Jadilah Tenang di Segala Situasi (Pesan Gembala, 28-08-2022)

JADILAH TENANG DI SEGALA SITUASI

Yesaya 30:15 Sebab beginilah firman Tuhan ALLAH, Yang Mahakudus, Allah Israel: “Dengan bertobat dan tinggal diam kamu akan diselamatkan, dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu.” Tetapi kamu enggan,

Latar belakang dari ayat tersebut adalah ketika bangsa Yehuda sedang mengalami situasi politik yang cukup pelik. Saat itu akibat dari dosa-dosa yang diperbuat bangsa Yehuda, Tuhan menegur bangsa Yehuda lewat tangan kerajaan Asyur. Saat itu kerajaan Asyur memang sedang kuat-kuatnya, sehingga menjadi ancaman bagi seluruh bangsa yang ada di Timur Tengah, termasuk bangsa Yehuda. Menghadapi ancaman tersebut, bangsa Yehuda tidak mencari Tuhan, melainkan menggunakan logika dan emosi yaitu dengan berlindung dan mengandalkan kerajaan lain yang dianggap memiliki kekuatan setara. Mereka mencari pertolongan ke Mesir, karena dianggap bahwa pada saat itu kekuatan bangsa Mesir dapat mengimbangi kekuatan Asyur.

Tuhan melalui nabi Yesaya menegur dengan keras apa yang dilakukan oleh bangsa Yehuda tersebut. Tuhan tidak mau bangsa Yehuda keluar dari rancangan yang telah disusun oleh Tuhan. Dalam sudut pandang Tuhan, jelas Tuhan sebenarnya sudah memiliki rencana tersendiri bagi Yehuda yang pada akhirnya akan membawa Yehuda kepada kemenangan. Tuhan sebetulnya sedang mengajarkan sesuatu pada bangsa Yehuda. Sayangnya, Yehuda bereaksi salah dengan memilih untuk menjalin hubungan dengan bangsa Mesir, yang Tuhan jelas secara terang-terangan menunjukkan ketidaksetujuan-Nya. Hal ini pula yang seringkali tidak disadari oleh tidak sedikit orang percaya ketika menghadapi suatu situasi, menggunakan emosi di dalam mencari penyelesaian.

Ada beberapa hal yang sebetulnya membuat Tuhan marah akan tindakan bangsa Yehuda, yaitu: pertama, mereka melaksanakan suatu rancangan yang bukan berasal dari Tuhan (ayat 1a). Orang-orang ini lebih mengandalkan diri sendiri dan tidak mau mencari dan melaksanakan apa yang Tuhan kehendaki. Orang-orang yang seperti ini sama saja dengan orang-orang yang ‘tinggi hati’, yang merasa bahwa mereka mampu melakukan apapun tanpa penyertaan Tuhan.

Kedua, Yehuda menjalin suatu persekutuan dengan bangsa-bangsa yang tidak mengenal Tuhan (ay. 2). Sejak awal Tuhan selalu meminta bangsa Israel dan bangsa Yehuda untuk tidak menjalin hubungan dengan bangsa-bangsa lain yang tidak mengenal Tuhan. Ketiga, Yehuda melakukan segala sesuatunya tanpa mau meluangkan waktu sejenakpun untuk Tuhan meminta keputusan Tuhan (ay. 2). Seringkali ini juga yang dilakukan tidak sedikit orang percaya, yaitu dalam kondisi yang genting, justru tidak mau sabar untuk datang terlebih dahulu kepada Tuhan. Sepertinya tergesa-gesa karena tidak mau buang waktu, padahal ketergesa-gesaan tersebut yang akan mengakibatkan seseorang terjebak ke dalam suatu waktu penyelesaian yang panjang akibat keputusan yang salah.

Setiap kita perlu belajar dari tokoh-tokoh Alkitab yang selalu bertanya kepada Tuhan sebelum melakukan segala sesuatunya, bahkan dalam keadaan genting sekalipun. Misalnya tokoh Daud.

Akibat dari tidak mengandalkan Tuhan sebagai penolong Yehuda harus membayar harga yang mahal. Bangsa Yehuda yang lebih mengandalkan bangsa Mesir ternyata justru mendapat malu dan noda ketika mereka bergantung kepada Mesir. Alkitab dan juga sejarah membuktikan bahwa bangsa Mesir tidak dapat menjadi penolong bagi bangsa Yehuda. Beberapa tahun kemudian, bangsa Asyur mengalahkan Yehuda dan membawa penduduknya ke negerinya.

Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita. Ada keresahan-keresahan yang sedang dialami anak-anak Tuhan hari-hari ini. Apapun penyebabnya. Tuhan ingin kita belajar untuk mendaki ke “gunung Tuhan” atau naik ke “tempat tinggi”, meskipun mungkin hal ini bukan kebiasaan yang sering dilakukan sebelumnya. Ingat, makna naik ke “tempat tinggi” ini bukan semata-mata datang dan berdoa kepada Tuhan dalam pengertian datang dan melapor, namun datang dan mencari kehendak Tuhan. Ingat, “Kita datang kepada Tuhan bukan untuk meminta Tuhan mengubah situasi yang kita hadapi, namun untuk mengubah hati kita dan menyelaraskan hati kita kepada keinginan Tuhan di dalam kita menghadapi situasi tersebut.”

Beberapa hal yang harus kita lakukan berkaitan dengan pesan Tuhan ini agar dapat mengalami solusi yang baik di setiap situasi yang dihadapi, di antaranya adalah:

(1). Kuasai hati dan jadilah tenang (kondisi hati)

Yesaya 30:15 Sebab beginilah firman Tuhan ALLAH, Yang Mahakudus, Allah Israel: “Dengan bertobat dan tinggal diam kamu akan diselamatkan, dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu.” Tetapi kamu enggan,

Membayangkan perilaku bangsa Israel, dalam ini kaum Yehuda, betapa mereka benar-benar sudah sulit dikendalikan ketika hati mereka sudah berpaut kepada Mesir. Mereka sudah bertekad untuk meminta pertolongan pada bangsa Mesir tanpa dapat dicegah. Bayangkan, Mesir yang pernah memerbudak mereka, dan yang jelas-jelas tidak pernah memberikan manfaat apa-apa pada bangsa Israel, namun justru mereka bertindak seperti orang-orang tidak dapat menguasai diri mereka dengan datang mencari Mesir.

Ayat 15 adalah perkataan Tuhan yang mendorong bangsa Israel untuk pulang kembali dan menenangkan diri. Kata ‘bertobat’ (Ibr.: shuvah) diartikan bukan semata-mata ajakan untuk insyaf saja, namun betul-betul ajakan bermakna literal untuk memutar balik kendaraan mereka dan pulang kembali ke negeri mereka, dan ‘pulang’ dalam arti yang kedua, yaitu hati yang berbalik kembali kepada Tuhan dan dan menangkap kembali rencana-Nya.

Bukankah seringkali perilaku tidak sedikit orang percaya yang bertindak seperti bangsa Yehuda yang sulit untuk dikendalikan, padahal mereka tidak menyadari bahwa pertolongan mereka yang sungguhnya berada di depan mata mereka. Pemazmur sendiri pernah mengatakan di dalam Mazmur 121:1-2 “Aku melayangkan mataku ke gunung-gunung; dari manakah akan datang pertolonganku? Pertolonganku ialah dari TUHAN, yang menjadikan langit dan bumi.”

Melalui pesan-Nya ini, Tuhan mau kita berbalik dan menjadi tenang. Ingat, pertolongan kita itu hanya datang dari Tuhan. Sumber pemulihan kita itu hanya Tuhan. Seringkali orang percaya tidak mencari pemulihan, melainkan hanya mencari pelampiasan, yang akhirnya semakin melukai diri sendiri. Bangsa Yehuda memutuskan untuk tidak bersedia mencari Tuhan seperti yang dikatakan di ayat 15 bagian akhir: “…tetapi kamu enggan.” (AMP. But you were not willing).

(2). Kuasai hati, diamlah dengan damai dalam kesendirian (kondisi tempat).

Yesaya 30:15 … dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu.”

Tuhan ingin kita meluangkan waktu kita dengan mencari tempat dimana kita bisa menyendiri dalam ketenangan bersama dengan Dia tanpa diganggu siapapun. Namun ternyata banyak yang berkata, sulit untuk menemukan tempat yang demikian, karena di rumahnya banyak kesibukan, banyak orang berlalu lalang, banyak suara anak-anak, masih banyak masalah yang belum selesai, dan lain-lain. Ketahuilah, bahwa kesemuanya itu sebetulnya hanyalah alasan saja, karena yang namanya tempat yang damai dan hening itu dimulai dari hati kita terlebih dahulu. Di tempat yang kacau sekalipun bisa menjadi tempat yang penuh damai, jika hati ada damai.

Judul perikop Mazmur 31 ketika Daud sedang menghadapi kekalutan hidup adalah “Aman dalam tangan Tuhan.” Apa definisi aman dalam tangan Tuhan? Banyak orang mengartikannya bahwa ketika kita ada dalam tangan Tuhan, maka tidak ada kuasa yang dapat menyentuh kita. Seolah kita dibentengi dan disterilkan oleh tangan yang Mahakuasa itu dari kuasa-kuasa yang dapat menimbulkan penderitaan dan kesulitan hidup. Dalam tangan Tuhan seringkali dipahami sebagai kondisi tidak ada masalah dan sukses. Betulkah seperti itu? Ternyata pengalaman Daud tidak begitu. Tenang dalam genggaman tangan Tuhan bukan berarti bebas dari masalah, melainkan masalah mungkin boleh ada namun di dalam Tuhan orang percaya bisa menikmati hidup dengan damai dan menjalani segala tantangan dengan kekuatan dan penyertaan Tuhan yang membawa kepada kemenangan.

Mari jemaat Tuhan, tidak tempat yang paling indah dimana kita dapat mengalami kedamaian yang sesungguhnya, bahkan pembelaan yang sejati, selain duduk diam di hadirat-Nya. Belajar dari bangsa Yehuda janganlah kita memilih untuk enggan, pilihlah untuk tinggal tenang di hadirat-Nya, karena di situlah terletak kekuatan kita.

Tuhan Yesus memberkati!

Jadilah Tenang di Segala Situasi (Pesan Gembala, 28-08-2022)

| Warta Jemaat |
About The Author
-