JANGAN PERNAH MENYERAH
Kisah Para Rasul 14:1-7 (2) Tetapi orang-orang Yahudi, yang menolak pemberitaan mereka, memanaskan hati orang-orang yang tidak mengenal Allah dan membuat mereka gusar terhadap saudara-saudara itu.
Bukan hanya sekali itu saja rasul Paulus mengalami penolakan dalam perjalanan pelayanannya memberitakan kabar sukacita kepada orang-orang Yahudi maupun orang-orang non Yahudi. Sebelumnya, bersama Barnabas ia pun telah mengalami perlakuan yang sama ketika memberitakan Injil di Antiokhia. Orang-orang Yahudi di sana telah menghasut perempuan-perempuan terkemuka yang takut akan Allah, dan pembesar-pembesar di kota itu, sehingga menimbulkan penganiayaan dan pengusiran atas diri rasul Paulus dan teman-temannya.
Namun perlakuan yang tidak menyenangkan itu tidak menyurutkan niat hati rasul Paulus. Selepas diusir dan dianiaya di kota Antiokhia, mereka memutuskan untuk masuk ke kota Ikonium. Di Ikonium mereka mengajar sejumlah besar orang Yahudi dan Yunani yang kemudian menjadi percaya. Namun lagi-lagi ada orang-orang yang menolak pemberitaan lalu kemudian memanaskan hati orang-orang yang tidak mengenal Tuhan. Akibatnya, rasul Paulus dan kawan-kawannya mengalami penolakan, bahkan ada gerakan yang mulai menyiksa dan melempari kedua rasul dengan batu.
Apakah hal-hal itu membuat mereka berhenti untuk memberitakan Injil damai sejahtera? Ternyata tidak, dari Ikonium para rasul memutuskan untuk menyingkir sementara waktu sambil memberitakan Injil di kota Listra, Derbe dan sekitarnya. Tuhan menyertai perjalanan mereka disertai dengan berbagai tanda dan mujizat. Dari situ, mereka kembali lagi masuk ke kota-kota dimana mereka memberitakan Injil sebelumnya.
Kalau kita perhatikan, betapa gigih dan tidak pantang menyerahnya para rasul dalam melaksanakan tugas yang dipercayakan Tuhan kepada mereka di tengah-tengah penolakan dan aniaya yang harus mereka alami. Sangat tidak mudah tentunya bagi mereka, namun mereka tahu Siapa yang sedang mereka beritakan dan penyertaan seperti apa yang Sorga berikan bagi mereka yang menangkap tugas mulia seperti itu. Bagi orang yang tidak memahaminya, mengalami sedikit tantangan dan aniaya saja sudah pasti akan menghentikan langkah dan semangatnya untuk Tuhan.
Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita di minggu ini. Tuhan mau setiap kita menyadari, bahwa pengiringan kita kepada Tuhan bukanlah semata-mata hanya untuk sekedar mengisi hari-hari hidup kita dengan hal-hal tentang Kristus, namun ada sikap dan karakter yang terbentuk melalui tantangan demi tantangan yang Tuhan ijinkan kita alami. Tuhan menghendaki dari hal-hal tersebut akan lahir sikap dan karakter-karakter yang berkualitas. Tawar hati dan menyerah sudah pasti bukanlah sesuatu yang Tuhan harapkan dari tantangan dan aniaya yang terjadi.
Melalui pesan Tuhan ini, mari kita tangkap hal-hal apa saja yang harus kita perhatikan agar tidak menjadi orang yang mudah menyerah. Beberapa di antaranya adalah:
(1). Menyadari tujuan Tuhan dalam hidup yang kita jalani ini.
Kis. 14:3 Paulus dan Barnabas tinggal beberapa waktu lamanya disitu. Mereka mengajar dengan berani, karena mereka percaya kepada Tuhan. Dan Tuhan menguatkan berita tentang kasih karunia-Nya dengan mengaruniakan kepada mereka kuasa untuk mengadakan tanda-tanda dan mujizat-mujizat.
Sejak peristiwa Damsyik, rasul Paulus yang tadinya adalah seorang penganiaya jemaat Tuhan, telah mengetahui alasan mengapa ia diselamatkan dan dipilih Tuhan, yaitu untuk menjadi alat bagi Tuhan untuk memberitakan nama Tuhan kepada bangsa-bangsa. Jadi apapun pekerjaan dan aktifitas yang ia lakukan, selalu ada misi utama dibalik semuanya itu, yaitu memberitakan nama Tuhan. Terlebih ketika Tuhan memerintahkannya untuk melakukan perjalanan ke wilayah-wilayah tertentu, seperti perjalanan ke Antiokhia, Ikonium, Listra, Derbe dan lain-lain, maka sudah pasti tujuannya adalah untuk memberitakan Injil Kristus.
Demikian pula kita, Tuhan memiliki tujuan yang luar biasa ketika Ia memilih dan menyelamatkan kita, yaitu untuk memberitakan kedahsyatan nama-Nya di bidang apapun yang Tuhan percayakan kita. Tidak setiap kita dipanggil untuk menjadi seorang pengkotbah yang berdiri di belakang mimbar, namun setiap kita dipanggil untuk memberitakan nama Tuhan di mana pun kita berada, di tengah apapun kondisi yang kita hadapi. Ingat, selalu ada sekian pasang mata yang selalu menyaksikan pemberitaan nama Tuhan melalui sikap yang kita tunjukkan. Tidak sedikit yang melepaskan diri dan menyerah untuk sekian waktu ketika tantangan menghadang kehidupannya.
(2). Menyadari bahwa ada proses yang harus dijalani di dalam mencapai tujuan.
Kis. 14:2 Tetapi orang-orang Yahudi, yang menolak pemberitaan mereka, memanaskan hati orang-orang yang tidak mengenal Allah dan membuat mereka gusar terhadap saudara-saudara itu.
Banyaknya jiwa-jiwa yang diselamatkan melalui pemberitaan rasul Paulus dan kawan-kawannya tidaklah semudah apa yang kita pikir. Sekalipun tanda demi tanda ajaib menyertai pelayanan rasul Paulus, namun tantangan dan aniaya diijinkan Tuhan untuk tetap mereka alami. Dari sinilah rasul Paulus menyadari bahwa Tuhan punya cara di dalam menyelamatkan dan menumbuhkan jiwa-jiwa. Bukan semata-mata melalui pengajaran hebat yang diajarkan oleh para rasul saja, namun juga dari cara mereka menghadapi aniaya.
Di zaman yang sudah serba canggih ini seringkali membuat pola pikir manusia juga serba instan. Kadangkala kita menginginkan untuk meraih hasil secepat mungkin dengan cara instan. Tentu saja hal itulah yang seringkali membuat kita cepat merasa down saat apa yang diharapkan tidak dapat dicapai. Berbeda halnya, apabila kita memahami bahwa Tuhan selalu punya cara tertentu untuk kita dalam mencapai suatu hasil. Ia sering menitikberatkan proses waktu kita mengusahakannya dibandingkan semata-mata hasil yang kita capai.
Oleh sebab itu, mari jemaat Tuhan, melalui pesan ini Tuhan sesungguhnya sedang menguatkan kita untuk tidak menjadi orang yang mudah menyerah. Jalani proses yang sedang kita alami saat ini dengan baik. Bagi Tuhan tidaklah sulit mengabulkan pengejaran kita, namun Tuhan mau lahirnya sebuah karakter unggul dari proses pencapaian tersebut. Karakter yang siap untuk menyambut sang Mempelai ketika datang menjemput.
Tuhan Yesus memberkati!