Lukas 24:32 Kata mereka seorang kepada yang lain: “Bukankah hati kita berkobar-kobar, ketika Ia berbicara dengan kita di tengah jalan dan ketika Ia menerangkan Kitab Suci kepada kita?”
Kisah ini dimulai ketika dua orang murid Yesus sedang dalam perjalanan menuju ke sebuah kampung bernama Emaus, yang terletak kira-kira tujuh mil jauhnya dari Yerusalem. Tujuan mereka ke Emaus adalah pulang ke kampung halaman untuk kembali menjalani kehidupan lama mereka seperti sebelum mereka mengiring Yesus.
Kedua murid Yesus ini pulang kampung karena kecewa hati dengan apa yang telah terjadi. Yesus yang tadinya mereka harapkan datang sebagai raja untuk membebaskan bangsa Israel dari penjajahan Romawi, ternyata malah ditangkap, disiksa, disalibkan bahkan akhirnya mati. Rasa sedih dan kecewa inilah yang menyebabkan mereka tidak mengenali Yesus ketika Ia hadir di tengah-tengah mereka di dalam perjalanan itu. Di sepanjang perjalanan Yesus banyak mengingatkan mereka tentang apa yang telah dinubuatkan dan ditulis oleh para nabi jauh sebelumnya, tentang Mesias yang harus mengalami semua penderitaan itu demi untuk menebus dosa seluruh umat manusia.
Setelah menghabiskan waktu sekian lama bersama Yesus, baik ketika bercakap-cakap di sepanjang perjalanan maupun ketika mengundang Yesus mampir di rumah mereka, kedua murid itu mengalami sesuatu yang berbeda. Mereka merasakan ada suatu semangat baru yang kembali bernyala-nyala, ada kegairahan yang meluap-luap membakar hati mereka lagi, ada pemahaman yang benar yang mereka tangkap ketika dijelaskan tentang kitab para nabi, ada pengenalan kembali kepada sosok Yesus yang tadinya sudah tidak mereka kenali. Dalam arti kata lain, mereka mengalami hati yang berkobar-kobar ketika berjumpa dengan Sang Sumber kobaran api, yaitu Yesus Kristus.
Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita di minggu ini, yaitu mengenai pentingnya setiap kita, murid-murid Yesus, untuk senantiasa memiliki hati yang berkobar-kobar. Bukti kehadiran Tuhan kita, sejak dari jaman PL, seringkali diidentifikasikan dengan adanya api yang menyala-nyala atau kobaran api. Ingatlah akan perjumpaan Musa pertama kali dengan Allah Bapa adalah ketika ia melihat semak belukar yang menyala dengan api, dan dari situlah Musa mengenali bahwa Allah hadir untuk berbicara dengannya. Nyala api Tuhan sanggup mencairkan kedinginan hati dan sikap murid Yesus yang terkejut dan kecewa ketika melihat Yesus, pemimpinnya, mati disiksa dan disalibkan. Nyala api Tuhan sanggup menerangi kembali masa depan murid-murid-Nya yang tadinya sedang berjalan kembali ke kehidupan lama mereka yang kelam. Kesimpulannya, nyala api Tuhan mengubahkan seluruh kehidupan murid-murid-Nya untuk kembali kepada rencana Tuhan.
Bagaimana kita dapat memiliki hati yang berkobar-kobar ?
(1). Mau tinggal di hadirat-Nya
Lukas 24:29 Tetapi mereka sangat mendesak-Nya, katanya: “Tinggallah bersama-sama dengan kami, sebab hari telah menjelang malam dan matahari hampir terbenam.” Lalu masuklah Ia untuk tinggal bersama-sama dengan mereka.
Karena kehadiran Yesus seringkali diidentikkan sebagai nyala api yang memberikan terang dan kobaran, maka tidak ada cara lain untuk mengalami kobaran-Nya itu selain datang dan mendekat kepada sumber nyala api itu sendiri, yaitu hadirat-Nya. Dalam aktivitas yang kita lakukan sepanjang hari, luangkan waktu sejenak untuk mau duduk diam di hadirat-Nya. Marta adalah seorang yang terlalu sibuk dengan pelayanannya sehingga hampir tidak memiliki waktu untuk diam di dekat kaki Yesus dan mendengarkan perkataan-Nya. Meskipun yang dilakukan Marta adalah sesuatu yang baik, namun ia tetap perlu waktu untuk mengalami pembaharuan dan kehadiran Tuhan dalam hidupnya, dan yang dimaksud dengan duduk diam di hadirat-Nya bukanlah sekedar hadir dalam sebuah ibadah.
Dua murid Yesus di atas sampai perlu mendesak Yesus untuk mau mampir dan tinggal bersama-sama dengan mereka di rumahnya, karena bersama Yesus, mereka menemukan kembali kobaran yang sudah lama tidak mereka alami lagi. Artinya, jika kita tidak dengan sengaja memaksakan diri atau meluangkan waktu untuk mau berdiam di hadirat Tuhan, maka hal itu tidak akan pernah terjadi. Dan Tuhanpun mungkin akan terus “melanjutkan” perjalanan-Nya.
(2). Mau berjalan bersama Yesus
Lukas 24:32 Kata mereka seorang kepada yang lain: “Bukankah hati kita berkobar-kobar, ketika Ia berbicara dengan kita di tengah jalan dan ketika Ia menerangkan Kitab Suci kepada kita?”
Setelah kedua murid mengalami kehadiran dan perjumpaan dengan Yesus, maka langkah kaki yang semula mau berjalan menuju kehidupan lama (Emaus), namun sejak peristiwa itu mereka merubah arah, berbalik arah, dan kembali menuju Yerusalem (ay. 33), tempat di mana seharusnya mereka berada. Mengalami kehadiran Yesus adalah sesuatu yang penting, namun tidaklah berhenti sampai di situ saja, perlu ditindaklanjuti dengan kerinduan untuk mau senantiasa berjalan terus bersama Dia. Berjalan bersama Yesus akan membuat arah langkah kaki kita terus tertuju kepada rencana Kerajaan Sorga. Kedua murid tadi akhirnya mengarahkan kakinya ke Yerusalem dan bergabung kembali dengan kesebelas murid-murid yang lain untuk melakukan perkara-perkara yang besar.
Berhenti sampai di hadirat-Nya saja, hanya akan membuat murid-murid mengalami lawatan kobaran api luar biasa yang bersifat sesaat. Namun dengan terus berjalan bersama Yesus dan terus mengalami hadirat-Nya, mereka akan mengalami kobaran api Tuhan yang terus-menerus. Dalam kitab PL kita mengenal Nuh yang hidup bergaul dengan Allah. Kata “bergaul dengan Allah” ternyata memiliki arti “walk with God” atau “berjalan bersama Allah”. Nuh adalah seorang yang mau berjalan bersama Allah sehingga ia bisa menyelesaikan seluruh rencana Allah termasuk menyelesaikan seluruh pembangunan bahtera dari awal hingga datangnya air bah.
(3). Mau tinggal dalam firman-Nya
Lukas 24:27 Lalu Ia menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai dari kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi.
Ketika kedua murid menceritakan kepada Yesus tentang apa yang mereka alami, Yesus langsung menanggapinya dengan mengingatkan dan menjelaskan kepada mereka mengenai hal-hal yang tertulis tentang diri-Nya dalam seluruh Kitab Suci, mulai dari kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi. Murid-murid tersebut juga pasti pernah membaca kitab-kitab itu sebelumnya, namun hanya membaca kitab-kitab itu ternyata tidak membuat mereka mengerti. Mereka memerlukan sesuatu yang lebih dari sekedar membaca kitab-kitab itu. Mereka memerlukan Yesus untuk menjelaskan ayat demi ayat dari kitab-kitab yang mereka baca. Seringkali, masih banyak umat Tuhan yang membaca firman Tuhan hanya sekedar memenuhi kewajiban tanpa mengerti isinya. Mereka memerlukan Penolong yang dapat menjelaskan isi dari kebenaran yang mereka baca. Dengan diam di hadirat-Nya, merenungkan setiap firman, dan mau berjalan dalam tuntunan-Nya, maka niscaya, pemahaman demi pemahaman akan Tuhan berikan.
Mari umat Tuhan, milikilah hati yang terus berkobar-kobar, karena hati yang berkobar-kobar akan terus menuntun kita untuk tetap ada di jalur-Nya Tuhan, membuka pikiran kita hingga pemahaman demi pemahaman akan rencana Tuhan senantiasa kita alami dalam hidup kita.
Tuhan Yesus memberkati.