mengalami ketegangan, depresi ataupun ketakutan dapat terlihat dari kelelapan tidurnya. Orang yang sedang dikejar-kejar hendak dibunuh sudah pasti tidak tenang hidupnya, termasuk tidurnya. Namun berbeda dengan Daud. Di tengah pelariannya hendak dibunuh oleh puluhan ribu orang, Daud tetap dapat membaringkan dirinya, lalu tidur dengan nyenyaknya. Karena pada Daud ada rasa aman yang luar biasa. Ia sungguh-sungguh menjadikan Tuhan sebagai gunung batu perlindungannya. Hal itu dapat terjadi karena ada jalinan keterhubungan antara Daud dengan Tuhan.
Mari jemaat Tuhan, kita tidak bisa menghindari keberadaan musuh yang senantiasa ada dan berusaha untuk menjatuhkan kita orang-orang percaya untuk keluar dari rencana Tuhan, namun kita bisa bersikap tepat di dalam menghadapinya agar musuh dikalahkan dan rencana Tuhan tetap berjalan di dalam kita.
Tuhan Yesus memberkati!