BELAJAR MEMAHAMI TUHAN
Mazmur 13:1-6 (6) Tetapi aku, kepada kasih setia-Mu aku percaya, hatiku bersorak-sorak karena penyelamatan-Mu. Aku mau menyanyi untuk TUHAN, karena Ia telah berbuat baik kepadaku.
Ayat di atas merupakan perkataan Daud yang terlihat begitu kuat dan percaya kepada Tuhan yang telah begitu baik terhadap dirinya. Daud begitu meyakini akan pertolongan Tuhan. Namun, apabila kita melihat ayat-ayat sebelumnya betapa sesungguhnya Daud sedang berada dalam keadaan yang sangat tidak baik. Ia sedang terdesak menantikan pertolongan Tuhan yang tidak kunjung datang. Ia sempat memertanyakan keberadaan Tuhan yang sepertinya membiarkan dirinya kuatir dan bersedih, sementara musuhnya meninggikan diri. Apa yang sebenarnya sedang terjadi atas Daud?
Latar belakang dari kisah ini adalah tentang keadaan hidup Daud yang berubah sejak ia mengalahkan Goliat. Memang betul, sejak kemenangan Daud atas Goliat banyak orang mengelu-elukan dirinya. Berbagai sanjungan ia dapati. Namun keadaan tersebut tidak berlangsung lama. Nyanyian sanjungan orang-orang terhadap Daud menimbulkan rasa iri di hati Saul. Bayangkan, pujian yang dinaikkan orang-orang jelas jelas sekali menyatakan bahwa Daud jauh lebih hebat dari Saul (1 Sam. 18:7). Sejak saat itu, Saul menggunakan berbagai kesempatan untuk membunuh Daud. Saul mulai menggunakan berbagai cara hendak menghabisi Daud. Itu sebabnya Daud harus lari kesana kemari, serta bersembunyi di gua-gua.
Bayangkan, hidup Daud yang tadinya baik-baik saja sebagai seorang penggembala kambing domba, tiba-tiba setelah peristiwa Goliat berubah menjadi seorang pelarian. Daud sempat berpikir kesalahan apa yang ia telah lakukan? Wajar bila ia menjadi bingung , karena memang ia tidak melakukan hal-hal yang pantas membuat ia dikejar-kejar seperti seorang penjahat. Hal ini yang membuat Daud merasa kesulitan untuk memahami Tuhan. Mengapa Tuhan tega memerlakukan dirinya seperti itu.
Sampai akhirnya seiring dengan berjalannya waktu, dalam posisi sebagai raja atas bangsa Israel, Daud suatu hari datang kepada Tuhan dalam doa yang disertai ucapan syukur atas apa yang Tuhan telah lakukan dalam hidupnya (2 Sam.7:18-19). Di dalam doanya Daud menyatakan rasa takjubnya kepada Tuhan akan siapa dirinya sehingga Tuhan berkenan mengangkat hidupnya sedemikian tinggi. Daud mengetahui bahwa Tuhan memiliki rencana atas dirinya, namun ia tidak menyangka kalau Tuhan telah mengangkatnya begitu tinggi. Daud baru memahaminya.
Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita. Tuhan seringkali disalahpahami ketika tindakan Tuhan atas kita tidak sesuai dengan pengharapan kita. Padahal kalau saja kita mau mengenyampingkan segala “kecurigaan” kita terhadap Tuhan, kita sebetulnya sedang dibawa Tuhan ke suatu titik yang luar biasa dimana kita baru akan mengerti nanti mengapa tantangan hari ini diijinkan Tuhan untuk dialami. Dan baru menyadari pula bahwa semuanya itu adalah untuk kebaikan kita sendiri. Memang di masa penantian yang kita anggap lama dan tanpa jawaban dari Tuhan, kesalahpahaman dan kecurigaan akan Tuhan mudah sekali terjadi.
Tidak sedikit orang percaya menghendaki Tuhan melakukan “ini dan itu” seperti yang ia inginkan, karena ia merasa bahwa memang itulah hal yang penting bagi dirinya. Sebaliknya, Tuhan lebih mengetahui bagian mana yang lebih penting bagi orang tersebut, sehingga Tuhan melakukan suatu tindakan dari sisi yang lain yang Tuhan pikir jauh lebih penting baginya. Hal inilah yang seringkali tidak disadari. Nah, ketika Tuhan sedang melakukan sesuatu dari sisi yang berbeda, sering dianggap bahwa Tuhan sedang memalingkan wajah-Nya.
Hal yang perlu kita pahami berkaitan dengan pesan Tuhan ini, di antaranya adalah:
Tetap arahkan pandangan mata kita kepada Tuhan dan kenali apa yang sedang Ia lakukan.
Mazmur 13:4 Pandanglah kiranya, jawablah aku, ya TUHAN, Allahku! Buatlah mataku bercahaya, supaya jangan aku tertidur dan mati, (MSG.: Take a good look at me God..)
Perkataan ini merupakan sebuah kata yang berisi pengharapan Daud kepada Tuhan. Kita tidak akan pernah mengerti Tuhan, kecuali apabila kita mau terus mengarahkan pandangan yang penuh harap kepada Tuhan. Mungkin Tuhan sepertinya “tidak membalas” tatapan mata kita, namun bukan artinya Tuhan sedang tidak melakukan apa-apa atas kita. Masalah yang kerap dihadapi orang percaya adalah selalu merasa diri benar dan Tuhan “dianggap” selalu salah. Mari sekarang kita amati apa yang Tuhan sedang lakukan pada Daud. Pahami pertama-tama, mengapa Daud dikejar-kejar hendak dibunuh oleh Saul?
Ingat, bukankah Daud telah dipilih Tuhan untuk suatu hari menjadi raja atas bangsa Israel menggantikan Saul? Nabi Samuel pun telah diperintahkan Tuhan untuk mengurapi Daud untuk hal itu. Artinya, Tuhan punya rencana luar biasa atas Daud, sebagaimana Tuhan juga punya rencana besar atas setiap kita anak-anak-Nya. Apa yang Tuhan kehendaki selanjutnya atas seorang yang telah Ia tetapkan untuk menjadi raja? Ingat satu hal, bahwa Tuhan memiliki kriteria tertentu bagi sebuah jabatan raja. Kita semua setuju bahwa ada hal-hal yang membuat Tuhan menyukai pribadi Daud, namun ada bagian-bagian dari Daud yang Tuhan mau bentuk terlebih dahulu. Dan cara yang efektif untuk membentuk karakter seseorang adalah melalui tantangan dan masalah.
Dan cara yang Tuhan gunakan untuk membentuk Daud adalah dengan “menggunakan” Saul. Di situlah pribadi Daud terus dibentuk dan dipersiapkan Tuhan. Apakah mudah bagi Daud? Ini bukanlah perkara yang mudah, diperlukan sebuah”winning attitude” (sikap dan mentalitas pemenang, meskipun belum memeroleh kemenangan). Perkataan Daud di ayat 6 di atas menunjukkan bahwa Daud memiliki sebuah”winning attitude.” Kemenangan layak diberikan kepada pribadi yang memiliki sikap pemenang, bukan sikap pecundang.
Mari jemaat Tuhan, biarlah melalui pesan Tuhan ini kita menjadi lebih memahami “cara kerja” Tuhan yang seringkali tidak kita pahami. Benar, bahwa Tuhan kita terlalu dahsyat untuk dimengerti, namun bukan artinya kita berdiam diri bertahan dalam pengertian kita yang terbatas. Tuhan mau kita belajar untuk lebih lagi mengejar dan mengenal Dia serta perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib.
Tuhan Yesus memberkati!