Lukas 9:57-62 (62) Tetapi Yesus berkata: “Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah.”
Komitmen secara sederhana bisa diartikan sebagai sebuah tekad (keterikatan) yang kuat kepada sesuatu! Komitmen itu penting. Komitmen dibutuhkan dalam semua bidang kehidupan. Misalnya, di dalam dunia pekerjaan, orang yang berkomitmen dalam pekerjaannya akan melakukan hal yang terbaik untuk menyelesaikan tugas yang diembannya. Orang yang bekerja dengan komitmen dengan sendirinya akan bersungguh-sungguh melakukan apa yang menjadi tanggung jawabnya.
Begitu pula dalam kehidupan pernikahan. Pasangan suami-istri yang berkomitmen akan selalu menjaga janji yang mereka diikrarkan di hadapan Tuhan apapun kondisi kehidupan yang dihadapinya. Mereka akan mejaga pernikahannya tetap langgeng, dan akan menghindari peluang sekecil apapun untuk melukai hati pasangannya.
Termasuk di dalam pelayanan, para pelayan Tuhan akan terlihat berbeda ketika melayani dengan komitmen. Mereka bukan hanya sekedar menjalankan tugas-tugasnya semata-mata, namun dengan sepenuh hati mencurahkan hati dan segala keberadaannya untuk apa yang ia lakukan. Sayangnya, sekarang ini banyak orang cenderung menganggap remeh nilai sebuah komitmen.
Tanpa memiliki komitmen yang kuat sulit rasanya seseorang dapat bertahan melayani Tuhan. Tantangan, kesulitan, aniaya, bahkan kelimpahan adalah hal-hal yang seringkali digunakan Tuhan dalam menguji komitmen seseorang di dalam melayani-Nya. Untuk dapat berkomitmen melayani Tuhan seumur hidup kita harus mendasarinya dengan kasih dan kesetiaan. Apabila kasih kepada Tuhan sudah menjadi dasar, maka siapa pun akan setia mengerjakan segala perkara, baik itu perkara kecil maupun besar, sulit maupun mudah.
Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita di minggu ini. Masih banyak orang percaya yang belum memahami makna sebuah komitmen. Komitmen seringkali dimaknai hanya sebatas ikrar yang dinyatakan. Sedangkan komitmen berbicara tentang tekad atau wujud tindakan yang kuat terhadap sesuatu. Yesus adalah contoh Pribadi yang karena kasih-Nya, mengambil komitmen untuk menyelamatkan seluruh umat manusia dari belenggu dosa, dengan cara turun ke dunia mengambil rupa manusia, didera dan rela mati di kayu salib.
Beberapa hal yang harus kita perhatikan untuk berjalan dalam sebuah komitmen yang benar kepada Tuhan, di antaranya
(1). Tetap setia di tengah ketidaknyamanan
Luk. 9:57-58 (58) Yesus berkata kepadanya: “Serigala mempunyai Liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya.”
Di jaman itu, biasanya para rabi berkeliling bersama murid-muridnya untuk mengajar dan mereka akan dilayani dengan baik dan disediakan tempat yang nyaman serta makanan yang cukup. Banyak orang mengira apabila mereka mengikuti Yesus maka mereka akan mendapat fasilitas yang sama. Orang yang bertanya kepada Yesus di ayat sebelumnya akan mengira dan mengharapkan bahwa ia akan mendapatkan kenyamanan yang sama ketika ia mengikut Yesus.
Tetapi Yesus yang tahu latar belakang pertanyaan orang tersebut mengatakan bahwa justru hal yang sebaliknyalah yang akan ia alami ketika berjalan mengikut Yesus, tidak seperti ketika berjalan dengan rabi-rabi yang lain. Yesus tidak mengiming-imingi orang-orang agar mereka mau mengikuti-Nya, melainkan mengatakan kemungkinan hal-hal buruk apa saja yang akan dialami para pengikut-Nya. Tujuan dari semua ini adalah Tuhan membutuhkan orang-orang yang bersedia berkomitmen kepada-Nya apapun tantangan terburuk yang mungkin akan terjadi. Tuhan tidak membutuhkan orang-orang yang hanya mau sekedar involve (terlibat) dalam pekerjaan-Nya.
(2). Tetap fokus kepada rencana Tuhan dan apa yang akan kita raih bersama-Nya.
Luk. 9:61-62 (62) Tetapi Yesus berkata: “Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah.”
Ayat di atas merupakan jawaban Yesus atas orang yang sama yang beralasan bahwa sebelum ia mengikut Yesus, ia harus berpamitan dahulu dengan keluarganya. Yesus mengetahui maksud hati dari pada orang tersebut yang sebetulnya belum siap untuk berkomitmen mengikut Yesus sepenuh hati dikarenakan ia takut kehilangan keluarga, teman-temannya, dan segala kesenangan yang ia anggap penting.
Banyak orang lebih memikirkan tentang hal kehilangan apa yang ia akan alami jikalau mengiring Yesus, dibandingkan mempercayai hal dahsyat dan kemenangan-kemenangan apa yang akan ia raih ketika mengiring Yesus dengan kesungguhan hati. Seseorang akan selalu ragu untuk melangkah dan terus melihat ke belakang sampai ia berani mengambil komitmen untuk sungguh-sungguh mengikut Yesus. Seseorang tidak akan pernah mengalami kehidupan kekristenan yang dahsyat dan indah sampai ia memutuskan untuk berkomitmen dalam mengiring Yesus.
Mari jemaat Tuhan, mengambil komitmen bukanlah kesediaan seorang percaya untuk memasuki wilayah pekerjaan Tuhan yang berat dan penuh pengorbanan, melainkan bukti keseriusan seseorang di dalam mengiring Kristus. Karena ketika komitmen diambil, segala sesuatu menjadi ringan dan menyenangkan. Selamat berkomitmen!
Tuhan Yesus memberkati!