Ibr. 10: 24 Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik.
Latar belakang surat Ibrani ini ditujukan kepada orang-orang Kristen Yahudi yang pada waktu itu sedang mengalami aniaya dan keputusasaan agar mereka tetap tabah dan kuat dalam iman kepercayaan kepada Yesus Kristus yang telah menebus mereka dari kematian kekal.
Biasanya, orang-orang yang sedang mengalami masa-masa sukar akan memiliki tendensi untuk lebih memperhatikan dirinya sendiri, ketimbang memperhatikan urusan orang lain yang mungkin sedang menghadapi hal yang sama. Namun penulis surat Ibrani ini ternyata mendorong kita untuk juga mau mendorong (memberikan semangat) kepada sesama saudara kita terlepas dari kondisi apapun yang kita sedang hadapi. Tujuan dari sebuah dorongan adalah untuk menginspirasi sesama saudara kita agar mereka turut menjadi pribadi yang kuat juga di dalam Tuhan.
Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita minggu ini, yaitu agar kita senantiasa tampil sebagai orang-orang yang tetap bergairah, selalu mengobarkan semangat dan menjadi inspirasi bagi banyak orang dimana pun kita ditempatkan Tuhan. Hari-hari ini, ketika kasih kebanyakan orang sudah menjadi dingin, manusia pada umumnya memiliki kecenderungan untuk lebih mementingkan dirnya sendiri dan tidak mempedulikan sesama, namun tidak demikian bagi kita sebagai anak-anak Tuhan.
Beberapa hal yang harus kita perhatikan adalah:
(1). Memberikan dorongan atau penghiburan adalah sifat Roh Kudus
Yoh. 14: 26 tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu..
Satu hal yang menarik adalah bahwa kata mendorong (to encourage) dalam bahasa Yunaninya adalah parakaleo atau parakletos, yang merupakan salah satu dari sifat atau fungsi Roh Kudus dalam setiap orang percaya, yaitu Penghibur atau Pemberi dorongan. Pada umumnya, orang-orang mengartikan fungsi Roh Kudus hanya sebatas pada penggunaan yang berhubungan dengan kuasa, tanda-tanda dan mujizat. Namun salah satu bukti yang menyatakan bahwa keberadaan Roh Kudus ada di dalam setiap orang-orang percaya, adalah ketika mereka melakukan fungsi yang sama dengan Roh yang menggerakkan mereka tersebut, yaitu memberi dorongan pada sesama.
Kata mendorong dalam Ibrani 10: 24 juga memiliki makna bagaimana orang-orang percaya dapat “memprovokasi” atau menstimulasi sesamanya agar mereka turut memiliki rasa lapar dan haus akan kebenaran, akan hadirat Tuhan, akan pekerjaan-pekerjaan baik yang Tuhan sudah siapkan. Ketika keberadaan kita tidak membuat orang menjadi lapar dan haus akan Tuhan, maka kita belum melakukan fungsi kita yang sebenarnya. Ingat, dunia hari-hari ini siap untuk memenuhi orang-orang dengan keputusasaan, kekecewaan, semangat yang patah (discouragement), dan lain-lain.
Dalam Kisah Para Rasul 4, 9 diceritakan ada seorang pemuda yang bernama Yusuf, keberadaannya sungguh menjadi berkat bagi jemaat Tuhan pada waktu itu. Ia bukan saja rela meletakkan kepunyaannya di bawah kaki para rasul untuk menolong sesama, namun ia juga menjadi penghibur ketika Saulus dikucilkan oleh orang-orang di Yerusalem di awal pelayanannya. Ia meyakinkan orang-orang untuk mau menerima Saulus (kelak menjadi Paulus) yang telah dipilih Tuhan untuk suatu tugas pelayanan. Saulus pun menjadi kuat oleh keberadaan pemuda tadi. Oleh para rasul, pemuda bernama Yusuf tadi dipanggil dengan sebutan Barnabas, yang berarti “anak penghiburan (son of encouragement)”, suatu nama panggilan yang bukan sekedar nama yang biasa, namun sebuah nama yang mencerminkan fungsinya yang nyata di tengah-tengah jemaat, yaitu memberikan dorongan atau penghiburan.
(2). Memberikan dorongan atau penghiburan adalah kewajiban setiap waktu
Ibr. 10: 25 Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.
Biasanya kita menggunakan ayat 25 di atas untuk mengingatkan orang-orang untuk tetap rajin datang beribadah ke gereja, namun perlu kita cermati, bahwa ada kata “tetapi” yang menjadi penghubung antar dua kalimat tersebut. Jadi makna kalimat tersebut adalah bukan sekedar menyuruh seseorang harus rajin datang beribadah ke gereja saja, tetapi jika orang itu gagal untuk memberikan dorongan kepada sesama ketika ia datang beribadah, maka ia belum sepenuhnya melaksanakan ayat firman tersebut. Jadi pemberian dorongan, semangat dan nasihat adalah tujuan mengapa orang-orang percaya harus berkumpul bersama, entah itu dalam suatu bentuk ibadah besar ataupun berkumpul dalam ruang lingkup yang lebih kecil.
Apa yang terjadi ketika kita gagal untuk memberikan dorongan pada seseorang disaat ia membutuhkannya? Dosa akan menipu dan mengeraskan hati orang tersebut, yang selanjutnya akan membawa orang itu kepada ketidakpercayaannya kepada Tuhan dan berakhir dengan meninggalkan Tuhan. Ibr. 3: 13 Tetapi nasihatilah seorang akan yang lain setiap hari, selama masih dapat dikatakan “hari ini”, supaya jangan ada di antara kamu yang menjadi tegar hatinya karena tipu daya dosa. Seseorang sesungguhnya tidak dapat menjalani kehidupan seorang diri, ia membutuhkan saudara seiman yang senantiasa dapat membangunnya, mengingatkannya, dan mendorongnya setiap waktu. Jika tidak, maka lambat laun ia akan mulai membangun kebenarannya sendiri yang dapat menjerumuskannya kepada “kematian” yang menyedihkan.
Mari umat Tuhan, ketika kita menjalani hidup dalam kepenuhan Roh Allah, ada banyak hal dahsyat yang kita terima dan berguna bagi diri kita pribadi. Namun Tuhan tidak mau kita berhenti hanya sampai disitu, Tuhan mau agar segala hal indah dan dahsyat, yang sudah kita terima dari Tuhan itu, kita salurkan dan impartasikan kembali kepada sesama kita dalam bentuk dorongan, nasihat, teladan, motivasi, dan inspirasi. Dengan demikian, bukan hanya kita sendiri yang mengalami kekuatan dari Tuhan, melainkan orang-orang di sekeliling kita juga, sehingga semakin banyak lagi lahir pribadi-pribadi yang tangguh di dalam Kristus.
Tuhan Yesus memberkati!