Matius 25:20 Hamba yang menerima lima talenta itu datang dan ia membawa laba lima talenta, katanya: Tuan, lima talenta tuan percayakan kepadaku; lihat, aku telah beroleh laba lima talenta.
Tidaklah terlalu sulit bagi kita untuk mengidentifikasi talenta-talenta apa saja yang kita miliki. Ada sebagian orang memiliki talenta di bidang musik, memasak, melukis, menulis, dan lain sebagainya. Juga sebenarnya tidak dibutuhkan waktu yang terlalu lama untuk menemukan dalam bidang apa kita memiliki talenta yang menonjol. Pokok permasalahannya ternyata bukanlah dalam hal menemukannya, melainkan bagaimana seharusnya menggunakan setiap talenta-talenta tersebut. Banyak kali kita tidak menggunakan talenta yang telah Tuhan percayakan dengan baik. Sesungguhnya, Tuhan ingin mengingatkan betapa pentingnya menggunakan segala sesuatu yang sudah Tuhan percayakan kepada kita. Inilah pesan Tuhan minggu ini bagi setiap kita.
Perumpamaan tentang talenta ini diawali dengan pertanyaan murid-murid Yesus di awal pasal 24, yang bertanya tentang apakah tanda-tanda waktu kedatangan Yesus yang kedua kali dan tanda kesudahan dunia (ay. 3). Ketika itu Yesus memeringatkan murid-murid agar berhati-hati supaya jangan ada orang yang menyesatkan mereka. Tuhan juga mengingatkan mereka bahwa setelah kepergian-Nya, Ia akan datang kembali. Itulah sebabnya, Ia menghendaki agar murid-murid selalu bersiap-siap sambil berjaga-jaga karena Ia akan datang pada waktu yang sama sekali tidak terduga. Memasuki pasal 25, Yesus mengumpamakan waktu kedatangan-Nya seperti pengantin laki-laki adat timur yang datang menjemput mempelai wanitanya pada waktu tengah malam. Dan perumpamaan tentang kedatangan-Nya dipertegas lagi di dalam perumpamaan tentang talenta ini, yaitu bahwa Tuan yang memberikan talenta itu akan datang kembali pada suatu hari nanti untuk meminta pertanggungjawaban dari hamba-hamba yang telah dipercayainya.
Beberapa hal yang Yesus mau untuk kita pelajari melalui perumpamaan ini adalah:
(1). Apa yang kita miliki bukanlah kepunyaan kita
Mat. 25:14 “Sebab hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang yang mau bepergian ke luar negeri, yang memanggil hamba-hambanya dan mempercayakan hartanya kepada mereka.
Adalah suatu hal yang umum bagi seorang pedagang kaya yang akan melakukan suatu perjalanan jauh, untuk mendelegasikan tugas terlebih dahulu kepada orang-orang yang dapat ia percayai dalam mengatur banyak hal berkaitan dengan segala kepemilikannya. Orang-orang pilihan tersebut diharapkan mampu melipatgandakan kepemilikan yang dipercayakan kepada mereka. Mengingat ketidakjelasan mengenai jenis transportasi apa yang digunakan pada waktu itu, maka sang tuan tidak dapat memberitahukan kapan persisnya ia akan kembali. Namun, yang pasti, di dalam diri para pelayan-pelayan tersebut sudah tertanam pikiran bahwa segala harta milik dan keuangan yang dipercayakan kepada mereka adalah milik tuannya tersebut. Mereka hanyalah pengelola-pengelola, dan bukan pemilik. Tugas mereka hanyalah sekedar melipatgandakannya, tetapi bukan untuk menguasainya.
Ingatlah selalu, bahwa segala sesuatu yang telah dipercayakan Tuhan kepada kita sesungguhnya bukan benar-benar kepunyaan kita. Maz. 24:1 TUHANlah yang empunya bumi serta segala isinya, dan dunia serta yang diam di dalamnya. Artinya, Tuhan adalah Sang Empunya atas segala sesuatu, dan kita adalah penanggung jawab atas semuanya itu. Tuhan adalah pemilik, dan kita hanyalah para pengelolanya. Kita mungkin sudah mengetahui hal itu, namun rupanya tetap masih perlu diingatkan lagi, karena tanpa memiliki cara pandang yang demikian, kita tidak akan pernah bisa menjadi seorang pengelola yang baik atas apapun dan seberapapun yang Tuhan percayakan kepada kita. Hari-hari hidup kita ada dalam kepemilikan Tuhan, segala karunia dan kemampuan hanyalah pinjaman dari Dia yang suatu hari nanti akan kita tinggalkan.
(2). Apa yang dipercayakan adalah sesuai dengan kesanggupan kita
Mat. 25:15 Yang seorang diberikannya lima talenta, yang seorang lagi dua dan yang seorang lain lagi satu, masing-masing menurut kesanggupannya, lalu ia berangkat.
Keadilan versi Kerajaan Sorga ternyata berbeda dengan keadilan versi dunia. Keadilan menurut cara dunia adalah pembagian yang sama banyak bagi semua orang, sedangkan menurut Kerajaan Sorga, pembagian yang adil dilakukan berdasarkan kesanggupan masing-masing pribadi yang dipercayakan oleh tuannya. Ada orang yang memiliki kesanggupan untuk mengelola lima talenta, ada yang dua talenta, namun ada pula yang hanya memiliki kesanggupan satu talenta. Hal yang sama berlaku pula ketika Ia memercayakan karunia-karunia rohani kepada kita, semua diberikan kepada masing-masing orang seperti yang dikehendaki-Nya (1 Kor. 12:11). Setiap orang masing-masing dipercayakan tugas dan tanggung jawab yang berbeda-beda antara yang satu dengan yang lain oleh Tuhan. Oleh sebab itu, tidak perlu membanding-bandingkan diri kita atau orang yang satu dengan yang lain, apalagi menjadikan hal itu sebagai suatu persaingan.
Yang perlu kita lakukan adalah melakukan segala sesuatu yang Tuhan percayakan, seberapapun banyaknya, entahkah itu besar ataupun kecil menurut ukuran manusia. Tugas kita adalah setia dengan apa yang Tuhan percayakan dan setia dengan panggilan Tuhan bagi kita. Hal penting yang harus kita ingat adalah bahwa semua yang dipercayakan itu haruslah digunakan untuk kepentingan Kerajaan Sorga. Tuhan memercayakan kita dengan hal-hal yang berbeda-beda karena Dia tahu seberapa besar masing-masing kita sanggup menanggung dan menanganinya. Dia bahkan jauh lebih tahu tentang pribadi kita dibandingkan diri kita sendiri. Oleh karena itu, mari kita menggunakan dan mengelola dengan baik segala sesuatu yang Ia percayakan, seberapapun besarnya, dan setialah dengan hal tersebut.
(3). Apa yang dipercayakan suatu hari harus dipertanggungjawabkan
Mat. 25:19 Lama sesudah itu pulanglah tuan hamba-hamba itu lalu mengadakan perhitungan dengan mereka.
Sama halnya dengan perusahaan-perusahaan pada umumnya dimana setiap akhir tahun selalu dilakukan pengauditan untuk bahan kajian guna menilai apakah kinerja perusahaan tersebut sudah memenuhi target yang ditetapkan atau belum, maka demikian pula gambaran umum dari apa yang akan terjadi pada akhir masa perjalanan hidup kita, yaitu ketika Yesus lebih dahulu datang untuk kedua kalinya, dan setelah itu kitapun akan “diaudit” untuk diadakan perhitungan sejauh mana kita telah menggunakan segala hal yang Tuhan percayakan selama kita menjalani kehidupan. Apabila kita menyadari bahwa segala berkat yang dipercayakan kepada kita berasal dari Tuhan, dan setiap berkat itu harus kita pertanggungjawabkan pada suatu hari nanti, maka tentu saja kita akan berusaha mengelola segala sesuatunya sebaik mungkin, bahkan kita akan berfokus pada investasi-investasi yang akan mendatangkan pengembalian untuk perkara-perkara yang bersifat kekal tentunya. Roma 14:12 Demikianlah setiap orang di antara kita akan memberi pertanggungan jawab tentang dirinya sendiri kepada Allah. Jadi, setialah dengan apapun yang Tuhan delegasikan kepada kita. Sesungguhnya, Tuhan telah menginvestasikan banyak hal dalam kehidupan kita, karena itu janganlah sia-siakan.
Umat Tuhan, apapun yang sudah Tuhan percayakan kepada kita, entah sesuatu yang besar atau kecil, lakukanlah dengan cara yang terbaik karena sesungguhnya, sebelum hal itu terjadi, Tuhan sudah memerlengkapi kita dengan kesanggupan (ability) yang kita perlukan. Hamba yang menerima lima dan dua talenta telah memutuskan untuk mau melipatgandakannya, sedangkan hamba yang menerima satu talenta memutuskan untuk tidak mau mengambil risiko apapun. Kedua hamba pertama di atas bersedia bekerja keras dan tidak mau menyia-nyiakan talentanya, sedangkan hamba yang ketiga tidak bersedia untuk bekerja keras dan memilih untuk mengubur talentanya. Kedua hamba pertama melihat talenta yang dipercayakan sebagai suatu kesempatan, sebaliknya, hamba yang ketiga menganggapnya sebagai suatu masalah. Termasuk hamba yang manakah kita? Ingatlah bahwa pesan ini juga disampaikan sebagai suatu peringatan bagi kita bahwa Sang Tuan sudah hendak kembali dan akan mengadakan perhitungan kepada hamba-hamba yang sudah dipercayai-Nya. Siapkah kita?
Tuhan Yesus memberkati!