2 Korintus 10:12-15 (13) Sebaliknya kami tidak mau bermegah melampaui batas, melainkan tetap di dalam batas-batas daerah kerja yang dipatok Allah bagi kami, yang meluas sampai kepada kamu juga.
Setelah rasul Paulus meninggalkan Korintus, datanglah para “penginjil” lain yang mengaku-ngaku bahwa semua kemajuan pemberitaan yang telah terjadi di wilayah Korintus adalah hasil kerja mereka. Bahkan mereka tidak segan-segan mengatakan bahwa rasul Paulus bukanlah seorang rasul yang ditetapkan Tuhan. Semua itu mereka lakukan agar mereka mendapatkan pujian serta penghormatan dari jemaat Tuhan di Korintus yang jelas-jelas telah didirikan oleh rasul Paulus.
Rasul Paulus melalui suratnya mengatakan bahwa jelas apa yang dikatakan para orang-orang itu adalah salah. Alangkah bodohnya apabila ada orang-orang yang mengaku-ngaku bahwa apa yang telah dikerjakan oleh dirinya, diakui sebagai hasil jerih lelah oleh mereka yang menamakan dirinya sesama pekerja Tuhan. Rasul Paulus menegaskan hal ini bukan karena ia takut kehilangan pujian dari jemaat Korintus, karena bagi dia apalah artinya menerima pujian dari manusia untuk sesuatu yang Tuhan telah percayakan kepadanya.
Ia mempercayai bahwa pelayanan pemberitaan yang ia lakukan di Korintus hingga berdirinya jemaat Tuhan disana adalah semata-mata merupakan daerah kerja yang telah dipatok Allah bagi dia. Tuhan telah menetapkan batas sendiri-sendiri kepada masing-masing hamba-hamba-Nya untuk tugas pemberitaan dan pendirian jemaat. Dengan menyadari hal ini, maka tidaklah etis baginya untuk pergi melampaui batas-batas yang telah ditentukan Tuhan baginya. Apalagi sampai mengaku-ngaku bawa apa yang telah dikerjakan orang lain sebagai hasil jerih lelahnya.
Batas-batas yang telah ditetapkan Tuhan dalam pelayanan ini dapat dimaknai juga sebagai rambu-rambu pembatas bagi kita para pemercaya Kristus dalam melakukan pelayanan di setiap bidang masing-masing yang Tuhan telah percayakan. Bukan hanya semata-mata berbicara tentang pembatasan yang berkaitan dengan wilayah geografis saja, namun juga pembatasan yang berkaitan dengan nilai moral dan etika yang harus dipahami oleh setiap orang percaya.
Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita di minggu ini. Banyak orang percaya yang perlu diingatkan kembali tentang batasan-batasan atau rambu-rambu di dalam menjalankan fungsinya sebagai orang-orang percaya di bumi ini. Batasan-batasan ini diberikan bukan untuk memersempit ruang gerak kita, namun digunakan sebagai rambu-rambu penuntun agar justru ruang gerak kita sebagai orang percaya menjadi leluasa tanpa terbentur oleh berbagai pelanggaran yang tidak seharusnya dialami. Batasan-batasan tersebut bisa berupa firman Tuhan yang menjadi pelita bagi kaki kita sekaligus penerang bagi jalan-jalan kita, bisa berupa nilai-nilai Kerajaan Sorga yang terkandung namun tidak selalu tertulis secara eksplisit di dalam Alkitab, atau bisa juga aturan-aturan yang berlaku di setiap ruang lingkup yang dipercayakan Tuhan kepada kita.
Beberapa hal mengenai pentingnya kita memahami batasan-batasan yang Tuhan berikan, di antaranya:
(1). Batasan membuat kita paham akan apa yang harus dilakukan.
2 Kor. 10:15a Kami tidak bermegah atas pekerjaan yang dilakukan oleh orang lain di daerah kerja yang tidak dipatok untuk kami.
Rasul Paulus memahami bahwa memang ada wilayah-wilayah kerja yang tidak ditentukan Tuhan baginya. Tentunya ia boleh merasa lega ketika mengetahui hal itu, karena bukankah ini akan membuat ia tidak perlu menyalahi aturan yang telah ditetapkan Tuhan bukan? Ia menyadari bahwa kepada rasul-rasul yang lain Tuhan telah menetapkan untuk menggarap wilayah lain di luar wilayah yang Tuhan percayakan kepadanya. Ketika setiap orang percaya memahami “aturan main” melalui batasan-batasan yang Tuhan tetapkan bukankah ini akan membuat orang percaya menjadi lebih mudah bergerak tanpa harus melanggar aturan yang telah ditetapkan.
Ibarat cabang olahraga sepakbola. Betapa luas area lapangannya sehingga sanggup diisi oleh lebih dari dua puluh dua orang di dalamnya. Sebelas orang untuk masing-masing tim, belum termasuk beberapa orang wasit. Meskipun area permainannya begitu luas, namun setiap atlet tidak boleh semena-mena menendangkan bolanya kemana saja. Mengapa? Karena ada batasan-batasan yang telah mengaturnya. Dan batasan-batasan tersebut bernama “rules of the game” atau aturan bermain khusus cabang olahraga tersebut. Ada garis pembatas tengah lapangan, ada wilayah lawan dengan masing-masing tiang gawang di ujungnya, lalu ada garis pembatas luar lapangan, dan lain-lain. Batasan-batasan inilah yang membuat permainan menjadi teratur, menarik dan bermakna.
(2). Batasan membuat kita bertanggung jawab.
2 Kor. 10:14 Sebab dalam memberitakan Injil Kristus kami telah sampai kepada kamu, sehingga kami tidak melewati batas daerah kerja kami, seolah-olah kami belum sampai kepada kamu.
Batasan-batasan menunjukkan kepada kita mana yang seharusnya menjadi tanggung jawab kita dan mana yang bukan menjadi tanggung jawab kita. Ini membantu kita untuk menentukan sampai batas wilayah mana lingkup tanggung jawab kita. Bukan seolah-olah kita mau melepaskan tanggung jawab, namun ada wilayah lain yang dipercayakan kepada orang lain dimana ia pun harus memikul tanggung jawab atas wilayah yang dipercayakan kepadanya. Itulah alasan mengapa batas sangat penting, tujuannya adalah membantu kita membedakan bagian mana yang dipercayakan untuk kita mengusahakan dan merawatnya.
Apakah kita menyadari bahwa Tuhan kita adalah Tuhan yang membatasi untuk sebuah kebaikan? Pada mulanya Ia memberikan batasan kepada Adam dengan berkata kepada mereka di Taman Eden bahwa semua pohon di taman itu buahnya boleh dimakan, namun ada satu pohon, yaitu pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat, dimana ia dan isterinya dilarang untuk memakannya. Pohon itu adalah pembatas agar mereka tidak jatuh ke dalam dosa. Tahukah kita, bahwa pada waktu Tuhan memberikan larangan tersebut, Tuhan sedang mengajarkan arti sebuah tugas dan tanggung jawab kepada manusia.
Mari jemaat Tuhan, seringkali kita merasa bahwa batasan itu diberikan untuk mengekang kebebasan kita. Namun kita boleh memahami bawa batasan itu diberikan agar memudahkan kita bergerak dalam koridor yang benar. Mereka yang memahami makna batasanlah yang akan terus bergerak maju ke tujuan Tuhan. Pelanggaran batasan hanya akan menghambat laju kecepatan kita bergerak.
Tuhan Yesus memberkati!