Jangan Biarkan Musuh Menipumu! (Don’t Let the Enemy Deceive You!) (Pesan Gembala, 13 April 2025)

JANGAN BIARKAN MUSUH MENIPUMU! (DON’T LET THE ENEMY DECEIVE YOU!)

Yosua 9:3-4 (3) Tetapi ketika terdengar kepada penduduk negeri Gibeon apa yang dilakukan Yosua terhadap Yerikho dan Ai, (4) maka mereka pun bertindak dengan memakai akal: mereka pergi menyediakan bekal, mengambil karung yang buruk-buruk untuk dimuatkan ke atas keledai mereka dan kirbat anggur yang buruk-buruk, yang robek dan dijahit kembali,

Berbicara soal penipuan, Alkitab sudah mencatatnya bahwa itu sudah terjadi sejak zaman Adam dan Hawa. Manusia jatuh ke dalam dosa karena kasus penipuan yang dilakukan si ular. Dan selanjutnya, penipuan demi penipuan terus berkembang seiring dengan kemajuan zaman. Hari-hari ini penipuan berkembang mengikuti kemajuan teknologi.

Apabila Tuhan hari ini memberikan pesan-Nya kepada kita agar jangan membiarkan musuh menipu, tentunya Tuhan mau kita ekstra berhati-hati akan segala hal. Baik yang dilakukan oleh manusia, maupun yang dilakukan si jahat secara tidak kasat mata, misalnya hati yang diserang melalui berbagai tuduhan akan rasa bersalah, mengasihani diri, intimidasi, dan lain-lain. Ini bisa dilakukan si jahat secara langsung atau bisa juga melalui siapapun dan cara apapun.

Berbagai situasi yang terjadi hari-hari ini, berbagai keadaan, dan kabar yang kurang enak telah membuat hati banyak orang menjadi terganggu. Dari keadaan hati yang seperti inilah si musuh akan “bermain” dan mulai menjalankan tipu muslihatnya.

Yosua 9:3-4 (3) Tetapi ketika terdengar kepada penduduk negeri Gibeon apa yang dilakukan Yosua terhadap Yerikho dan Ai, (4) maka mereka pun bertindak dengan memakai akal… Musuh akan memantau situasi yang terjadi pada hati orang-orang percaya. Bangsa Gibeon melancarkan tipu dayanya ketika bangsa Israel baru saja selesai menang atas Yerikho dan Ai. Artinya, dalam keadaan umat Tuhan sedang dalam keadaan menang sekalipun, semangat yang berkobar-kobar, dan rasa syukur berlimpah-limpah saja, musuh berusaha mencuri peluang atau mencari celah untuk mereka masuki. Apalagi seandainya bangsa Israel sedang berada dalam kondisi kalah.

Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita. Melalui pesan-Nya ini Tuhan mau kita sebagai orang percaya selalu dalam keadaan waspada. Bukan sekedar waspada secara jasmani saja, namun juga harus waspada sekaligus cerdik secara spiritualitas juga. Kecerdasan spiritual harus senantiasa terjaga. Iblis atau si musuh tetap akan selalu memanfaatkan setiap keadaan dari orang percaya, lalu menunggu saat yang tepat untuk melancarkan aksinya. Ingat, akan apa yang ia lakukan terhadap Yesus. Setelah gagal mencobai, ia mundur dari pada Yesus, namun ia menunggu waktu yang baik.

Ayat 1 dan 2 dibuka dengan gabungan raja-raja yang bergabung untuk memerangi Yosua dan orang-orang Israel. Apabila kondisinya seperti ini, maka mudah bagi Yosua untuk mengenalinya. Ini yang dikatakan real enemy atau musuh yang terlihat nyata. Namun ada jenis musuh yang tampil dalam wujud yang lain. Bangsa Gibeon sadar bahwa apabila mereka berhadapan langsung “head to head” dengan Yosua mereka jelas akan kalah. Oleh sebab itu, dikatakan dalam ayat 4 “maka mereka pun bertindak dengan memakai akal…” Kata “akal” yang digunakan di sini memiliki arti menggunakan kecerdasan sekaligus menggunakan kelicikannya (craftiness). Mereka pura-pura memerlihatkan diri mereka kepada Israel bahwa mereka bukanlah sebuah ancaman.

Seperti inilah cara musuh akan mencoba masuk atau mencoba menyelusup ke dalam kehidupan orang-orang percaya dengan cara memanfaatkan kelemahan dari masing-masing orang-orang percaya. Mungkin cara kepada yang satu berbeda dengan yang lainnya, tergantung pada letak sisi lemahnya. Kepada Yosua, strategi yang dilakukan adalah dengan bersikap memelas minta dikasihani.

Jadi apa yang harus kita lakukan untuk mengantisipasi segala tipu muslihat musuh yang akan mencoba menyelusup masuk? Beberapa di antaranya adalah:

(1). Sadari dan bangun sisi lemah kita atau di wilayah mana kita sering membuka celah

Yosua 9:13-14 (13) Inilah kirbat-kirbat anggur, yang masih baru ketika kami mengisinya, tetapi lihatlah, telah robek; dan inilah pakaian dan kasut kami, semuanya telah buruk-buruk karena perjalanan yang sangat jauh itu.” (14) Lalu orang-orang Israel mengambil bekal orang-orang itu, tetapi tidak meminta keputusan TUHAN.

Berbicara soal sisi lemah, setiap orang tentu punya sisi lemahnya masing-masing. Kenali bagian itu dan perkuatlah. Karena iblis tidak akan bersusah-susah mencari pintu untuk masuk atau menyelusup ke dalam kehidupan orang percaya. Ia akan “duduk santai” memerhatikan sisi lemah orang percaya, memancing-mancingnya, lalu menunggu saat yang tepat untuk mencoba masuk. Seperti halnya orang-orang Gibeon, demikian pula iblis akan mencoba melakukan hal yang sama. Ia akan membuat orang percaya merasa nyaman dahulu. Ia akan memerkenalkan dirinya bahwa ia bukanlah sebuah ancaman, bahkan ia datang memerkenalkan diri sebagai seorang teman.

Apabila kembali ke kisah Yosua dan bangsa Israel, kelihatannya bangsa Gibeon memanfaatkan Yosua dan segenap bangsa Israel dari sisi dimana ia tahu bahwa bangsa ini hatinya mudah tergugah apabila melihat pemandangan orang-orang yang datang dari perjalanan jauh, lusuh, pakaian robek-robek, kasutnya rusak, dan sebagainya demi mendapatkan belas kasihan, lalu ditambah dengan memuji-muji Allah Israel yang perkasa, dan memerkenalkan diri mereka sebagai hamba. Dan benarlah, atas dasar “hati yang mudah tergugah” tersebut, maka Yosua dan orang Israel mengikat perjanjian tanpa meminta keputusan Tuhan. Bayangkan, mereka membuat perjanjian atas dasar kasihan.

Hari ini, musuh akan mencoba masuk dengan memanfaatkan kelemahan atau ketidaktelitian umat Tuhan. Caranya bisa berupa apa saja. Bagian kita adalah perkuat pertahanan kita atau wilayah kelemahan kita. Dalam membuat keputusan, siapkan kriteria-kriteria penting yang harus menjadi bahan pertimbanganmu sebelum masuk ke dalam pilihanmu. Dapatkan tanda-tanda yang Tuhan nyatakan. Jangan buta dalam hal tersebut.

(2). Sadari bahwa ada yang lebih penting dari sekedar yang terlihat oleh mata jasmani (ini berbicara tentang prinsip kebenaran firman Tuhan)

Yosua 9:15 Maka Yosua mengadakan persahabatan dengan mereka dan mengikat perjanjian dengan mereka, bahwa ia akan membiarkan mereka hidup; dan para pemimpin umat itu bersumpah kepada mereka.

Keputusan Yosua dan bangsa Israel mengikat perjanjian dengan bangsa Gibeon sudah bukan atas dasar apa yang Tuhan sudah tetapkan (Keluaran 23:32-33), melainkan atas apa yang mata jasmani lihat, dan apa yang menggugah di hati ketika mendengar ada “drama sedih” perjalanan bangsa Gibeon dari jauh dengan roti dingin, dan baju sobek-sobek. Ini menjadi sesuatu yang menyedihkan.

Hari-hari ini pertimbangan tidak sedikit orang percaya sudah sedemikian ter-downgrade. Perkataan Tuhan atau perintah Tuhan kadang sudah dianggap setara dengan pendapat diri pribadi atau apa yang hati rasakan. Menyadari bahwa ada hukum Tuhan yang berlaku, namun sudah tidak dijadikan sebagai fondasi utama lagi, karena ada hal lain yang seringkali dianggap baik untuk dijadikan bahan pertimbangan.

Mari jemaat Tuhan, biarlah kita tetap menjadi orang-orang percaya yang menghargai perkataan Tuhan. Biar bagaimanapun firman Tuhan adalah yang terutama dibandingkan dengan apapun. Melalui pesan-Nya ini kita kembali diperingatkan bahwa si musuh tidak pernah jemu-jemu untuk menunggu saat yang tepat untuk melancarkan aksinya apapun keadaan kita. Firman Tuhan sudah memeringatkan kita bahwa iblis bisa menyamar sebagai malaikat terang. Bagian kita adalah terus pertajam kepekaan kita. Jadikan Firman Tuhan sebagai pedoman yang utama.

Tuhan Yesus memberkati!

Jangan Biarkan Musuh Menipumu! (Don’t Let the Enemy Deceive You!) (Pesan Gembala, 13 April 2025)

| Warta Jemaat |
About The Author
-