Kolose 2: 5 Sebab meskipun aku sendiri tidak ada di antara kamu, tetapi dalam roh aku bersama-sama dengan kamu dan aku melihat dengan sukacita tertib hidupmu dan keteguhan imanmu dalam Kristus.
Latar belakang Paulus menulis surat ini karena ada pengajaran sesat yang mempengaruhi jemaat Kolose. Minimal ada dua ajaran sesat yang mempengaruhi kehidupan orang percaya pada waktu itu, yaitu pertama, Yudaisme dan kedua, adalah Gnotisisme. Yudaisme menekankan ketaatan kepada hukum Taurat sebagai jalan untuk memperoleh keselamatan. Pemikiran bahwa keselamatan tergantung dari usaha manusia merupakan pemikiran yang masuk akal sepanjang masa. Karena pemikiran tersebut membuat manusia bergantung pada dirinya sendiri, maka tidak mengherankan bahwa Rasul Paulus merasa perlu menekankan keutamaan Kristus dan karya-Nya (1: 15- 20).
Gnostisisme mengajarkan bahwa manusia terdiri dari tubuh yang jahat dan roh yang baik. Keselamatan berarti pembebasan dari tubuh yang jahat, dan keselamatan diperoleh melalui pengetahuan (gnosis). Karena tubuh dianggap jahat, maka salah satu cara membebaskan diri dari tubuh yang jahat adalah dengan menyiksa diri (2: 23). Keyakinan bahwa mereka memiliki pengetahuan membuat para penganut Gnostisisme sering membanggakan dirinya. Gnostisisme mengajarkan empat unsur penting yaitu spekulasi (speculation), mistik (mysticism), askese (asceticism) dan ritual (ritualisme).
Spekulasi (speculation) menekankan bahwa orang percaya perlu memiliki pengetahuan atau hikmat lain yang lebih tinggi di luar Kristus (2: 8- 10). Mistik (mysticism) menekankan bahwa orang percaya perlu menyembah malaikat-malaikat sebagai perantara dirinya dengan Allah (2: 18). Askese (asceticism) menekankan bahwa orang percaya perlu mendisiplin (menyiksa) tubuh supaya lebih diperkenan Allah (2: 23). Ritual (ritualisme) menekankan bahwa orang percaya harus mengutamakan hal-hal lahiriah. Contohnya: makanan dan minuman, hari raya, bulan baru atau hari-hari tertentu (2: 20). Tujuan surat Kolose ini adalah agar jemaat Tuhan bertumbuh dalam segala hal ke arah Kristus dalam segala hikmat dan pengertian yang benar, sehingga menghasilkan pertumbuhan rohani yang dapat disaksikan secara nyata dalam kehidupan sehari-hari.
Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita di minggu ini. Sebagai orang percaya sulit bagi kita untuk berjalan dalam keintiman bersama Kristus ketika masih mencampur-adukkan kebenaran firman Tuhan dengan berbagai pengertian dan kepercayaan yang lain. Intim artinya kedua belah pihak saling menaruh kepercayaan satu terhadap yang lain, dan tidak ada pihak yang berpaling hatinya terhadap yang lain. Rasul Paulus memuji jemaat Tuhan di Kolose karena mereka menjalani hidup dalam ketertiban.
Apa saja yang dimaksud dengan menjalani hidup dalam ketertiban?
(1). Hidup yang tidak mendua hati
Yak. 1: 8 Sebab orang yang mendua hati tidak akan tenang dalam hidupnya.
Ada dua cara yang manusia umumnya berusaha raih demi mendapatkan kepuasan. Cara yang pertama adalah menurut jalan dunia, yaitu melalui pengejaran kekayaan, jabatan, wanita, hawa nafsu kedagingan, dan lain-lain. Cara yang kedua adalah menurut kebenaran firman Tuhan, yaitu menikmati hubungan yang karib dengan Tuhan. Pilihlah salah satu, karena berusaha melakukan kedua hal tersebut akan membuat banyak orang percaya tidak akan tenang hidupnya, bahkan ia tidak akan pernah memperoleh apa-apa dari keduanya.
Tuhan sangat membenci sikap bangsa Israel yang sering “mendua hati” kepada Tuhan. Mereka terlihat tetap beribadah kepada Tuhan, tetapi di sisi lain mereka juga percaya dan beribadah kepada dewa-dewa lain. Ketika Tuhan menghukum mereka atas dosa-dosanya, mereka lalu protes kepada Tuhan, “Mengapa Tuhan begitu jahat kepada kami? Mengapa kami yang selalu menjadi korban?” Mereka tidak sadar bahwa apa yang mereka alami adalah karena kesalahan mereka sendiri.
Banyak orang percaya hari-hari ini yang sudah beribadah kepada Kristus, meninggalkan kepercayaan lamanya, yaitu dewa-dewa lain yang pernah disembahnya, namun di dalam praktek kehidupan sehari-hari masih banyak didapati mereka ternyata masih memercayai ajaran lain ataupun prinsip-prinsip dari kepercayaan masa lalunya. Ini yang disebut dengan mendua hati.
(2). Hidup yang tunduk pada peraturan
1 Petrus 2: 12 Milikilah cara hidup yang baik di tengah-tengah bangsa-bangsa bukan Yahudi, supaya apabila mereka memfitnah kamu sebagai orang durjana, mereka dapat melihatnya dari perbuatan-perbuatanmu yang baik dan memuliakan Allah pada hari Ia melawat mereka.
Banyak pemercaya Kristus yang akhirnya terjatuh dalam kesulitan, karena mereka menjalani hidup yang seenaknya sendiri, tidak tertib, sembrono. Mereka inilah orang-orang yang mudah untuk ditimpa masalah. Ingat! Kita hidup di jaman pemfitnah-pemfitnah merajalela, orang-orang yang bisa saja tidak senang terhadap kita, sehingga mereka selalu mencari-cari kelemahan dan kesalahan kita. Sekecil apapun kesalahan yang kita perbuat, bagi orang yang sengaja mencarinya akan dapat berkembang menjadi sebuah masalah yang besar. Maka dengan memiliki cara hidup yang baik dan tertib, tidak ada celah yang bisa mereka manfaatkan untuk menyusahkan kita.
Daniel adalah contoh seorang pemercaya Tuhan yang pernah memegang jabatan tinggi di kerajaan Babel selama empat kepemimpinan raja. Banyak pejabat tinggi dan wakil raja pada waktu itu yang mencari alasan dakwaan terhadap Daniel dalam hal pemerintahan, tetapi mereka tidak mendapat alasan apa pun atau sesuatu kesalahan, sebab ia setia dan tidak ada didapati sesuatu kelalaian atau sesuatu kesalahan padanya. Betapa luar biasanya bukan? Hal itu disebabkan karena tertib hidup yang dijalani oleh Daniel. Tertib dalam hal tunduk pada hukum dan peraturan kerajaan, dan tertib di dalam menjalani kehidupan yang menyenangkan hati Tuhan.
Mari umat Tuhan, salah satu faktor penting untuk dapat berjalan bersama Tuhan dalam keintiman yang tidak dapat diabaikan adalah hidup dalam ketertiban. Keintiman yang kita jalani tidak semata-mata hanya bisa dinikmati berdua dengan Tuhan saja, namun juga harus dapat dirasakan oleh banyak orang,
Tuhan Yesus memberkati!