Amos 3:3 Berjalankah dua orang bersama-sama, jika mereka belum berjanji?
Prinsip yang terkandung di dalam kitab Amos ini dapat diaplikasikan ke dalam setiap jenis hubungan dengan siapa saja, dimulai tentu saja dalam hubungan kita dengan Tuhan. Makna ayat di atas adalah, apabila kita mau berjalan bersama Tuhan, maka kita harus bersepakat terlebih dahulu dengan Tuhan dengan segala tuntunan-Nya dalam hidup kita. Ada orang mungkin berkata bahwa ia dapat berjalan dengan siapa saja, termasuk dengan Tuhan, namun apakah ia benar-benar berjalan dalam sebuah hubungan yang Tuhan kehendaki?
Apabila kita benar-benar ingin berjalan dalam sebuah hubungan yang benar dan bermakna dengan Tuhan, maka kita perlu bersepakat dan bekerja sama dengan Dia. Kandungan penting di dalam sebuah jalinan hubungan kerja sama dengan Tuhan adalah setuju dengan setiap arah dan tujuan-Nya. Itulah alasan Tuhan memberikan tuntunan-Nya dalam bentuk visi kepada gereja-Nya.
Ada banyak orang yang tidak menyadari pentingnya sebuah kesepakatan, baik dalam keluarga, pekerjaan, studi maupun dalam mengiring Tuhan. Mereka lebih suka berjalan sendiri tanpa mempedulikan yang lain. Apabila dalam sebuah gereja jemaat hanya datang, duduk, dengar dan kemudian pulang, bisakah masing-masing tumbuh menjadi berkat bagi kota dan sesamanya? Jika semua unsur di dalamnya berjalan sendiri-sendiri tanpa memperdulikan visi Tuhan, bisakah sebuah rancangan terlaksana baik? Apabila dalam sebuah keluarga semuanya sibuk dengan rutinitasnya masing-masing tanpa peduli satu sama lain, ayah sibuk bekerja, ibu yang penting masak, anak-anak ke sekolah dan bermain bersama teman dan berkumpul hanya sesekali saja, bisakah keluarga itu menjadi harmonis dan kuat? Dapatkah sebuah tujuan dicapai jika semua yang terlibat di dalamnya berjalan sendiri tanpa ada kesepakatan?
Pertanyaan yang sama bisa kita temukan dalam pesan “Berjalankah dua orang bersama-sama, jika mereka belum berjanji?” Bisakah dua orang berjalan bersama ke arah yang sama tanpa membuat perjanjian atau persetujuan terlebih dahulu? Tentu saja tidak bisa. Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita minggu ini, khususnya di dalam menyambut visi 2016 yang baru saja Tuhan berikan kepada kita. Ketika kita berkata ingin berjalan bersama Tuhan Yesus dalam sebuah hubungan yang bermakna untuk mencapai tujuan ilahi, maka kita harus bersepakat dengan Tuhan melalui tuntunan yang Ia berikan, yaitu visi bagi gereja-Nya.
Beberapa hal yang perlu kita perhatikan berkaitan dengan pesan Tuhan ini adalah:
(1). Sebuah kesepakatan mampu menghasilkan dampak yang besar.
1 Samuel 14:6-7 (6) Berkatalah Yonatan kepada bujang pembawa senjatanya itu: “Mari kita menyeberang ke dekat pasukan pengawal orang-orang yang tidak bersunat ini. Mungkin TUHAN akan bertindak untuk kita, sebab bagi TUHAN tidak sukar untuk menolong, baik dengan banyak orang maupun dengan sedikit orang.” (7) Lalu jawab pembawa senjatanya itu kepadanya: “Lakukanlah niat hatimu itu; sungguh, aku sepakat.”
Suatu ketika bangsa Israel dan rakyatnya tidak memiliki pedang atau tombak padahal bangsa itu sedang dalam masa perang melawan bangsa Filistin, kecuali raja Saul dan puteranya Yonatan. Raja Saul sudah jelas kehilangan kendali; ia tidak bisa memutuskan apa yang harus ia perbuat. Pilihannya benar-benar terbatas, karena orang Filistin telah menangkap semua tukang besi orang Israel, yang berarti orang Israel tidak memiliki persenjataan baru lagi. Fakta yang sebenarnya adalah bahwa semua orang Israel sedang menantikan saat untuk mati. Tetapi ada Yonatan, anak Saul yang memiliki sedikit pengharapan, Ia menoleh pada seorang yang lain, yaitu bujang yang membawa senjatanya dan ia mengusulkan agar mereka pergi memeriksa pasukan pengawal orang Filistin.
Yonatan berkata kepada bujangnya bahwa Tuhan sanggup menolong dengan jumlah yang sedikit maupun yang banyak. Perkataan Yonatan adalah suatu perkataan iman kepada Allah yang dia sembah, yang mampu melakukan segala perkara yang mustahil. Lalu jawab pembawa senjatanya kepadanya: “Lakukanlah niat hatimu itu; sungguh, aku sepakat.” (ay. 7). Alangkah mengagumkannya sikap si bujang pembawa senjata itu. Kita harus memiliki “rekan pembawa senjata” yang demikian dalam kehidupan kita, seorang yang memiliki komitmen yang tinggi untuk sebuah kesepakatan. Hasilnya, Yonatan dan bujang pembawa senjatanya kemudian membalikkan keadaan hingga akhirnya orang Israel memperoleh kemenangan yang menggemparkan.
(2). Kesepakatan itu memiliki nilai tinggi
Mat. 18:19 “Dan lagi Aku berkata kepadamu: Jika dua orang dari padamu di dunia ini sepakat meminta apapun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di sorga.”
Yesus mengajarkan umat-Nya untuk bersepakat dalam berdoa dan meminta sesuatu daripada-Nya. Artinya Tuhan menganggap bahwa kesepakatan itu penting. Dalam ayat ini Yesus memberikan sebuah janji yang luar biasa kepada orang-orang percaya. Permintaan yang lahir dari sebuah kesepakatan inilah yang sanggup membuka sumber-sumber di Sorga. Yesus berkata bahwa kita dapat meminta “apapun juga” bila kita sepakat/sehati dalam meminta. Permintaan di dalam kesepakatan adalah perpaduan individu-individu yang unik dengan sebuah tujuan yang sama dalam kesatuan Roh.
Dibutuhkan dua orang percaya atau lebih untuk menaikkan permintaan dalam kesepakatan, dimana masing-masing mengijinkan pikiran Kristus dan sifat-Nya menguasai mereka, menaikkan doa sepakat, maka percayalah bahwa sesuatu yang luar biasa pasti terjadi. Yesus juga berkata “Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam Nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka.” (ay. 20). Dua atau tiga orang berkumpul, bersepakat dalam nama-Nya, maka Dia akan hadir di tengah-tengah mereka. Bukankah ini menunjukkan tingginya nilai kesepakatan bagi Tuhan? Kesepakatan yang demikian sanggup menghadirkan dan menggerakkan hati Tuhan.
Mari umat Tuhan, kalau kita memerhatikan pesan Tuhan ini, ternyata sebagai umat pilihan Tuhan kita bukan hanya sekedar menjadi orang yang memiliki segudang aktifitas rohani yang berjalan sendiri-sendiri. Kandungan penting di dalam sebuah jalinan hubungan dengan Tuhan adalah setuju dengan setiap arah dan tujuan-Nya, termasuk tuntunan-Nya dalam bentuk visi kepada gereja-Nya. Tuhan mau kita sepakat dengan visi-Nya, lalu bersama saudara-saudara seiman lainnya menghidupinya. Mari kita bersepakat dengan Tuhan!
Tuhan Yesus memberkati !