Kidung Agung 2:1-7 (1) Bunga mawar dari Saron aku, bunga bakung di lembah-lembah.
(2) Seperti bunga bakung di antara duri-duri, demikianlah manisku di antara gadis-gadis.
Harus diakui bahwa kitab Kidung Agung ini bukanlah kitab yang mudah untuk dipahami begitu saja. Para ahli Yahudi mengartikan isi Kidung Agung sebagai gambaran hubungan antara Allah dengan umat pilihan-Nya Israel. Dan bagi kita, seringkali melihatnya sebagai pernyataan hubungan antara Kristus dengan kita, calon mempelai-Nya yakni gereja. Kisah ini merupakan gambaran dari kisah mengenai Raja Damai yang akan mengambil mempelai-Nya dari kalangan orang-orang di luar Israel, dan ini berbicara tentang gereja Tuhan.
Kitab Kidung Agung ini berisi pujian cinta yang tulus dan murni. Isinya disarikan dari syair cinta yang saling diucapkan oleh sepasang pria dan wanita yang sedang memadu cinta. Di dalamnya ditemukan dua kekasih yang berusaha menjalin hubungan mesra dengan mengagungkan cinta kasih sampai menuju jenjang perkawinan dan rumah tangga. Mempelai perempuan menampilkan diri bagaikan bunga mawar dari Saron; seperti bunga bakung di lembah-lembah, sehingga dipuji oleh mempelai laki-laki.
Sudah menjadi kesepakatan umum kalau hampir semua orang menganggap bunga merupakan salah satu media untuk mengungkapkan rasa kasih sayang kepada orang yang kita cintai. Meskipun dirasa terkesan klasik, ungkapan rasa sayang lewat bunga bisa menjadi sesuatu yang berarti bagi orang yang menerimanya. Artinya, bunga secara umum selalu diidentikkan dengan hal-hal yang baik dan indah. Bunga hampir tidak pernah dipakai untuk mewakili sesuatu yang buruk dan yang tidak sedap aromanya.Tuhan telah menciptakan setiap bunga dengan bentuk, warna dan aroma yang berbeda satu dengan yang lain. Kita diberkati dengan aroma dan keindahan yang Tuhan ciptakan tersebut.
Ketika mempelai pria berkata kepada mempelai wanitanya bahwa sang mempelai wanita bagaikan bunga mawar atau bunga bakung yang indah di antara duri-duri, artinya itu merupakan sebuah pujian untuk menyatakan bahwa pribadi yang dimaksud adalah pribadi yang sangat berbeda dari rata-rata kebanyakan orang. Ada keindahan dan keharuman khusus yang tidak dimiliki oleh pribadi yang lain.
Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita di minggu ini. Tuhan menghendaki kita tampil bagaikan bunga yang indah dan harum di tengah-tengah kehidupan saat ini. Dunia hari-hari ini telah diwarnai dengan berbagai hal yang buruk dan menyesatkan. Dunia penuh dengan orang-orang yang lelah dan sakit sehingga perlu disembuhkan. Mereka memerlukan aroma harum dari Kristus untuk memberi kesegaran dan kesembuhan. Kitalah yang sesungguhnya harus menyebarkan bau harum itu di tengah dunia ini.
Apa yang harus kita perhatikan untuk dapat sungguh-sungguh tampil sebagai pribadi yang membawa keindahan dan keharuman kepada dunia ini?
(1). Pastikan kita menjalin hubungan dengan Sang Sumber Keharuman
Kid. 2:3 Seperti pohon apel di antara pohon-pohon di hutan, demikianlah kekasihku di antara teruna-teruna. Di bawah naungannya aku ingin duduk, buahnya manis bagi langit-langitku.
Apabila kita perhatikan perkataan demi perkataan yang diucapkan antara mempelai pria dan mempelai wanitanya, ini menunjukkan betapa intim dan dekatnya hubungan yang mereka jalin. Percakapan seperti ini jelas bukanlah type percakapan yang umum digunakan oleh orang-orang yang baru berkenalan dan juga bukan percakapan untuk mereka yang memiliki hubungan sekedar pertemanan biasa. Seseorang akan menjadi sama dengan siapa orang itu biasa menghabiskan waktunya.
Wewangian apakah yang akan dibawa oleh seorang percaya ketika mereka berada dalam kehidupan nyata di tengah-tengah masyarakat? Memang ada wewangian yang dapat kita beli di sebuah toko parfum, dan orang lain pun dapat turut melakukannya. Namun ada jenis wewangian yang tidak dapat dibeli dalam sebuah kemasan botol atau wadah. Wewangian khusus ini kita peroleh ketika kita menghabiskan banyak waktu dengan seorang pribadi, dimana hasil dari pada itu kita mulai berpikir dan bertindak seperti pribadi tersebut. Meluangkan banyak waktu dengan Kristus Sang sumber keharuman akan menolong kita untuk memeroleh serta balik menyebarkan aroma yang harum kepada orang-orang di sekitar kita.
(2). Pastikan kita hidup dalam kemerdekaan yang sesungguhnya
Kid. 2:8 Dengarlah! Kekasihku! Lihatlah, ia datang, melompat-lompat di atas gunung-gunung, meloncat-loncat di atas bukit-bukit.
Mempelai wanita memerhatikan betapa mempelai pria bagaikan rusa yang dengan indah dan bebasnya melompat kian kemari berjejak di atas gunung-gunung mengatasi berbagai halangan dan rintangan demi mendapatkannya.
Bersyukur kepada Kristus yang oleh karena kasih karunianya telah menyelamatkan kita dari kematian kekal. Oleh pengorbanan-Nya di atas kayu salib, kita yang seharusnya binasa telah beroleh keselamatan dalam kematian dan kebangkitan-Nya. Seperti dalam kisah Lazarus dimana ia sempat mengalami kematian fisik selama beberapa hari dan meninggalkan bau yang sangat busuk bagi orang-orang di sekelilingnya, demikian pula halnya dengan kita yang akan mengalami “bau busuk” kematian apabila kita tidak beroleh kemerdekaan dalam Kristus. Oleh sebab itu, pada saat kita menyadari bahwa bukan bau kematian lagi yang ada pada kita, melainkan aroma kehidupan yang kita peroleh dalam kebangkitan Yesus, maka sudah selayaknya aroma keharuman itu harus tercium lewat keberadaan kita. Bahkan aroma kehidupan itu sebenarnya tidak akan dapat disembunyikan lagi, kecuali apabila kita sendiri yang menyembunyikannya.
Sebagaimana perarakan bala tentara yang berjalan masuk ke dalam kota sambil menebarkan harumnya kemenangan (2 Kor. 2: 15), demikian pula kita sebagai orang-orang yang sudah diselamatkan, dipersiapkan Tuhan untuk menebarkan aroma kehidupan melalui keberadaan kita di mana pun kita berada, agar orang-orang dapat turut menghirup aroma Kristus. Aroma itu terpancar lewat cara hidup, perkataan dan kesaksian kita. Namun sebaliknya, aroma itu dapat menjadi suatu bau kematian yang tidak menyenangkan apabila kita menjalani gaya hidup yang sebaliknya.
Tuhan Yesus memberkati