BELAJAR MEMAHAMI MAKSUD TUHAN
Kisah Para Rasul 1:4-8 (6) Maka bertanyalah mereka yang berkumpul di situ: “Tuhan, maukah Engkau pada masa ini memulihkan kerajaan bagi Israel?”
Kesalahpahaman (misunderstanding) merupakan salah satu kendala komunikasi efektif dan sangat berpeluang sekali menciptakan konflik. Suatu kondisi salah paham biasa dimunculkan ketika suatu informasi yang diterima oleh seseorang memiliki makna yang berbeda dari yang dimaksudkan oleh si penyampai informasi. Kesalahpahaman ini banyak sekali bentuknya, mulai dari hal-hal sepele dalam kehidupan sehari-hari, misalnya kesalahpahaman dengan pasangan, kesalahpahaman dengan sesama rekan, sampai kesalahpahaman di dalam memahami maksud Tuhan.
Di dalam beberapa peristiwa yang tercatat di Alkitab, tidak jarang murid-murid Yesus mengalami kesalahpahaman dengan gurunya. Misalnya, ketika Yesus bermaksud mengungkapkan isi hatinya tentang sesuatu hal yang harus Ia alami, yaitu masa penderitaan yang berujung kepada penyaliban, maka salah seorang murid berusaha untuk menghalangi niat Gurunya tersebut agar tidak usah mengalami salib. Hal ini jelas sekali tidak sesuai dengan maksud dan tujuan Yesus datang ke dunia bukan?
Kisah di atas adalah peristiwa percakapan antara Yesus dengan murid-murid-Nya setelah masa kebangkitan-Nya dari kematian. Di dalam percakapan pada masa-masa itu, ada banyak hal yang disampaikan Yesus kepada para murid tentang rencana Kerajaan Sorga atas bumi dan atas orang-orang percaya termasuk para murid. Mendengar hal itu, spontan para murid memberanikan diri untuk bertanya sekiranya Yesus berkenan untuk segera memulihkan kerajaan bagi Israel. Jelas pertanyaan ini adalah suatu bentuk ketidakpahaman para murid akan apa yang disampaikan Gurunya tersebut.
Memang, permintaan murid-murid tentang pemulihan atas Israel patutlah dimaklumi mengingat Israel pada waktu itu sudah lama sekali berada dalam pendudukan bangsa-bangsa asing selama sekian ratus tahun. Lagi pula permintaan itu ditujukan kepada Yesus yang belum lama berselang telah bangkit dari kematian mengalahkan maut, maka mereka berharap Yesus dapat memenuhi permintaan mereka. Tidak salah bukan? Namun hal itu tidaklah sesuai dengan maksud Tuhan Yesus.
Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita di minggu ini. Seiring dengan pertumbuhan dan pengiringan kita kepada-Nya, Tuhan menghendaki kita agar semakin mudah di dalam menangkap maksud dan tujuan Tuhan atas kita dan atas bumi ini. Sesuatu yang seringkali tidak dipahami oleh banyak orang, namun hendaknya menjadi hal yang dapat dimengerti oleh setiap kita. Sehingga pengiringan kita kepada Tuhan tidaklah melulu tentang kepentingan kita semata-mata, namun menangkap lingkup yang lebih luas, yaitu tentang rencana Sorga.
Oleh sebab itu, beberapa hal yang perlu kita pahami berkaitan dengan pesan Tuhan ini adalah:
(1). Belajar untuk melihat segala sesuatu berdasarkan kepentingan Kerajaan Sorga.
Kis. 1:6 Maka bertanyalah mereka yang berkumpul di situ: “Tuhan, maukah Engkau pada masa ini memulihkan kerajaan bagi Israel?”
Pemulihan adalah suatu hal yang sangat didambakan oleh semua manusia di dunia. Alkitab sudah menuliskan jauh sebelumnya bahwa keadaan di muka bumi tidak akan semakin baik, bahkan semakin lama akan semakin memasuki masa yang sukar. Orang-orang akan semakin egois untuk mengutamakan kepentingan kelompoknya sendiri daripada kepentingan bangsa.
Ternyata bukan hanya kita manusia saja yang merindukan terjadinya suatu pemulihan, pihak Kerajaan Sorga pun merindukan terjadinya pemulihan. Hanya bedanya, pemulihan yang manusia rindukan berbeda dengan apa yang Tuhan rindukan. Dan cara manusia untuk melakukan pemulihan juga berbeda dengan cara Tuhan. Manusia lebih memilih dengan cara dan kehendak pribadinya sendiri.
Itulah sebabnya, sejak kebangkitan-Nya dari kematian, Yesus terus menerus berbicara tentang hal Kerajaan Allah (ay. 3) dengan salah satu tujuannya adalah memperkenalkan rencana Kerajaan Sorga dan segenap nilai serta segenap sistemnya yang harus diterapkan di bumi. Kepentingan Sorga harus berada di atas kepentingan kita pribadi. Tuhan mau kita menangkapnya.
(2). Belajar mengalami cara Sorga memerlengkapi orang-orang-Nya.
Kis. 1: 8 Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.”
Ini merupakan jawaban atas pertanyaan mengapa Yesus naik ke Sorga, yaitu agar setiap orang-orang percaya diperlengkapi dengan kuasa dari tempat tinggi. Seandainya Yesus tidak naik ke Sorga dan Roh Kudus tidak dicurahkan, maka sudah pasti tidak ada kesempatan bagi para murid untuk bertumbuh sebagai pribadi-pribadi yang luar biasa. Yang ada mungkin hanyalah orang-orang percaya yang penuh dengan kedagingan, daripada pribadi-pribadi yang bergerak dengan kuasa dan kehendak Tuhan.
Murid-murid Yesus merindukan pemulihan dengan lingkup kecil, yaitu bangsanya sendiri. Sedangkan Sorga menghendaki pemulihan dengan lingkup yang jauh lebih luas, yaitu memakai para pemercaya yang adalah murid-murid Kristus untuk pergi sampai ke ujung bumi untuk menjadi saksi Kristus yang luar biasa.
Namun Tuhan tidak melepaskan orang percaya begitu saja sebelum Ia memperlengkapi terlebih dahulu. Itulah sebabnya, Ia berjanji untuk memperlengkapi para murid dengan kuasa Roh Kudus. Roh Kudus yang memenuhi di dalam diri setiap orang percaya akan memampukan orang percaya untuk menjadi saksi Kristus secara maksimal. Kejarlah kepenuhan-Nya!
Mari jemaat Tuhan, belajarlah terus untuk menangkap dan memahami segala sesuatu dengan “kacamata” Kerajaan Sorga. Roh Kudus diberikan kepada kita sebagai Penolong, maka seharusnya kita tidak akan pernah mengalami kesalahpahaman dengan Tuhan, bahkan kita akan berada tepat di tengah-tengah rencana dan kepentingan Sorga. Selamat memahami benar!
Tuhan Yesus memberkati!