Kebenaran Tuhan Sebagai Tali Pengukur (Pesan Gembala, 29 Juni 2025)

KEBENARAN TUHAN SEBAGAI TALI PENGUKUR

Yesaya 28:16-17 (17) Dan Aku akan membuat keadilan menjadi tali pengukur, dan kebenaran menjadi tali sipat; hujan batu akan menyapu bersih perlindungan bohong, dan air lebat akan menghanyutkan persembunyian.”

Ayat-ayat dalam perikop ini ditujukan kepada pemimpin Israel yang merasa dirinya aman dengan apa yang mereka lakukan. Mereka adalah orang-orang yang mendasarkan diri mereka dalam rasa aman yang salah, dan bahkan menantang Tuhan untuk melakukan yang buruk.

Yesaya memeringatkan bahwa ada rasa aman yang sejati, yaitu pada diri Tuhan sendiri sebagai batu penjuru yang mahal bagi umat milik kepunyaan-Nya. Siapa yang percaya tidak akan gelisah. Orang yang menjadikan Tuhan sebagai landasan hidupnya, apapun goncangan yang terjadi hatinya akan tetap teguh.

Minimal ada empat istilah pertukangan yang digunakan Tuhan tentang seperti apakah diri-Nya dapat disamakan, yaitu:

a. Batu fondasi.

Barangsiapa melandaskan dirinya, hidupnya, pernikahannya, keluarganya atau gereja-Nya di atas dasar Kristus maka percayalah sehebat apapun goncangan itu tidak akan menggoyahkannya.

b. Batu penjuru (cornerstone)

Batu penjuru adalah batu patokan yang paling penting dalam sebuah bangunan, ditempatkan di sudut dan menyatukan dua dinding. Konsep ini menggambarkan bagaimana Yesus adalah dasar, fondasi, dan pemersatu bagi gereja dan orang percaya. 

c. Tali pengukur

Digunakan sebagai simbol standar kebenaran dan ketegaklurusan dalam mengukur atau menilai sesuatu, termasuk perilaku manusia dan bangunan rohani. Dalam konteks rohani, tali pengukur bisa diartikan sebagai firman Tuhan yang menjadi standar hidup lurus dan benar di hadapanNya. 

d. Tali sipat

Alkitab menggunakan gambaran tali sipat sebagai alat ukur. Tali yang ditarik lurus oleh beban itu menunjukkan bagaimana seharusnya lurusnya hidup kita di hadapan Tuhan. Tali yang lurus itu adalah standar kebenaran dalam hidup kita, yaitu firman.

Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita. Kita tidak tahu goncangan atau godaan yang seperti apa yang mungkin akan terjadi di depan sana. Namun lagi-lagi Tuhan melalui pesan-Nya ini sedang terus menekankan kepada kita agar kita sebagai orang percaya menggunakan ukuran atau patokan yang dari Tuhan. Dan ukuran-Nya itu adalah firman Tuhan. Ayat 17 Dan Aku akan membuat keadilan menjadi tali pengukur, dan kebenaran menjadi tali sipat;…

Dunia memiliki ukurannya sendiri, Tuhan juga memiliki ukuran-Nya sendiri. Kita sebagai orang percaya yang tinggal di bumi diperhadapkan dengan berbagai macam pilihan ukuran. Mau menggunakan yang mana? Kita memiliki kebebasan. Namun bagi kita sebagai orang percaya, pastikan kita dapat menjawab beberpa pertanyaan ini dengan benar.

– “Bangunan” apa yang sedang kita bangun?

– Tujuan siapa yang hendak kita capai?

– Cara siapa yang hendak kita gunakan?

Apabila jawabannya adalah bangunan Tuhan, tujuan Tuhan, dan cara Tuhan, maka semua ukuran yang harus digunakan adalah ukuran-Nya Tuhan, tidak ada pilihan lain.

Beberapa prinsip yang harus kita pahami berkaitan dengan pesan Tuhan tentang menjadikan Tuhan dan kebenaran-Nya sebagai tali pengukur atau tali sipat dalam hidup kita, di antaranya adalah:

(1). Libatkan Tuhan di dalam setiap proses pembangunan

Yesaya 28:17 Dan Aku akan membuat keadilan menjadi tali pengukur, dan kebenaran menjadi tali sipat; …

Sebuah rumah umumnya dibangun dengan berbagai material seperti batu, batu bata, pasir, semen, besi dan sebagainya. Selain itu dibutuhkan juga berbagai alat, seperti cangkul, sekop, pahat, gergaji dan lain-lain. Akan tetapi ada alat sederhana yang tidak bisa tidak digunakan, dan sudah harus digunakan dari sejak awal proses pembangunan digunakan. Nama alat ini adalah tali pengukur dan tali sipat.

Tuhan selalu mengukur umat berdasarkan standar kebenaran-Nya dan bukan tolok ukur lain. Setiap tahap demi tahap pembangunan Tuhan mau kita terus mengukurnya menggunakan ukuran-Nya. “Tali pengukur” dan “tali sipat” Tuhan adalah keadilan dan kebenaran-Nya. Kita yang dahulu bengkok sudah “diluruskan” oleh anugerah keselamatan melalui kematian Yesus di kayu salib. Tetapi anugerah keselamatan Tuhan bukanlah surat pas yang membolehkan kita melenceng dari firman-Nya. Anugerah itu memberdayakan kita melalui kuasa Roh Kudus untuk bisa menepati standar kebenaran Tuhan.

(2). Libatkan Tuhan untuk menjadi Raja yang sesungguhnya dalam hidup kita

Yesaya 28:17 Dan Aku akan membuat keadilan menjadi tali pengukur, dan kebenaran menjadi tali sipat; …

Tuhan seringkali melalui nabi-nabi-Nya menegur bangsa Israel yang mudah menjadi berubah sikap dan perilaku imannya, karena tergantung siapa raja yang memerintah saat itu. Ada raja yang jahat, ada raja yang hanya baik, namun ada raja yang baik dan benar. Apabila yang memerintah adalah raja yang takut akan Tuhan, maka seluruh bangsa menjadi takut akan Tuhan. Namun apabila raja yang memerintah adalah raja seorang penyembah berhala, mereka seketika juga berubahlah hati rakyat untuk menjadi para penyembah berhala juga.

Tuhan mau setiap kita, umat-Nya, menjadikan Tuhan Yesus sungguh-sungguh sebagai Raja dalam setiap pribadi kita, sehingga apapun perubahan yg terjadi di sekeliling kita, kepemimpinan bangsa kita, atau dengan siapapun kita bergaul, itu tidak akan mempengaruhi iman setiap kita sebagai orang percaya. Bagian kita adalah melakukan kegerakan seperti yang sedang Tuhan lakukan. Apa yang hari-hari ini sedang Tuhan pesankan dan arahkan, ikutilah itu.

Mari jemaat Tuhan, apabila kita memahami prinsip-prinsip ini, maka kita akan selalu menggunakan “alat ukur” Tuhan dalam setiap langkah kita. Sama prinsipnya dengan jemaat (gereja) yang Tuhan dirikan (Matius 16:18), bahwa gereja yang dikehendaki Tuhan adalah gereja yang didirikan di atas batu pondasi Tuhan (kebenaran firman), dibangun dengan cara-Nya Tuhan, untuk mencapai tujuan-Nya Tuhan. Dengan dasar dan tujuan yang demikian, maka alam maut (pekerjaan iblis) tidak akan menguasainya. Demikian pula halnya dengan kehidupan pribadi, pernikahan, keluarga, pelayanan kita, dan sebagainya, apabila kita tidak ingin si jahat (alam maut) menyentuhnya, bangunlah semuanya itu berdasarkan ukuran-Nya Tuhan.

Tuhan Yesus memberkati!

Kebenaran Tuhan Sebagai Tali Pengukur (Pesan Gembala, 29 Juni 2025)

| Warta Jemaat |
About The Author
-