1 Korintus 4: 1- 2 (1)Demikianlah hendaknya orang memandang kami: sebagai hamba-hamba Kristus, yang kepadanya dipercayakan rahasia Allah. (2)Yang akhirnya dituntut dari pelayan-pelayan yang demikian ialah, bahwa mereka ternyata dapat dipercayai.
Di tengah-tengah silang pendapat dan perselisihan yang kerap terjadi di antara jemaat Korintus, rasul Paulus mengingatkan kembali tentang keberadaan dan fungsi mereka sebagai hamba-hamba Kristus yang kepada mereka telah dipercayakan rahasia Allah. Di dalam terjemahan lain, kalimat dalam ayat satu di atas menggunakan dua jenis jabatan dengan masing-masing memiliki tugas yang hampir sama namun saling melengkapi, yaitu “pelayan” dan “hamba” (I Corinthians 4:1 NKJV. Let a man so consider us, as servants of Christ and stewards of the mysteries of God).
Kata “pelayan” atau “servant” (Yun. hupayretas) memiliki arti seorang juru dayung sebuah kapal laut yang bertanggung jawab kepada atasannya (nakhodanya), dimana ia harus tunduk kepada perintah atasannya untuk kapan ia harus mendayung dan kapan ia harus berhenti mendayung. Sedangkan kata “hamba” atau “steward” (Yun. oikonomos) memiliki arti seorang hamba atau manajer yang dipercaya untuk mengurus rumah dan harta milik tuannya. Tugasnya adalah menjaga dan memelihara milik tuannya tersebut dengan baik dan bertanggung jawab penuh bahkan ketika tuannya sedang bepergian.
Dan ternyata bukannya tanpa suatu tujuan kalau Tuhan menganggap kita umat-Nya ini sebagai para pelayan dan hamba-hamba dalam pengertian sebagai orang-orang yang diberikan tanggung jawab besar oleh tuannya, yang dalam hal ini adalah Tuhan. Tanggung jawab apakah yang Tuhan percayakan? Ternyata Tuhan telah memercayakan kepada kita rahasia Allah. Kita adalah orang-orang kepercayaan untuk mengurus rahasia Allah. Rahasia yang berarti pengetahuan istimewa sorgawi yang besar manfaatnya tapi hanya diungkapkan kepada orang-orang tertentu saja.
Ada begitu banyak rahasia atau misteri Kerajaan Sorga yang belum diungkapkan atau dilaksanakan oleh banyak orang di generasi lalu, namun dipercayakan Tuhan kepada kita sekarang di generasi gereja-Nya. Beberapa di antaranya ialah bagaimana berkat Abraham yang luar biasa dipercayakan Tuhan kepada bangsa-bangsa, lalu tentang pengangkatan atau rapture yang bagi sebagian umat manusia merupakan sesuatu yang tidak dapat dimengerti namun merupakan sesuatu yang dinanti-nantikan oleh orang percaya. Ada lagi satu rahasia terpenting, yaitu keselamatan atau salvation. Makna keselamatan yang sederhana di dalam Kristus, namun masih merupakan suatu misteri besar bagi mereka yang masih terhilang. Tuhan berharap kitalah yang harus menjadi pelayan-pelayan yang setia dan bertanggung jawab untuk membagikan kabar keselamatan tersebut, baik melalui pemberitaan mulut kita, maupun lewat sikap hidup kita.
Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita, gereja-Nya. Bahwa percaya atau tidak, Tuhan telah memercayakan kepada kita sebuah tanggung jawab besar yang tidak dipercayakan kepada siapapun di generasi ini, yaitu rahasia Allah. Namun untuk kita melaksanakannya, Tuhan tidak meminta banyak syarat selain menjadi pelayan-pelayan yang dapat dipercaya.
Apa yang dimaksud dengan dapat dipercaya?
(1). Seorang yang memiliki integritas
1 Korintus 4: 17 Justru itulah sebabnya aku mengirimkan kepadamu Timotius, yang adalah anakku yang kekasih dan yang setia dalam Tuhan. Ia akan memperingatkan kamu akan hidup yang kuturuti dalam Kristus Yesus, seperti yang kuajarkan di mana-mana dalam setiap jemaat.
Definisi sederhana dari sebuah integritas adalah berani melakukan apa yang diucapkan dan berani menuangkan nilai-nilai yang dipercayai dalam bentuk tindakan. Pengenalan Rasul Paulus akan Yesus membuat segala sesuatu yang ia banggakan di masa lalu menjadi sampah. Setelah pertobatannya, ia mengajarkan nilai-nilai Kerajaan Sorga kepada siapapun yang dijumpainya. Itulah sebabnya tidak sedikit orang-orang yang pernah mengenalnya dahulu menjadi marah, bahkan ingin membunuhnya. Namun tidak sedikit pun ia menjadi gentar. Ia terus memberitakan apa yang ia peroleh dari Tuhan.
Dan rasul Paulus bukan hanya menjadi seorang pemberita yang luar biasa saja, namun ia juga menjadi seorang yang menghidupi sendiri nilai-nilai yang ia ajarkan kepada banyak orang. Timotius, anak rohani rasul Paulus, adalah saksi dari kehidupan rasul Paulus yang melihat langsung bagaimana ayah rohaninya tersebut mengaplikasikan ajaran yang ia ajarkan di mana-mana dalam setiap jemaat. Itulah sebabnya, Timonius pun sama-sama turut menghidupi apa yang ia telah lihat langsung dari tindakan nyata ayahnya.
(2). Seorang yang memiliki komitmen
1 Korintus 4: 13 kalau kami difitnah, kami tetap menjawab dengan ramah; kami telah menjadi sama dengan sampah dunia, sama dengan kotoran dari segala sesuatu, sampai pada saat ini.
Beberapa murid rasul Paulus ada yang menjadi kandas imannya dan beberapa telah meninggalkan pelayanan dan mengikut dunia. Hal itu terjadi ketika kenyataan yang diterima di dalam pengiringannya kepada Tuhan tidak sesuai dengan harapan pribadinya. Namun tidak bagi rasul Paulus, seorang yang telah menyatakan komitmennya sejak awal pertama ia mengiring Tuhan. Ia melupakan apa yang ada di belakangnya dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapannya dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus.
Itulah sebabnya, ketika deraan, kesulitan, dan cemoohan yang ia terima di dalam pelayanannya tidaklah menyurutkan dirinya sedikitpun untuk meninggalkan pelayanan apalagi meninggalkan Tuhan Yesus yang ia percayai. Namun juga jangan salah, penyebab surutnya komitmen seseorang dalam pelayanan ataupun pengejarannya akan Kristus bukan hanya disebabkan oleh kesulitan-kesulitan saja, namun salah satu penyebab yang tidak kalah besar adalah karena kesuksesan dan keberhasilan. Itulah sebabnya, betapa penting seseorang menangkap dengan baik tujuan atas panggilan Kristus dalam hidupnya.
Tuhan Yesus memberkati!
Sangat terberkati thanks Jesus