Efesus 6: 13-14 (14) Jadi berdirilah tegap, berikatpinggangkan kebenaran dan berbajuzirahkan keadilan,
Apabila kita memerhatikan kisah-kisah dari abad pertengahan, tentu kita pernah melihat gambar para ksatria-ksatria yang bertanding di arena. Mereka mengendarai kuda, memakai penutup kepala yang menutupi muka, perisai, pelindung tubuh dan memegang tombak panjang atau pedang. Setelah berhadapan dari jauh mereka lalu memacu kudanya dan berusaha secepat mungkin untuk menghajar bagian tubuh lawannya untuk menang. Apa yang mereka pakai untuk melindungi tubuh disebut juga dengan baju zirah. Baju zirah ini terbuat dari besi dan tentu merupakan perlengkapan vital dalam berperang.
Baju zirah akan berfungsi sebagai pelindung dari serangan dalam perang, apakah itu di arena terhadap tombak, dan bisa pula melindungi dari panah, pedang dan sebagainya. Orang yang menggunakan baju zirah biasanya bukan sembarangan orang, melainkan orang-orang tertentu seperti panglima perang, ksatria, dan para prajurit. Baju zirah bukan hanya saja milik para ksatria di abad pertengahan, tetapi sebelum masa Yesus pun sudah ada, biasa digunakan oleh para gladiator yang bertanding sebagai sarana hiburan bagi kerajaan Romawi.
Tentu bukannya tanpa alasan apabila rasul Paulus menggunakan kata baju zirah di dalam beberapa suratnya, baik kepada jemaat Efesus maupun Tesalonika. Rasul Paulus menggunakan baju zirah sebagai “alat peraga” dalam menyampaikan pentingnya orang percaya untuk waspada dan berjaga-jaga terhadap segala jenis serangan dan jebakan yang dipakai si musuh untuk menjatuhkan. Jadi, baju zirah merupakan salah satu perlengkapan senjata yang penting baik untuk bertahan, berjaga-jaga maupun berperang.
Di hari-hari yang jahat ini orang percaya harus lebih memerhatikan dan menjaga diri untuk tidak terjerumus ke dalam berbagai jerat yang dipasang musuh di mana-mana. Musuh akan mengerahkan segala tipu muslihat dan serangan-serangannya. Kewaspadaan perlu bagi setiap orang percaya, karena kita tidak tahu kapan serangan itu ditujukan.
Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita di minggu ini. Tuhan memperingatkan kita umat Tuhan untuk meningkatkan kewaspadaan dari serangan yang ditujukan kepada setiap orang percaya. Ingat, baju zirah adalah perlengkapan yang tidak semua orang bisa mengenakannya pada masa itu. Hanya para panglima perang, ksatria dan para prajurit saja yang mengenakannya. Seperti apakah kita memandang diri kita, maka sudah selayaknyalah kita memerlengkapi diri kita dengan baju zirah tersebut, karena bukankah kita adalah prajurit-prajurit-Nya Tuhan? Area manakah yang perlu kita perkuat pertahanannya? Sesuai dengan fungsi baju zirah yang khusus melindungi organ tubuh bagian tengah, maka area hatilah yang perlu kita tingkatkan penjagaannya. Karena jelas, hati adalah pusat kehidupan orang percaya.
Sikap apa yang harus kita bangun untuk senantiasa dikatakan sebagai orang percaya yang mengenakan baju zirah keadilan atau kebenaran ini, di antaranya:
(1). Membangun kebenaran yang sejati di dalam diri kita.
Ef. 6: 14 Jadi berdirilah tegap, berikatpinggangkan kebenaran dan berbajuzirahkan keadilan (= tutup-dada kebenaran/breastplate of righteousness),
Sangat menarik bahwa rasul Paulus berbicara tentang pelindung dada sejak awal, karena itu menunjukkan kepada kita di mana si musuh rentan untuk menyerang orang percaya. Musuh akan menyerang hati kita. Ketika banyak orang berpikir tentang serangan spiritual hanyalah sekedar berupa lampu gantung yang bergoyang, pintu yang menutup tiba-tiba atau lemari yang terbuka sendiri dan lain-lain, ingatlah cara efektif yang musuh lakukan adalah dengan mengejar hati orang percaya. Mereka tahu bahwa jika serangan dapat mengenai hati, maka dapat menyebabkan luka yang mematikan.
Apakah hati itu? Hati melambangkan keberadaan kita yang paling dalam, esensi dari siapa kita. Alkitab menggunakan hati untuk merujuk pada tempat duduk pikiran, motivasi serta emosi yang dalam dari manusia. Emosi seperti kegembiraan atau kemarahan berasal dari hati ini. Rasul Paulus mengajarkan pelajaran rohani yang penting. Ia mengatakan bahwa orang percaya harus membangun kebenaran sejati di dalam dirinya seperti mengenakan pelindung dada kebenaran (breastplate of righteousness) untuk melindungi bagian vital manusia batiniahnya. Banyak orang percaya hari-hari ini yang jatuh karena tidak menjaga wilayah hatinya.
(2). Membangun hubungan dengan Tuhan.
Ef. 6:14 Jadi berdirilah tegap, berikatpinggangkan kebenaran dan berbajuzirahkan keadilan (=tutup-dada kebenaran/breastplate of righteousness).
Tutup dada atau breastplate bukan hanya pelindung dada yang digunakan para prajurit saja, namun ada jenis penutup dada yang adalah komponen penting dalam pakaian imam di zaman PL. Baju efod, adalah baju berbentuk celemek yang dikalungkan di dada para imam ketika ia bertugas melayani di Bait Suci. Baju efod ini berhiaskan emas dan dari kain ungu yang mirip dengan warna Kemah Suci. Ini menunjukkan kehadiran Allah di tengah bangsa Israel, sekaligus menunjukkan kasih-Nya kepada bangsa itu.
Baju efod ini dikenakan imam yang mewakili umat Tuhan di hadapan Tuhan dalam upacara. Pakaian yang digunakan pun bukanlah pakaian sembarangan, dimana pembuatnya adalah seorang ahli yang dipenuhi Roh Allah. Ketika Tuhan lewat pesan-Nya ini mengatakan tentang penutup dada kebenaran, ini sedang mengingatkan kepada kita bahwa kita semua adalah imam-imam Perjanjian Baru yang diperkenankan untuk membangun hubungan dengan Tuhan memohon jawaban Tuhan. Hanya umat yang terkoneksi yang dapat mengakses jawaban dan kehendak Tuhan, sehingga tidak salah bertindak.
Mari jemaat Tuhan, banyak orang percaya menjadi jatuh dan luka karena berjalan dalam kehendaknya sendiri. Melakukan sesuatu yang dirasa dirinya benar. Melalui pesan-Nya ini, Tuhan mau setiap kita membangun diri kita dengan cara yang benar. Ada baju zirah kebenaran yang Tuhan sediakan untuk melindungi umat-Nya dari serangan musuh yang hari-hari ini sengaja ditujukan ke arah hati orang percaya. Bangun diri kita kali ini dengan cara yang berkenan.
Tuhan Yesus memberkati!