HATI-HATI MEMASUKI ZONA BERBAHAYA! (BEWARE: ENTERING DANGEROUS ZONE! )
2 Tawarikh 16:7 Pada waktu itu datanglah Hanani, pelihat itu, kepada Asa, raja Yehuda, katanya kepadanya: “Karena engkau bersandar kepada raja Aram dan tidak bersandar kepada TUHAN Allahmu, oleh karena itu terluputlah tentara raja Aram dari tanganmu.
Zona berbahaya atau dangerous zone adalaharea di mana terdapat risiko bahaya yang tinggi, terutama resiko tersebut telah diidentifikasi secara resmi. Zona ini dapat kita jumpai di manapun, misalnya di proyek-proyek yang menggunakan peralatan berat, pabrik-pabrik yang memproduksi barang-barang yang mudah terbakar, daerah yang berdekatan dengan letusan gunung berapi, atau jalanan yang berdampingan dengan jurang. Biasanya di area tersebut akan dipasang berbagai tanda peringatan yang menyatakan bahwa orang-orang yang tidak berkepentingan dilarang mendekat.
Ternyata istilah peringatan untuk tidak memasuki atau mendekat area berbahaya pun berlaku untuk area kehidupan rohani. Ada rambu-rambu atau tanda-tanda peringatan yang Tuhan berikan bagi umat-Nya. Tujuannya adalah agar orang percaya tidak mendekat atau memasuki wilayah-wilayah yang sudah Tuhan peringati tersebut, karena ada konsekuensi yang harus ditanggungnya apabila peringatan tidak diindahkan. Cara Tuhan memberikan peringatan memang bisa berbagai cara. Mulai dari penggunaan nalar umum yang dimiliki manusia (common sense), firman Tuhan secara logos maupun rhema yang Tuhan sampaikan secara khusus, dan lain-lain. Dibutuhkan kepekaan umat Tuhan untuk dapat menangkap peringatan-peringatan yang diberikan.
Ayat di atas merupakan fase kejatuhan atau melemahnya pemerintahan raja Asa, seorang raja yang memerintah di Yehuda (Israel bagian Selatan). Pada waktu itu datanglah Hanani, seorang nabi Tuhan, kepada Asa. Ia datang untuk memeringatkan Asa bahwa betapa ia telah tidak lagi bersandar kepada Tuhan. Raja Asa pada waktu itu sudah jauh berbeda dengan Asa pada masa awal hingga mendekati masa penghujung pemerintahannya.
Asa mengawali 41 tahun masa pemerintahannya dengan melakukan pembaharuan kerohanian secara gencar di Yehuda yang saat itu telah jatuh dalam penyembahan berhala. Ia menyingkirkan mezbah-mezbah asing dan menghancurkan tiang-tiang berhala, serta memerintahkan rakyatnya untuk kembali beribadah kepada Tuhan. Langkah pertama ini dipandang baik dan benar oleh Tuhan: “Asa melakukan apa yang baik dan yang benar di mata Tuhan, Allahnya.” (2 Tawarikh 14:2). Atas kesungguhannya itu, Tuhan memberkati Yehuda dengan keamanan. Dalam masa aman itu Asa mulai membangun kota-kota benteng di Yehuda.
Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita. Belajar dari Asa yang merasa diri mampu, sehingga ia mulai melepaskan sandarannya dari Tuhan di masa menjelang akhir pemerintahannya. Ia tidak menyadari bahwa dirinya sedang bermain-main di “area berbahaya” (dangerous zone) dalam hidupnya yang mengakibatkan terjadinya dampak yang fatal. Tuhan ingin kita belajar mengenali akan adanya “area berbahaya” yang harus kita hindari. Di sini kepekaan sangat dibutuhkan. Kadang masuknya seseorang ke wilayah yang disebut berbahaya itu tidak terlalu dapat dirasakan bedanya, karena wilayah ini begitu “menyenangkan.” Di wilayah ini seorang percaya mungkin mendapatkan kepuasan diri, merasa tertantang, merasa dapat mengatualisasi diri, dan sebagainya. Namun hati-hati, di wilayah seperti ini justru banyak kejatuhan terjadi.
Beberapa hal yang perlu kita pahami untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan “area berbahaya,” di antaranya adalah:
(1). Area dimana orang percaya sudah berpuas diri, padahal pertandingan belum berakhir
2 Tawarikh 15:19 Tidak ada perang sampai pada tahun ketiga puluh lima pemerintahan Asa.
Hidup mengiring Tuhan adalah bagaikan sebuah pertandingan lari jarak jauh. Awal garis start kita adalah ketika kita dilahirkan baru di dalam Kristus, dan garis akhirnya adalah ketika orang percaya dapat menyelesaikan pertandingannya dengan baik dengan memelihara iman sampai di akhir perjalanan, di titik dimana Tuhan sendiri yang menetapkan garis akhirnya. Dengan jauhnya jarak yang harus ditempuh dan beragamnya kondisi jalan, setiap pelari harus memerlengkapi diri dengan ketahanan tubuh. Adakalanya kondisi perjalanan begitu berat, adakalanya juga keadaan jalan begitu mudah. Namun apapun keadaannya, seorang pelari harus tetap berlari hingga menuju garis akhir.
Perjalanan Asa di dalam melakukan reformasi negerinya patut diacungi jempol. Dari keadaan dimana lama sekali Israel tanpa Allah yang benar, tanpa ajaran daripada imam dan tanpa hukum semua itu dibaharui kembali sehingga menjadi bangsa yang mencari Tuhan. Dari keadaan negeri yang kacau dan penuh kejahatan, dapat berubah menjadi keadaan yang baik. Mereka bahkan bersumpah setia kepada Tuhan dan bertekad bulat untuk senantiasa mencari-Nya. Tuhan mengaruniakan keamanan kepada mereka di segala penjuru. Namun sayangnya, keadaan yang sudah demikian baik, aman dan tanpa peperangan lagi sampai menginjak tahun ke 35 pemerintahan Asa, justru merupakan titik kemunduran dalan kehidupan Asa, ia sudah tidak mengandalkan Tuhan lagi.
(2). Area dimana orang percaya sudah tidak lagi memedulikan teguran dan arahan dari Tuhan
2 Tawarikh 16:10 Maka sakit hatilah Asa karena perkataan pelihat itu, sehingga ia memasukkannya ke dalam penjara, sebab memang ia sangat marah terhadap dia karena perkara itu. Pada waktu itu Asa menganiaya juga beberapa orang dari rakyat.
Bersyukur akan kebaikan Tuhan yang begitu luar biasa. Sebagai Bapa Sorgawi tentunya Ia menghendaki setiap anak-anak-Nya tumbuh menjadi pribadi-pribadi yang dewasa dan teruji di segala bidang kehidupan. Ia ingin setiap umat-Nya bisa menyelesaikan masing-masing pertandingannya dengan baik. Beragamnya keadaan perjalanan membuat tidak sedikit orang percaya dapat kehilangan arah. Namun luar biasanya, Tuhan mengirim hamba-hamba-Nya untuk menyampaikan perkataan Tuhan dengan tujuan menegur serta mengarahkannya kembali ke sasaran Tuhan semula. Namun yang namanya teguran dan arahan seringkali menjadi sesuatu yang tidak mengenakan telinga.
Ketika Asa mulai merasa kuat dan merasa mampu untuk bertindak menurut apa yang baik bagi dirinya, maka Tuhan mengutus Hanani, seorang nabi, untuk memeringatkannya. Kedatangan Hanani tidak lain untuk mengingatkan Asa akan rencana Tuhan dan kekuatan yang Tuhan siap limpahkan kepada Asa. Namun sayangnya perkataan Hanani tidak diindahkan bahkan Asa memasukkannya ke dalam penjara. Ambisi dan ketegaran hati seseorang sanggup membuat perkataan Tuhan sebaik apapun menjadi sesuatu yang dapat “mengganggu kesenangan” seorang Asa sekalipun. Hal ini membuat kehidupan Asa semakin menurun hingga akhirnya.
Mari jemaat Tuhan, seperti halnya dengan rambu-rambu lalu lintas yang dipasang untuk tujuan keselamatan para pengguna kendaraan, demikian Tuhan telah banyak memberikan peringatan dan tuntunan kepada setiap kita orang percaya. Memilih untuk tidak mengindahkannya adalah sama dengan bermain-main di “area berbahaya.” Mari celikkan mata dan pertajam pandangan kita lebih lagi untuk memerhatikan setiap arahan yang Tuhan berikan.
Tuhan Yesus memberkati!