Kejadian 39:2 Tetapi TUHAN menyertai Yusuf, sehingga ia menjadi seorang yang selalu berhasil dalam pekerjaannya; maka tinggallah ia di rumah tuannya, orang Mesir itu.
Apakah yang dimaksud dengan keberhasilan atau kesuksesan? Umumnya orang mendefinisikan keberhasilan dengan pencapaian tujuan, perolehan kekayaan, status, gengsi dan kekuasaan. Orang-orang yang “berhasil” tersebut dikatakan sebagai orang-orang yang menikmati “hidup yang baik”, seperti rasa aman dalam keuangan (financially secure), dikelilingi oleh para pengagum, sambil menikmati buah dari pekerjaan-pekerjaan mereka.
Dan hal-hal ini yang akhirnya menjadi tujuan dan standar pencapaian yang dilakukan dan dikejar banyak orang. Mereka mendefinisikan keberhasilannya hanya dengan hal-hal yang berkaitan dengan jumlah, angka dan gengsi. Bahkan tidak dapat disangkal, kehidupan orang percaya termasuk gereja-gereja secara umum, hari-hari ini banyak yang mendefinisikan keberhasilan mereka dengan standar pencapaian yang sama dengan standar umum, yaitu berapa angka, berapa jumlah, berapa Rupiah dan berapa tenar.
Tetapi ternyata di mata Tuhan, keberhasilan diukur dengan cara yang berbeda. Cara Tuhan mengukur keberhasilan melibatkan yang namanya ketaatan, kesetiaan dan seberapa seseorang melakukan kehendak-Nya, tanpa mengabaikan adanya harga yang harus dibayar dan tantangan yang terlibat di dalamnya dalam mencapai semua keberhasilan tersebut.
Yeremia bisa dikatakan seorang yang gagal total di dalam pelayanannya apabila penilaian keberhasilannya menggunakan standar umum seperti yang digunakan banyak orang. Bayangkan, selama empat puluh tahun ia melayani Tuhan sebagai penyambung lidah Tuhan, namun tidak satu orang pun yang mau mendengarkan dan meresponinya. Ia ditolak oleh lingkungannya, keluarganya, komunitasnya, para imam, teman-teman dan Raja. Pelayanan yang penuh penderitaan dan kemiskinan. Namun di mata Tuhan ia adalah seorang yang berhasil. Ia menyampaikan pesan demi pesan Tuhan dalam ketaatan tepat seperti yang dikehendaki Tuhan.
Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita di minggu ini. Tuhan menghendaki kita orang percaya memiliki cara pandang yang sama dengan Tuhan di dalam menilai sebuah keberhasilan. Karena tanpa disadari standar penilaian orang percaya banyak yang sudah mengacu kepada standar penilaian dunia pada umumnya. Hal ini perlu diingatkan kembali, karena berbedanya standar penilaian seseorang akan sebuah keberhasilan akan memengaruhi pengejaran yang ia lakukan di dalam menjalani hari-hari hidupnya.
Ketika seseorang tergoda untuk mengejar seperti yang manusia umumnya kejar, maka ia akan tergoda untuk menghabiskan seluruh energi hidupnya untuk memeroleh semua itu, sehingga akan mengalihkan perhatiannya dalam mencari kehendak Tuhan dalam hidup ini.
Beberapa pemahaman yang perlu kita perhatikan berkaitan dengan pesan Tuhan ini, di antaranya adalah:
(1). Keberhasilan adalah sebuah perjalanan (success is a journey)
Kej. 39:3 Setelah dilihat oleh tuannya, bahwa Yusuf disertai TUHAN dan bahwa TUHAN membuat berhasil segala sesuatu yang dikerjakannya,
Dapat disimpulkan, secara sederhana, “orang yang sukses di mata Tuhan” adalah orang yang hidup memuliakan Allah, setia, dan taat kepada firman-Nya. Jika kita memahami kesuksesan dengan cara seperti ini, maka kesuksesan lebih tepat dilihat sebagai sebuah “journey” (perjalanan) daripada sebuah “goal” (tujuan) dalam hidup ini.
Jika kita memandang kesuksesan sebagai sebuah perjalanan hidup, maka kita akan termotivasi untuk terus berjuang hidup lebih setia dan taat kepada Tuhan hari demi hari, walaupun mungkin dalam perjalanan itu ada kegagalan, tetapi kita tidak pernah berhenti untuk menyukakan hati Tuhan.
Jika kita menganggap kesuksesan sebagai tujuan akhir yang telah terwujud, maka orang-orang duniawi akan berpendapat bahwa Yusuf mencapai kesuksesan pada saat dia di ujung telah menjadi “penguasa kedua” di Mesir setelah Raja Firaun. Tetapi Tuhan tidak menilainya demikian.
(2). Keberhasilan adalah tentang kesetiaan (success is about faithfulness)
Kej. 39:10 Walaupun dari hari ke hari perempuan itu membujuk Yusuf, Yusuf tidak mendengarkan bujukannya itu untuk tidur di sisinya dan bersetubuh dengan dia.
Kesuksesan bukan terutama diukur dari hasil yang telah kita capai, tetapi terutama diukur dari kesetiaan kita kepada Tuhan di dalam mengelola dan mengembangkan segala kepercayaan yang Tuhan berikan kepada kita. Setia dan taat kepada Tuhan bukan berarti kita pasif dan pasrah dengan segala keadaan dalam hidup ini, tetapi justru aktif berusaha sebaik-baiknya untuk menyelaraskan agenda hidup kita sesuai dengan agenda Tuhan.
Tidaklah mudah bagi Yusuf yang saat itu sedang dalam posisinya sebagai hamba di rumah Potifar untuk tidak menghiraukan bujuk rayu dari isteri Potifar, yang tidak lain adalah isteri tuannya sendiri. Bukan sekali dua kali isteri Potifar membujuknya untuk tidur, namun setiap hari, dari hari ke hari. Namun kesetiaan Yusuf kepada Allahnyalah yang membuat ia berani berkata tidak terhadap isteri majikannya itu. Di mata Tuhan, Yusuf adalah seorang yang berhasil di dalam Tuhan.
Jemaat Tuhan, akhirnya kita mendapatkan sebuah makna yang sesungguhnya tentang berhasil menurut pandangan Tuhan. Keberhasilan menurut dunia bersifat sementara, tetapi keberhasilan menurut Tuhan bernilai kekal. Tuhan memberikan keberhasilan bagi kita supaya digunakan untuk memenuhi tujuan-tujuanNya. Selamat menjalani keberhasilan!
Tuhan Yesus memberkati!