Yohanes 10:4 Jika semua dombanya telah dibawanya ke luar, ia berjalan di depan mereka dan domba-domba itu mengikuti dia, karena mereka mengenal suaranya.
Yesus dalam ayat di atas sedang mengatakan bahwa domba-domba-Nya mengenali suara-Nya dan domba-domba tersebut tidak mengenali suara orang asing. Yesus menggambarkan domba-domba-Nya ini memiliki pendengaran yang sangat sensitif terhadap suara-Nya dan tahu membedakan untuk tidak mendengarkan suara yang lain. Ini sebetulnya sebuah gambaran yang normal dari seekor domba dalam mendengarkan suara. Hanya suara gembalanya saja sebetulnya yang ia kenali. Namun sepertinya apa yang Yesus katakan ini berbeda dengan kenyataan yang ada. Banyak dari domba-domba-Nya yang mengalami kesulitan didalam mendengarkan suara Sang Gembala. Bahkan lebih parah lagi, banyak dari domba-domba ini ternyata lebih mudah untuk mendengarkan dan mengikuti “suara yang asing” dibandingkan mengenali suara Tuhannya. Ini yang sebetulnya tidak normal. Apa yang sebenarnya sedang terjadi? Satu hal yang perlu kita ketahui, bahwa bukan Tuhan yang tidak berbicara kepada kita, melainkan pihak kitalah, sebagai domba-domba gembalaan-Nya, yang acapkali tidak mau meluangkan waktu untuk mendengarkan suara-Nya. Tuhan rindu berbicara kepada kita melalui berbagai cara, namun seringkali kitalah yang melewatkannya. Setiap hari Tuhan ingin mengatakan sesuatu kepada kita, tetapi karena berbagai kesibukan dan keengganan, maka kita sering tidak menyadari akan hal tersebut. Orang-orang percaya yang terlalu sibuk dengan segala aktifitasnya untuk hal-hal yang kurang penting, namun seringkali dianggap penting, akan mengalami kesulitan di dalam mengenali suara Tuhan pada saat Ia sedang berbicara. Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita, bahwa di sepanjang berjalannya visi yang Tuhan sudah percayakan kepada kita tahun ini, ternyata didapati banyak sekali umat Tuhan yang enggan bergaul karib dengan memberikan “telinga” untuk mendengarkan suara-Nya. Padahal di masa-masa inilah merupakan kesempatan bagi kita untuk belajar dan mengalami banyak hal. Tuhan sangat rindu untuk menyatakan banyak perkara penting dan jalan-jalan-Nya kepada kita. Beberapa hal yang perlu kita perhatikan berkaitan dengan pesan Tuhan di atas adalah: (1). Menyadari bahwa keengganan bukanlah sikap yang dikehendaki Tuhan Yes. 30:15 Sebab beginilah firman Tuhan ALLAH, Yang Mahakudus, Allah Israel: “Dengan bertobat dan tinggal diam kamu akan diselamatkan, dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu.” Tetapi kamu enggan, Firman di atas ditujukan Tuhan melalui nabi Yesaya kepada bangsa Israel yang seringkali memilih untuk mengambil jalan pintas ketika datang masalah menghimpit. Mereka panik dan memutuskan untuk mencari pertolongan kepada bangsa-bangsa lain yang mereka pandang jauh lebih hebat dari diri mereka. Dalam peristiwa di atas, bangsa Israel bergegas memutuskan untuk datang dan meminta pertolongan kepada bangsa Mesir. Tidak tahukah bangsa Israel akan Mesir? Bukankah mereka pernah memiliki pengalaman pahit dengan bangsa Mesir beserta dewa-dewanya? Namun sayangnya, Israel lebih memilih untuk mendengarkan suara bangsa Mesir. Sesungguhnya firman Tuhan ini bukan hanya ditujukan kepada kaum Israel semata-mata. Karena bukankah seringkali banyak orang percaya juga seperti itu, terutama ketika sedang menghadapi masalah. Kita panik, bingung, dan terburu-buru mencari solusi tanpa datang meminta petunjuk kepada Tuhan terlebih dahulu. Yang dipikirkan adalah bagaimana menghubungi si A, si B, untuk bertanya dan meminta bantuan. Atau kadang langsung melakukan tindakan C, dan D berdasarkan akal pikiran sendiri. Akhirnya, bukan solusi yang diperoleh, melainkan masalah baru. Dan kita menjadi lemah, kecewa, putus asa. Bahkan tidak sering kita mulai menyalahkan Tuhan. Padahal Tuhan senantiasa menyediakan diri-Nya untuk ditemui. Penyebabnya adalah hati yang enggan untuk mau duduk diam dan tinggal tenang menyediakan telinga untuk mendengarkan arahan dari Tuhan. (2). Menyadari bahwa kita adalah orang percaya yang terus bertumbuh dewasa Rom. 8:14 Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah. Dalam terjemahan bahasa inggris kata “anak” disini dituliskan dengan kata “son” (bukan child) yang berarti anak yang sudah dewasa. Dalam bahasa aslinya kata anak ini dituliskan dengan kata “huios” yang berarti anak yang sudah dewasa (sekitar 30 tahun). Biasanya domba-domba dewasalah yang mampu mengenali suara dari gembalanya dengan baik sedangkan domba-domba yang belum dewasa kurang mampu mengenali suara gembalanya dengan baik. Anak-anak domba yang masih muda mengikuti domba yang telah dewasa untuk bisa mengenali suara gembala mereka. Ketika gembala memanggil maka domba-domba yang dewasa akan mengenali suara tersebut, lalu domba-domba yang lebih muda akan mengikuti mereka. Banyak orang percaya yang masih punya kebiasaan hanya mau didengarkan suaranya oleh Tuhan, tanpa mau mendengarkan Tuhan berbicara kepadanya. Mengapa demikian? Penyebabnya adalah banyak orang percaya yang masih memiliki sifat ingin didengarkan dan diperhatikan. Bukankah ciri-ciri ini biasanya seringkali dimiliki oleh mereka yang masih kecil. Kalau kita perhatikan, komunikasi yang dibangun oleh seorang anak yang masih bayi biasanya baru satu arah, yaitu merengek dan menangis minta untuk didengarkan. Kebiasaan yang demikian ternyata seringkali masih dibawa juga dalam persekutuan dengan Tuhan. Mari umat Tuhan, lewat pesan-Nya ini, Tuhan sungguh-sungguh ingin berbicara dengan kita di dalam banyak kesempatan. Tuhan telah melengkapi kita dengan “telinga” untuk mendengarkan suara-Nya. Kita hanya perlu meluangkan waktu untuk mendengarkan-Nya. Mari kita luangkan waktu untuk duduk diam mendengarkan dan sementara kita mendengarkan suara-Nya, katakan “tidak” kepada suara yang lain. Tuhan Yesus memberkati! |
ReplyReply AllForwardEdit as new