1 Tesalonika 4:1 Akhirnya, saudara-saudara, kami minta dan nasihatkan kamu dalam Tuhan Yesus: Kamu telah mendengar dari kami bagaimana kamu harus hidup supaya berkenan kepada Allah. Hal itu memang telah kamu turuti, tetapi baiklah kamu melakukannya lebih bersungguh-sungguh lagi.
Setelah menyampaikan nasihat yang bersifat doktrin kepada jemaat di Tesalonika, rasul Paulus sampai pada nasihat yang lebih praktis. Ia mengingatkan mereka kembali bagaimana mereka harus hidup berkenan kepada Allah. Karena apa yang disampaikannya sebenarnya telah diketahui dan dilakukan oleh mereka. Tetapi ia berharap mereka lebih sungguh-sungguh melakukannya. Cara hidup yang berkenan kepada Allah ialah pertama-tama mereka harus hidup kudus dengan menjauhi segala percabulan. Mereka hanya boleh mengambil satu orang isteri atau suami menjadi pasangan hidupnya yang sah.
Mereka hidup di tengah-tengah masyarakat yang berbeda latar belakang dan kebiasaan. Rasul Paulus menyampaikan bahwa mereka harus hidup berbeda dengan bangsa-bangsa yang tidak mengenal Tuhan, yang suka berzina, berselingkuh, dan berperilaku seks yang menyimpang seperti nikah sedarah. Alasannya, Allah kita adalah Allah yang pembalas dan telah memanggil mereka untuk hidup dalam kekudusan, sehingga siapa yang hidup dalam kecemaran atau percabulan akan mendapatkan hukuman. Siapa yang menolaknya berarti telah menolak Allah yang telah memberikan Roh Kudus kepada setiap orang yang percaya.
Mereka juga harus hidup berkenan kepada Allah dengan hidup dalam kasih persaudaraan. Mereka memang telah mempraktekkannya, tetapi Paulus menasihati mereka untuk lebih bersungguh-sungguh lagi melakukannya. Selain itu, mereka juga harus hidup berkenan kepada Allah dengan hidup tertib dan sopan di hadapan manusia. Caranya, mereka harus mengurusi masalah-masalah mereka sendiri dan bekerja keras, agar dapat menjadi berkat dan kesaksian yang baik.
Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita di minggu ini. Ada satu kata yang Tuhan tekankan bagi kita dan kata itu adalah kata “serius.” Serius itu bukan berarti bahwa orang yang dimaksud tidak melakukan tindakan apa-apa. Serius itu juga tidak berarti bahwa orang tersebut salah di dalam melakukan sesuatu. Kata “serius” itu digunakan terhadap seseorang yang kurang sungguh-sungguh di dalam melakukan sesuatu perbuatan atau tindakan. Lewat pesan-Nya ini Tuhan mau kita lebih sungguh-sungguh lagi di dalam melakukan apa yang kita sudah lakukan di dalam Kristus.
Apabila perbuatan yang kita lakukan adalah melayani Tuhan di gereja, mari kita melayani Tuhan dengan lebih sungguh-sungguh lagi. Apabila kita melayani anggota keluarga, mari kita layani dengan lebih sungguh-sungguh lagi. Ketika perbuatan yang kita lakukan adalah menyembah Tuhan, mari kita menyembah dengan lebih sungguh-sungguh lagi. Apa pun yang kita lakukan di dalam Tuhan, Tuhan mau kita lebih serius lagi melakukannya demi untuk Dirinya dimuliakan.
Mari kita perhatikan lebih lagi, apa yang dimaksud dengan lebih serius atau lebih sungguh-sungguh lagi dengan Tuhan, beberapa di antaranya adalah:
(1). Tahu tujuan, tahu alasan dan tahu caranya di dalam menyembah dan memuliakan Tuhan
1 Tes. 4:2 Kamu tahu juga petunjuk-petunjuk mana yang telah kami berikan kepadamu atas nama Tuhan Yesus.
Memang tidaklah mudah mengajarkan jemaat yang belum lama mengenal Tuhan tentang
dasar-dasar kebenaran yang selayaknya menjadi pijakan bagi seluruh kehidupan mereka, apalagi kalau mengajarkannya secara jarak jauh. Namun itulah yang dilakukan rasul Paulus kepada jemaat Tesalonika yang masih muda usia. Oleh karena sesuatu hal, maka rasul Paulus harus meninggalkan Tesalonika di saat jemaat Tuhan di sana masih memerlukan bimbingannya. Lewat surat-surat yang ditulisnya ia mengajarkan salah satunya tentang pentingnya hidup dalam kekudusan.
Menyembah Tuhan bukanlah semata-mata tindakan mengangkat tangan dan memuliakan Tuhan yang dilakukan pada saat orang percaya datang beribadah kepada Tuhan baik secara pribadi maupun bersama-sama di rumah Tuhan. Menyembah Tuhan adalah tentang sikap hati yang takut akan Tuhan yang diwujudnyatakan ke dalam kehidupan nyata sehari-sehari. Entahkah kita sedang di dalam pekerjaan sehari-hari, ataupun di dalam ibadah kepada Tuhan, ketika semua itu lahir dari sebuah kehidupan yang kudus, maka menjadi sebuah persembahan yang memuliakan Tuhan.
(2). Tahu menambah-nambahkan apa yang masih kurang di dalam kita
1 Tes. 4:8 Karena itu siapa yang menolak ini bukanlah menolak manusia, melainkan menolak Allah yang telah memberikan juga Roh-Nya yang kudus kepada kamu.
Kata “bersungguh-sungguh” ternyata bukan sekedar memiliki arti bahwa orang yang sebelumnya kurang bersungguh-sungguh didalam melakukan sesuatu, didorong untuk kali ini melakukannya dengan lebih bersungguh hati. Kata “bersungguh-sungguh” (Yun. Perisseuo) memiliki makna menambah-nambahkan atau berlimpah-limpah. Artinya, orang yang bersungguh-sungguh itu menyadari bahwa ada banyak hal yang masih bisa ia tambah-tambahkan lagi kepada dirinya, karena memang masih banyak ruang yang bisa diisikan hal-hal berguna lainnya.
Kepada jemaat di Tesalonika rasul Paulus mengatakan bahwa memang mereka telah menuruti untuk melakukan apa yang telah diajarkan sebelumnya, tetapi mereka sebetulnya masih bisa ditambahkan hal-hal lainnya yang berguna bagi kehidupan mereka. Artinya, rasul Paulus melihat bahwa masih besar ruang kapasitas yang ada pada mereka untuk bisa ditambah-tambahkan lagi. Orang yang serius di dalam Tuhan tidak akan merasa cepat puas hanya dengan sekedar mengetahui bagian-bagian luarnya saja. Ia akan berusaha masuk lebih dalam guna menambah-nambahkan apa yang dirasa masih kurang ke dalam dirinya. Misalnya, ketika kita menyadari bahwa kita membutuhkan pengurapan Tuhan lebih lagi, maka Tuhan Sang empunya Roh Kudus dengan senang hati akan mencurahkannya kepada siapa yang memang rindu untuk ditambah-tambahkan.
Mari umat Tuhan, ketika Tuhan menghendaki kita lebih serius lagi dengan Dia, sebetulnya Tuhan tahu masih ada begitu banyak ruang di dalam kita yang perlu ditambah-tambahkan lagi. Ketika kita merasa cukup, maka hanya sebesar itulah yang tersedia untuk kita. Selamat menambah-nambahkan lagi, karena kita memiliki Kristus, sumber yang tidak ada terbatas.
Tuhan Yesus memberkati!