Mazmur 23:1-6 (6) Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa.
Terkadang Tuhan seolah-olah menyembunyikan diri-Nya dari hadapan kita; namun satu hal yang tidak dapat disembunyikannya adalah kebaikan dan kemurahan-Nya. Dia meninggalkan jejak kemurahan-Nya di mana-mana, dari hal yang begitu mudah terlihat sampai kepada hal terkecil sekalipun. Namun seperti cepatnya Tuhan menyatakan kemurahan-Nya kepada manusia, demikian manusia sama cepatnya juga untuk melupakannya. Terlalu sering kita lupa akan kemurahan yang Tuhan nyatakan bagi kita.
Bangsa Israel keluar dari Mesir dengan kekuatan Tuhan yang luar biasa. Tuhan menyatakannya dengan berbagai hal yang dahsyat. Mulai dari Tuhan membelah laut Teberau. Belum cukup dengan itu, Tuhan memberikan tuntutan berupa kehadiran tiang awan dan tiang api. Peristiwa ini memerlihatkan betapa luar biasa kemurahan yang Tuhan nyatakan kepada umat-Nya. Tiang awan memberikan keteduhan dan tuntunan pada waktu siang, tiang api memberikan cahaya dan kehangatan pada waktu malam. Begitu nyata dan terus menerus kedahsyatan yang Tuhan nyatakan, sampai orang Israel menganggapnya biasa dan lupa akan kemurahan yang telah dinyatakan Tuhan.
Tuhan menunjukkan kemurahan yang penuh kasih bukan karena kita pantas mendapatkannya, namun itu karena sifat-Nya. Itu adalah karena siapa Dia dan Dia tidak bisa berubah. Kemurahan-Nya selalu Ia nyatakan kepada kita. Pernahkah kita melewatkan momen-momen kemurahan yang Tuhan nyatakan? Ternyata sering. Manusia seringkali tidak menyadari ketika Tuhan menyatakannya. Tuhan tidak mau kita menjadi buta atau tidak peduli dengan segala kemurahan yang Ia nyatakan.
Seringkali manusia mengecilkan makna kemurahan Tuhan, bahkan menilainya sama dengan standar orang dunia pada umumnya menilai. Kemurahan hanya diukur berdasarkan apa yang dapat dilihat, apa yang dapat dinikmati dan apa yang dapat dikenakan. Orang baru mengatakan bahwa ia mengalami kemurahan Tuhan apabila hidupnya mengalami pertambahan, badan yang sehat, atau keluarga yang rukun. Namun tidak melihatnya ketika masalah datang menghimpit.
Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita di minggu ini. Tuhan menghendaki agar setiap orang percaya dapat mengenali betapa kemurahan Tuhan itu nyata dan selalu hadir di dalam setiap aspek kehidupannya, baik atau tidak baik keadaan yang dihadapinya. Maksud dari semuanya ini adalah agar setiap orang percaya terus bertumbuh menjadi pribadi-pribadi yang tangguh dan dewasa. Problem dari banyak orang percaya seringkali hanya melihat kemurahan Tuhan hanya sebatas dalam keadaan-keadaan yang baik saja. Daud mengenali kemurahan Tuhan di dalam kondisi yang paling buruk sekalipun.
Kemurahan Tuhan yang seperti apa yang Daud kenali di tengah problema yang ia hadapi?
(1). Merasakan penghiburan dan damai sejahtera di tengah kondisi terburuk sekalipun.
Maz. 23:4 Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebeb Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku.
Sangatlah mudah bagi siapapun untuk merasakan penghiburan dan damai sejahtera ketika sedang mengalami keadaan yang baik atau ketika segala sesuatu sedang berjalan dengan lancar. Namun masih dapatkah orang mengucap syukur dan merasakan penghiburan bahkan menangkap rencana Tuhan ketika sedang berada di dalam kondisinya yang terburuk? Umumnya orang hanya melihat sisi yang buruknya saja dari masalah yang sedang dihadapinya. Padahal dibalik setiap problema yang dihadapi orang percaya selalu ada kebaikan Tuhan yang luar biasa.
Kata Ibrani yang dipakai untuk menyatakan “lembah kekelaman” adalah salmawet yang berarti kegelapan yang mendalam, bahkan makna yang lebih menyeramkan lagi adalah “lembah bayang-bayang maut.” Siapapun yang melewati “lembah kekelaman” ini sulit untuk melihat titik terang di dalamnya. Semua serba menakutkan dan serba tidak menentu. Daud pernah mengalami masa-masa yang menakutkan ketika ia dikejar-kejar hendak dibunuh. Siapapun sulit untuk melihat kemurahan Tuhan yang sedang berlangsung ketika mengalami hal seperti itu, namun Daud mampu melihatnya.
(2). Merasakan penyediaan dan pemeliharaan Tuhan.
Maz. 23:5 Engkau menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku; …
Umumnya orang akan berkata bahwa ia mengalami kemurahan Tuhan ketika segala kebutuhannya terpenuhi dengan baik. Rasa kuatir pun seakan-akan lenyap begitu saja dari kehidupan. Namun masihkah kita melihat kemurahan Tuhan di tengah keadaan yang serba kekurangan dan minim? Rasanya tidak mudah bagi orang yang mengalaminya. Kekuatiran dan kecemasan segera mewarnai pikiran dan perasaannya, bahkan tidak jarang orang percaya memertanyakan keberadaan Tuhan di tengah kondisi yang demikian.
Keadaan yang dihadapi Daud juga tidaklah mudah. Jangankan menikmati makanan hidangan yang tersedia di depannya, bahkan lawan seakan-akan ingin melahap Daud bulat-bulat. Namun Daud justru dapat melihat pemeliharaan dan pembelaan Tuhan di tengah kondisi yang sulit tersebut. Mazmur yang ditulisnya ini mengandung makna betapa Tuhan sedang memperlakukan Daud sebagai seorang tamu kehormatan dan Tuhan sebagai tuan rumahnya. Luar biasa bukan? Tuhan ingin kita melihat kemurahan Tuhan yang sedang Ia nyatakan seperti Daud melihatnya, meskipun mungkin tidaklah mudah.
Mari jemaat Tuhan, bukan tanpa alasan Tuhan memberikan pesan-Nya ini kepada kita. Seringkali banyak orang percaya gagal ketika menghadapi problema dalam hidupnya. Salah satu penyebab utamanya adalah sulit melihat kemurahan Tuhan yang sedang Tuhan nyatakan di tengah-tengahnya. Padahal kemenangan dan level baru sudah menanti di depan ketika kita dapat melihatnya dengan baik. Selamat melihat kemurahan Tuhan!
Tuhan Yesus memberkati!