Markus 6:52 sebab sesudah peristiwa roti itu mereka belum juga mengerti, dan hati mereka tetap degil.
Setelah peristiwa lima roti dan dua ikan, Yesus memerintahkan murid-murid-Nya untuk naik ke atas perahu dan berangkat menyeberangi danau Genesaret menuju ke Betsaida. Sementara Yesus sendiri naik ke bukit untuk berdoa. Ketika murid-murid sudah beberapa mil jauhnya dari pantai, datanglah angin sakal lalu perahu mulai diombang-ambingkan gelombang. Ketika Yesus mengetahui betapa payahnya mereka mendayung karena angin sakal, maka kira-kira jam tiga malam Ia datang kepada mereka, berjalan di atas air. Awalnya mereka mengira bahwa Ia adalah hantu, lalu mereka berteriak-teriak ketakutan, tetapi Ia segera menenteramkan mereka serta meredakan angin dan badai.
Betapa luar biasanya setiap peristiwa yang dialami oleh para murid ketika mereka berjalan bersama Yesus, khususnya pada hari itu. Setelah menyaksikan peristiwa pelipatgandaan lima roti dan dua ikan yang dilakukan Yesus untuk memberi makan kepada lebih dari lima ribu orang pada petang itu, kemudian malam harinya para murid Yesus melihat dengan mata kepala mereka sendiri bagaimana Yesus berjalan di atas air dan meredakan angin dan badai yang sebelumnya mengombang-ambingkan perahu mereka. Namun sayangnya, peristiwa-peristiwa tersebut tidak membuat para murid menangkap pelajaran apapun. Alkitab mengatakan bahwa mereka belum juga mengerti, dan hati mereka tetap degil.
Orang yang bijak seharusnya mampu belajar dari berbagai peristiwa yang terjadi. Bukan hanya belajar dari peristiwa-peristiwa yang positif, tetapi dari yang negatif juga. Sama halnya dengan kita saat ini, Tuhan mau kita belajar banyak hal dari berbagai peristiwa yang terjadi di sekeliling kita, dari peristiwa yang sedang kita alami dalam kehidupan, termasuk belajar lewat pesan yang Tuhan berikan ini.
Biasanya, kisah Yesus dan para murid berakhir dengan pengalaman positif. Namun kali ini, Alkitab mengatakan bahwa peristiwa di atas berakhir dengan ketidakmengertian hati para murid. Hati mereka dikatakan tetap degil. Kata “degil” berasal dari bahasa Yunani: “poroo”, artinya tidak peka, tertutupi oleh sesuatu yang tebal, mengeras, dan tak kunjung paham. Ya, hati para murid tetap “poroo”, walaupun mereka baru mengalami berbagai peristiwa hebat. Betapa ironisnya! Bahkan setelah Yesus menyatakan diri-Nya pun, para murid tetap tidak mengerti dan bingung.
Sungguh disayangkan, hati para murid ini begitu kaku, beku, dan tertutup, sehingga lawatan Tuhan di depan mata sekalipun tak kunjung menghasilkan sukacita yang disertai rasa kagum. Banyak umat Tuhan yang kerap kali bersikap seperti para murid. Mereka tidak selalu cepat paham dan tidak selalu mengerti karya Tuhan yang sesungguhnya sudah dinyatakan kepada mereka. Hati mereka tetap degil, keras, kaku, dan kesal.
Beberapa hal yang perlu kita miliki berkaitan dengan pesan Tuhan ini adalah:
(1). Miliki hati yang siap untuk ditegur dan dikoreksi
2 Sam.12:9 Mengapa engkau menghina TUHAN dengan melakukan apa yang jahat di mata-Nya? Uria, orang Het itu, kaubiarkan ditewaskan dengan pedang; isterinya kauambil menjadi isterimu, dan dia sendiri telah kaubiarkan dibunuh oleh pedang bani Amon.
Memang tidak mudah untuk menerima teguran dari orang lain. Seringkali kita menjadi marah apabila ada orang-orang di sekitar kita, termasuk gembala, yang mengingatkan saat kita melakukan suatu hal yang tidak tepat. Untuk memiliki hati yang mau belajar, kita perlu keluar dari zona nyaman. Seringkali yang namanya hidup bebas dalam Kristus bukan berarti hidup bebas tanpa ada ketergantungan dan atau tanpa ada seorangpun yang dapat melarang atau membatasi kita untuk melakukan apapun. Bersyukur untuk orang-orang di sekeliling kita yang disediakan Tuhan untuk senantiasa mengajar, menegur, dan mengoreksi kita supaya pada akhirnya menjadikan kita sebagai pribadi yang lebih dewasa dan berkualitas.
Untuk mencapai kedewasaan rohani kita perlu bersikap rendah hati dalam menerima setiap teguran Tuhan. Salah satu tokoh yang patut kita teladani dalam hal kerendahan hatinya adalah Daud. Ketika Daud ditegur oleh nabi Nathan karena perselingkuhannya dengan Betsyeba yang berakhir dengan terbunuhnya Uria, suami Betsyeba, ia menerima teguran itu dengan lapang hati. Meskipun pada saat itu Daud adalah seorang raja, namun ia tidak tersinggung dengan teguran itu. Daud adalah orang yang memiliki kerendahan hati yang nampak pada kesediaannya untuk dibentuk dan diajar oleh Tuhan. Daud tahu bahwa Tuhan bisa memakai siapapun untuk mengoreksi seseorang, termasuk raja. Ketika menerima teguran itu, Daud bertobat. Dengan hati yang hancur ia datang kepada Tuhan dan memohon ampun atas dosa-dosanya.
(2). Miliki hati yang mau bertanya dan mendengarkan
Wah. 2:7 Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat: Barangsiapa menang, dia akan Kuberi makan dari pohon kehidupan yang ada di Taman Firdaus Allah.”
Bukti bahwa seorang murid memiliki gairah dan antusiasme yang tinggi akan mata pelajaran yang diikutinya adalah kesediaannya untuk bertanya kepada gurunya. Kesediaan murid untuk bertanya kepada gurunya biasanya didasari atas ketidakmengertiannya atas apa yang diajarkan gurunya atau rasa ingin tahu yang lebih besar terhadap mata pelajaran yang diikutinya. Semakin banyak sang murid bertanya, biasanya ia akan memperoleh pemahaman dan pengertian yang lebih dalam lagi. Guru yang baik adalah guru yang mau membagikan pengetahuan yang ia miliki kepada anak didiknya.
Bersyukur kita memiliki Yesus, yang adalah guru terbaik kita. Semakin kita mau memberikan hati kita untuk bertanya, maka semakin Ia akan memberitahukan dan membukakan hal-hal yang tidak kita pahami dan tidak kita ketahui (Yer. 33:3). Kepada ketujuh jemaat di kitab Wahyu yang mewakili keberadaan kita sebagai jemaat Tuhan di masa sekarang, Tuhan mengajak agar setiap kita mulai melatih diri untuk bertanya dan mendengarkan apa yang dikatakan Roh Kudus kepada kita. Percayalah bahwa ada begitu banyak hal besar yang akan Tuhan nyatakan kemudian.
Mari jemaat Tuhan, kita responi pesan Tuhan ini baik-baik. Ketika kita memberikan hati kita untuk dikoreksi dan belajar untuk bertanya serta mendengarkan apa yang Roh Kudus ajarkan, tanpa kita sadari ada begitu banyak benteng-benteng kedegilan hati yang diruntuhkan, sehingga hidup kita dipenuhi kekaguman akan karya Tuhan.
Tuhan Yesus memberkati!