Yohanes 10: 9 Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput.
Peristiwa ini terjadi di Yerusalem dan masih merupakan rangkaian peristiwa dalam pasal sebelumnya, yaitu ketika Yesus menyembuhkan mata seorang yang buta sejak lahirnya. Sangat sulit bagi orang Farisi untuk menerima bahwa Yesus yang menyembuhkan orang buta itu berasal dari Allah, hingga kemudian orang buta yang telah celik ini pun diusir, dan akhirnya Yesus datang dan menyambut dia untuk masuk ke dalam kawanan-Nya. Sejak peristiwa itu Yesus mulai berkata bahwa Ia adalah pintu yang membukakan keselamatan bagi domba-domba yang melalui-Nya dan membawa mereka menemukan padang rumput.
Selain itu, Yesus juga mengatakan bahwa ada pribadi lain yang masuk tanpa melalui pintu itu, melainkan dengan cara memanjat tembok. Orang-orang seperti itu Ia sebut pencuri dan perampok. Sedangkan kepada orang-orang Farisi, Yesus menyebut mereka sebagai gembala upahan karena tidak memiliki beban yang sungguh-sungguh untuk membawa masuk domba-domba ke pintu yang benar, sebagaimana terbukti melalui sikap mereka terhadap orang yang buta sejak lahir itu. Orang buta itu bahkan diusirnya keluar dari komunitas.
Hari-hari ini banyak orang di luar sana yang sedang mencari-cari pintu yang dapat mereka buka yang akan membawa mereka menemukan keselamatan. Dan celakanya, duniapun turut menawarkan banyak pintu bagi orang-orang tersebut bahkan disertai tawaran-tawaran lain yang tidak kalah menggiurkannya. Akibatnya, banyak sekali orang yang tergoda lalu berjalan menuju pintu yang salah tersebut.
Melalui pesan-Nya di minggu ini, Tuhan mau kita bertindak sebagai agen yang berperan sama dengan Diri-Nya sendiri, yaitu turut menjadi “pintu” bagi banyak orang untuk membantu mereka menemukan dan membukakannya agar mereka dapat menemukan padang rumput dan jalan keselamatan seperti yang didambakan banyak orang. Ibarat tim penerima tamu yang berdiri di muka pintu menyambut orang-orang untuk masuk melalui pintu, ada kemungkinan orang-orang tersebut agak ragu untuk masuk seandainya tidak ada orang yang menyambut dan mempersilakan mereka berjalan melalui pintu itu.
Umat Tuhan dapat bertindak menjadi “pintu” dalam berbagai hal, di antaranya adalah dengan:
(1). Memperkenalkan bahwa pada kita ada kehidupan yang berbeda
Yoh.10: 10B … Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.
Masih banyak orang-orang yang ada di sekeliling kita yang merasa bahwa mereka telah memiliki kehidupan, dengan menyodorkan bukti bahwa mereka terlahir sebagai makhluk hidup yang bisa bernafas. Ada pula yang mengatakan bahwa bukti mereka telah memiliki kehidupan adalah kemampuan mereka untuk bergerak dengan leluasa, karena mana mungkin manusia yang sudah mati dapat leluasa bernapas dan bergerak. Ada pula yang mengatakan bukti bahwa mereka merupakan manusia yang diciptakan Tuhan yang berbeda dengan makhkuk hidup lainnya adalah karena mereka memiliki perasaan. Semua bukti-bukti tersebut tidaklah salah kalau hanya untuk membuktikan bahwa mereka adalah makhluk yang hidup.
Namun Yesus mengatakan bahwa ada satu kehidupan yang harus dimiliki oleh semua manusia yang hidup di dunia. Kehidupan ini berbeda dengan kehidupan yang hanya sekedar bisa bernafas, bergerak atau memiliki perasaan. Hidup yang Yesus tawarkan adalah kehidupan ilahi yang menjadikan Yesus sebagai Tuhan, Juruselamat dan Raja di atas segala raja, yang oleh-Nya kita dapat memiliki dan menikmati janji-janji Allah, termasuk di dalamnya janji kehidupan kekal. Itulah sebabnya Yesus berkata bahwa barangsiapa rindu mengalami kehidupan yang demikian, maka ia harus masuk melalui Pintu yang dimaksud. Dan tugas kita adalah memperkenalkan dan menuntun orang-orang itu untuk masuk ke dalam pintu tersebut.
(2). Menuntun orang-orang untuk memperoleh makanan yang benar
Yoh.10: 9 Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput.
Tidak ada makanan yang terbaik yang dapat dinikmati oleh domba-domba, selain rumput segar yang disediakan oleh gembala untuk mereka. Yesus mengatakan bahwa Ia adalah Gembala yang baik. Dan sebagai Gembala yang baik Ia telah menyediakan makanan terbaik bagi mereka yang mau masuk melalui pintu yang telah Ia bukakan, dan Ia-lah Pintu itu sendiri. Domba-domba yang mau masuk ke dalam Pintu itu akan menemukan sebuah padang rumput, yang olehnya domba-domba memperoleh kesehatan dan pertumbuhan yang pesat.
Mengiring Yesus bukanlah sekedar membawa jiwa-jiwa untuk diselamatkan karena telah menerima Yesus dalam hidupnya. Mengiring Yesus adalah juga tentang menuntun orang-orang yang sudah diselamatkan tersebut hingga memperoleh makanan yang dapat menyehatkan dan memberikan pertumbuhan hingga mencapai kedewasaan atau kematangan, baik secara jasmani dan rohaninya. Orang yang memperoleh makanan yang sehat secara demikian akan mengerti tujuan dan panggilan hidupnya dalam Kristus. Orang yang menerima makanan yang baik akan cakap dan mampu memilih untuk bertindak benar saat menghadapi tantangan apapun di dalam hidupnya. Dan inilah yang menjadi tugas kita sebagai “pintu” bagi domba-domba, yaitu untuk memperoleh makanan yang terbaik dari Sang Gembala Agung.
Mari umat Tuhan, masih banyak hal lain yang dapat kita lakukan untuk menjadi “pintu” yang baik bagi jiwa-jiwa yang memerlukan keselamatan, makanan, pertumbuhan, perlindungan, dan lain-lain. Bagian kita adalah meneladani apa yang telah Sang Gembala Agung telah lakukan terlebih dahulu kepada kita.
Tuhan Yesus memberkati!