Kolose 3:16 Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu.
Paulus menasihati jemaat di Kolose untuk mematikan segala yang duniawi (Ay. 5-8). Itu berarti, walaupun secara rohani jemaat Kolose sudah memiliki hidup yang baru, secara praktis sehari-hari mereka masih harus berjuang dalam memelihara kehidupan baru itu. Mereka harus secara sadar berusaha menepis kecenderungan mereka untuk kembali dalam kehidupan mereka yang lama. Hidup baru adalah pemberian Tuhan, tetapi pembaharuan hidup itu haruslah kita pelihara dalam upaya yang berkelanjutan.
Rasul Paulus melihat pentingnya pembaharuan hidup dalam kehidupan jemaat di Kolose, menanggalkan manusia lama dan mengenakan manusia baru yang terus-menerus dibaharui (Ay. 10). Ini memerlukan sebuah proses pembaharuan dari kebiasaan-kebiasaan manusia lama menuju manusia baru, dan hal ini perlu dilengkapi dengan adanya hal-hal yang harus dibuang dan ada pula hal-hal yang perlu dimasukkan atau ditambahkan secara terus-menerus. Apa yang dilakukan oleh manusia lama digambarkan melalui sebuah daftar yang panjang dan gamblang, seperti percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat, keserakahan yang sama dengan penyembahan berhala, dan lain-lain (Ay. 5, 8, 9).
Kemudian, apa yang harus dilakukan oleh manusia baru pun diuraikan rasul Paulus dalam sebuah daftar yang tidak kalah panjangnya, seperti mengenakan belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan, kesabaran, kasih dan lain-lain (Ay. 12-17). Dari sekian banyak hal-hal yang harus ditambahkan ke dalam kehidupan manusia baru, ada satu hal yang ditekankan Tuhan melalui pesan-Nya bagi kita di minggu ini, yaitu perkataan Kristus dengan segala kekayaannya harus tinggal di dalam setiap kita orang percaya.
Perkataan Kristus yang dimaksud tersebut adalah Firman Tuhan. Tuhan menghendaki agar setiap orang percaya tidak hanya sekedar pernah mendengar, pernah membaca atau sekedar mengetahui tentang firman Tuhan, namun ditekankan lebih lanjut, bahwa firman itu dengan segala kekayaannya harus benar-benar tinggal dan menetap di dalam hati setiap orang percaya. Kata “diam” (Yun.: enoikeo) memiliki makna bukan sekedar hafal dan tahu, namun mengandung arti tinggal bersama-sama dan memengaruhi hidup orang tersebut, sehingga hidup orang tersebut dapat memengaruhi orang di sekelilingnya sesuai dengan makna firman tersebut.
Tujuan Tuhan lewat pesan-Nya ini adalah:
(1). Tuhan ingin menyingkapkan banyak hal kepada kita
Mazmur 25:14 TUHAN bergaul karib dengan orang yang takut akan Dia, dan perjanjian-Nya diberitahukan-Nya kepada mereka.
Makna pertama dari kata “bergaul karib” (Ibr.: sode) adalah keintiman; makna kedua adalah diajak masuk ke dalam ruang konsul pribadi-Nya Tuhan. Betapa luar biasanya! Tujuan Tuhan mengajak berjalan bersama-sama dengan kita umat-Nya dalam sebuah keakraban bukanlah sekedar membawa kita berjalan dari satu tempat ke tempat yang lain, namun di sepanjang perjalanan Tuhan mau menceritakan banyak hal yang rahasia kepada kita. Dan salah satu rahasia itu berkaitan dengan kehidupan kita saat ini dan rencana ke depan apa yang Tuhan mau lakukan kepada kita. Dan itu akan Tuhan singkapkan ketika kita bersedia untuk mau berjalan bersama-Nya dalam sebuah keintiman.
Ternyata salah satu prasyarat yang dibutuhkan agar kita dapat menerima pernyataan rahasia dari Tuhan adalah dengan senantiasa mengisi hati kita dengan perkataan-perkataan Kristus. Bukan hanya sekedar satu atau dua kata, bukan pula hanya satu atau beberapa kalimat, namun perkataan Tuhan dengan segala kekayaannya. Perkataan firman tersebut harus selalu dibaca, dipelajari (seperti jemaat Berea menyelidiki dengan sangat teliti dan cermat), direnungkan, didoakan dan dihidupi kembali dalam kehidupan pribadi kita. Hati kita bagaikan memori untuk menyimpan berbagai arsip atau files dalam sebuah mesin komputer, yang suatu kali arsip-arsip itu akan “dipanggil keluar” kembali ketika Tuhan akan menyampaikan sesuatu kepada kita. Disini peran Roh Kudus mutlak diperlukan.
(2). Tuhan ingin kita menjadi penyambung lidah-Nya
Kolose 3:16 b …sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu.
Sesuai dengan makna kata “diam” (Yun.: enoikeo) yang telah dijelaskan di atas, maka firman yang telah tinggal dan memengaruhi hidup orang percaya, selanjutnya akan membuat orang percaya tersebut memengaruhi hidup orang-orang di sekelilingnya melalui pengajaran, teguran, mazmur dan pujian. Apabila perkataan Tuhan telah menjadi bagian dalam pengalaman rohani di dalam hidup kita, maka segala pikiran, perkataan, perbuatan, dan motivasi kita akan dipengaruhi dan dikuasai oleh firman Tuhan. Sehingga entahkah kita mengajar atau memberikan suatu teguran, maka sudah pasti maksud dan isi hati Tuhanlah yang disampaikan.
Pada dasarnya tidak ada manusia yang sempurna, karena hanya Tuhanlah yang Mahasempurna. Tetapi, janganlah kita selalu berdiri di balik alasan ketidaksempurnaan itu dan mengabaikan sebuah kesalahan dibiarkan berlangsung. Ada kalanya Tuhan memakai hamba-hamba-Nya untuk menyampaikan maksud-Nya melalui sebuah bentuk teguran dalam kasih.
Demikian pula, entahkah kita menaikkan mazmur dan puji-pujian atau pun mengungkapkan sesuatu keluar dari mulut kita, karena perkataan Tuhan tinggal di dalam kita, maka sudah pastilah yang keluar adalah sesuatu yang memuliakan nama Tuhan.
Jemaat Tuhan, mari kita bersama-sama meresponi pesan Tuhan ini, yaitu dengan menaruh perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di dalam hati kita. Ketika perkataan Tuhan dengan limpahnya hidup dan tinggal di dalam kita, maka percayalah, ada begitu banyak rahasia yang Tuhan mau singkapkan ke dalam hidup kita.
Tuhan Yesus memberkati!