Jadilah Pemercaya yang Sadar (Be a Conscious Believers)(Pesan Gembala, 21 Desember 2025)

JADILAH PEMERCAYA YANG SADAR (BE A CONSCIOUS BELIEVERS)

Lukas 24:18 Seorang dari mereka, namanya Kleopas, menjawab-Nya: “Adakah Engkau satu-satunya orang asing di Yerusalem, yang tidak tahu apa yang terjadi di situ pada hari-hari belakangan ini?”

Ini adalah peristiwa tentang dua orang murid Yesus yang melakukan perjalanan dari Yerusalem menuju ke kampung halaman mereka di Emaus justru di hari kebangkitan Yesus. Peristiwa yang tidak mereka  sangka. Ketika mereka sedang bercakap-cakap, datanglah Yesus mendekati mereka. Namun seperti ada sesuatu yang menghalangi mata mereka, sehingga mereka tidak mengenali Yesus.

Mendengar apa yang sedang dipercakapkan kedua orang murid tersebut, bertanyalah Yesus tentang apa yang sedang mereka perbincangkan. Lalu kemudian dijawab oleh salah satu murid dengan balik bertanya kepada Yesus, apakah Yesus satu-satunya orang asing di Yerusalem, sehingga tidak tahu apa yang sedang terjadi di situ pada hari-hari belakangan.

Sebetulnya, dari pertanyaan tersebut jelas tercermin bahwa bukannya Yesus yang tidak tahu apa yang sedang terjadi pada hari-hari belakangan, melainkan justru kedua orang murid tersebutlah yang tidak tahu apa yang sedang terjadi. Inilah yang dikatakan sebagai orang-orang percaya yang tidak sadar.

Ketidaksadaran dari dua orang murid Yesus di zaman itu seringkali menjadi representasi tentang keadaan orang-orang percaya di zaman sekarang. Bahwa tidak sedikit didapati orang-orang percaya di zaman sekarang yang juga bersikap “tidak sadar” terhadap banyak hal.

Berdasarkan percakapan yang berlangsung antara kedua orang murid tersebut dengan Yesus, didapatilah beberapa kriteria dari orang percaya yang berada dalam keadaan tidak sadar (unconscious believers), yaitu: orang-orang percaya yang tidak menyadari kehadiran Tuhan dalam hidupnya (Lukas 24:16), orang-orang percaya yang sekedar tahu tentang Yesus secara mendasar, namun tidak mengetahui rancangan-Nya (Lukas 24:19-21), orang-orang percaya yang tidak memercayai apa yang dikatakan/dijanjikan Tuhan (Lukas 24:21), dan orang-orang percaya yang tidak mengetahui apa yang sedang terjadi pada hari-hari belakangan ini di kota dan bangsanya (Lukas 24:18).

Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi umat-Nya. Akan ada banyak hal terjadi di hari-hari ke depan. Keadaan tahun depan tidak lebih baik dari tahun 2025 ini. Berbagai peristiwa yang mengejutkan bisa terjadi. Tetapi ingat, Tuhan tidak mau umat-Nya menjadi orang-orang yang tidak tahu apa-apa dengan apa yang akan terjadi, sedang terjadi, dan tentang apa yang Tuhan akan lakukan di tengah-tengah umat-Nya. Akan ada banyak hal luar biasa yang akan Tuhan perbuat.

Namun apabila diresponi dengan sikap seperti dua murid Yesus yang sedang berjalan ke Emaus, yang tidak menyadari akan apa yang Tuhan sedang lakukan, tentu akan sangat disayangkan sekali. Orang-orang percaya akan kehilangan banyak hal. Tuhan melalui pesan-Nya ini, ingin agar umat-Nya menjadi orang-orang percaya yang segera sadar/bangun, dan cepat tanggap.

Oleh sebab itu, beberapa hal yang perlu dipahami oleh orang percaya agar tidak menjadi orang percaya yang “tidak sadar”, beberapa di antaranya adalah:

(1). Bangun ulang manusia rohani, dan mulai belajar mencerna dan memikirkan apa yang ada di pikiran Tuhan.

Lukas 24:25 Lalu Ia berkata kepada mereka: “Hai kamu orang bodoh, betapa lambannya hatimu, sehingga kamu tidak percaya segala sesuatu, yang telah dikatakan para nabi!

Jelas apa yang diucapkan oleh Yesus ini mencerminkan bahwa Yesus cukup geregetan dengan sikap dari dua orang murid tersebut, karena seharusnya bukan waktunya lagi mereka masih memiliki cara berpikir dan cara mencerna keadaaan yang terjadi seperti itu. Usia jasmani boleh bertambah, namun usia rohani seharusnya harus jauh lebih matang.

Bayangkan Yesus sampai mengatakan betapa kedua murid itu telah bersikap begitu bodoh, lalu ditambah pula dengan mengatakan “betapa lambannya hatimu.” Yang menarik, arti dari kata lamban dalam bahasa aslinya ‘bradus’ adalah “in active mind,” artinya pikiran dan hati yang tidak aktif bekerja. Hati atau manusia rohani adalah wilayah pusat kehidupan yang seharusnya menjadi sarana bagi pelbagai perkara ilahi, namun sangat disayangkan apabila semua itu tidak digunakan untuk mencerna hal-hal yang dari Tuhan. 

Melalui pesan-Nya ini, sebetulnya Tuhan mau menaruhkan banyak hal kepada masing-masing umat-Nya. Oleh sebab itu, tata ulang kembali, dan belajarlah menangkap sesuatu dari Tuhan, cernalah dengan baik, lalu aplikasikanlah.

(2). Bangun dan buat diri sendiri terus berkobar-kobar dalam Tuhan, sehingga dapat membuat pilihan-pilihan yang tepat

Lukas 24:32-33 (32) Kata mereka seorang kepada yang lain: “Bukankah hati kita berkobar-kobar, ketika Ia berbicara dengan kita di tengah jalan dan ketika Ia menerangkan Kitab Suci kepada kita?” (33) Lalu bangunlah mereka dan terus kembali ke Yerusalem. Di situ mereka mendapati kesebelas murid itu. Mereka sedang berkumpul bersama-sama dengan teman-teman mereka.

Ayat ini jelas sekali menerangkan bahwa hati yang berkobar-kobar telah membuat kedua murid menyadari kembali arah langkah kaki yang sedang mereka arahkan. Bukan Emaus yang seharusnya mereka tuju. Itulah sebabnya, mereka kemudian bangkit dan berbalik arah menuju Yerusalem, tempat dimana Yesus akan melakukan sesuatu yang luar biasa bersama dengan para murid lainnya.

Hati yang padam kobarannya, akan membuat manusia rohani seorang percaya akan mudah jatuh tertidur. Salah satu tugas penting imam-imam di Perjanjian Lama (Imamat 6:12-13) adalah menjaga supaya api di mezbah Tuhan tetap menyala. Dibutuhkan kesetiaan, ketekunan, persistensi, dan konsistensi dalam melakukannya.

Sebagai orang percaya dalam Tuhan, janganlah selalu harus menantikan orang lain datang melayani untuk kemudian mengobarkan atau menyemangati dirinya, lalu baru kemudian bernyala-nyala sesaat. Mulailah bangun diri sendiri dengan senantiasa terhubung dengan Kristus sang sumber kobaran. Miliki Self-inflame, kemampuan untuk mengobarkan diri sendiri.

Mari jemaat Tuhan, “tertidurnya” kondisi rohani diri sendiri kadang tidak disadari. Namun bersyukur dengan adanya pesan Tuhan ini. Melalui kriteria-kriteria “orang percaya yang tidak sadar” yang sudah dijelaskan di atas dapatlah sekarang masing-masing pribadi mengetahui kondisi rohaninya. Apabila ternyata ada yang masuk ke dalam salah satu atau lebih dari kriteria tersebut, maka sekaranglah saatnya untuk bangun dari tidur dan jadilah orang percaya yang conscious.

Tuhan Yesus memberkati!

Jadilah Pemercaya yang Sadar (Be a Conscious Believers)(Pesan Gembala, 21 Desember 2025)

| Warta Jemaat |
About The Author
-