Mat. 13:45-46 Demikian pula hal Kerajaan Sorga itu seumpama seorang pedagang yang mencari mutiara yang indah. Setelah ditemukannya mutiara yang sangat berharga, iapun pergi menjual seluruh miliknya lalu membeli mutiara itu.”
Seringkali perumpamaan dari mutiara yang berharga ini diinterpretasikan dengan kurang tepat. Pedagang yang mencari mutiara sering dianggap sebagai pihak umat manusia yang sedang mencari keselamatan di dalam Yesus, sehingga ia harus menjual seluruh miliknya demi untuk memperoleh Kerajaan Sorga. Interpretasi yang benar adalah bukan manusia yang berusaha mencari keselamatan di dalam Kristus. Namun Yesuslah yang berkorban dengan menjual seluruh “milik-Nya” demi untuk manusia supaya memperoleh keselamatan (Kerajaan Sorga).
Jadi tokoh “pedagang yang menjual seluruh miliknya”, berbicara tentang Yesus yang rela meninggalkan kenyamanan sorga dan mau menjadi sama dengan manusia, rela mati di kayu salib (harga yang harus dibayar). Sedangkan “mutiara yang berharga” adalah kita, gereja-Nya. Pribadi yang telah dibeli lewat pengorbanan Yesus di kayu salib.
Mutiara adalah sebuah jenis benda bernilai tinggi dan sejak berabad-abad lalu sudah dikenal dan digunakan sebagai perhiasan karena keindahannya. Pesan inilah yang Tuhan berikan kepada kita. Betapa kita sepatutnya menyadari dan bersyukur bahwa kita dipandang sebagai “mutiara indah yang bernilai tinggi” di mata Tuhan Yesus, diambil dari “lumpur dasar laut”, melalui sebuah “pengorbanan darah kudus yang sangat mahal harganya”.
Mari kita lebih lagi memerhatikan nilai-nilai yang Tuhan ingatkan melalui pesan ini:
(1). Mutiara adalah produk dari sebuah pengorbanan Wah. 1:5-6 . . . . Bagi Dia, yang mengasihi kita dan yang telah melepaskan kita dari dosa kita oleh darah-Nya– dan yang telah membuat kita menjadi suatu kerajaan, menjadi imam-imam bagi Allah, Bapa-Nya, . . . .
Mutiara terbentuk melalui sebuah proses dimana sejumlah butiran pasir masuk dan kemudian terjebak di bagian dalam daging kerang laut yang lembut. Butiran-butiran pasir ini kemudian mengiritasi daging kerang yang halus tersebut, sehingga lambat laun kerang tersebut bereaksi dengan cara mengeluarkan cairan untuk melapisi endapan butiran-butiran yang kasar. Cairan pelapis ini berasal dari ludah dan kalsium yang dikeluarkan oleh tubuh kerang sebagai upaya melindungi dirinya dari gangguan akibat gesekan butiran kasar yang menggores dagingnya yang lembut itu. Melalui proses pengorbanan yang berlangsung terus-menerus inilah, maka lama-kelamaan mulailah terbentuk sebuah mutiara yang indah.
Demikian pula halnya dengan kita sebagai gereja Tuhan. Keberadaan kita saat ini adalah merupakan hasil dari suatu pengorbanan dan rasa nyeri yang amat sangat yang keluar dari pribadi yang bernama Yesus Kristus. Ia telah menanggung semua dosa kita melalui kematian-Nya di atas kayu salib, bahkan penyakit kitapun disembuhkan-Nya. Keindahan kita sebagai umat Tuhan saat ini adalah berkat penderitaan dan pengorbanan Yesus, Sang Juruselamat.
(2). Mutiara terbentuk dari bahan-bahan yang tidak berharga
Efe. 2:3 Sebenarnya dahulu kami semua juga terhitung di antara mereka, ketika kami hidup di dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging dan pikiran kami yang jahat. Pada dasarnya kami adalah orang-orang yang harus dimurkai, sama seperti mereka yang lain.
Mutiara pada dasarnya terbentuk dari berbagai jenis endapan yang kotor, misalnya: butiran-butiran pasir keruh, tulang-tulang yang berasal dari kerangka ikan mati, dan segala bahan-bahan limbah beracun yang mengendap di dasar laut. Namun, ketika bahan-bahan yang kotor dan tidak berharga tersebut bercampur dengan sayatan demi sayatan luka sebuah kerang, akhirnya menghasilkan suatu benda indah bernilai tinggi.
Demikian pula halnya dengan komposisi dari gereja Tuhan, saat ini nampak begitu indah, namun sesungguhnya dahulunya adalah pribadi-pribadi terkutuk dan calon-calon penghuni neraka abadi. Namun, ketika pribadi-pribadi yang kotor dan tidak berharga itu dikombinasikan dengan luka dan sayatan yang merupakan pengorbanan Yesus di kayu salib, maka kini kita, sebagai umat tebusan-Nya, menjadi pribadi yang begitu indah karena kita memancarkan terang kemuliaan Kristus.
(3). Mutiara adalah perhiasan yang memantulkan terang
Yoh. 8:12 “Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup.”
Salah satu kriteria kualitas mutiara terbaik adalah dapat memantulkan cahaya, namun tidak seperti cahaya yang terpantul dari cermin kaca biasa, melainkan pantulan dari perhiasan yang tergantung di leher atau di telinga pemakainya. Suatu pantulan cahaya dari sebuah perhiasan yang bernilai tinggi.
Sebagai gereja Tuhan, kita dipanggil bukan sekedar untuk menjalani sebuah kehidupan yang biasa-biasa, dimana sampai mencapai usia tertentu kemudian meninggal. Kita ada saat ini adalah karena adanya suatu tujuan ilahi, yaitu untuk menjadi garam dan terang bagi dunia yang gelap. Terang yang kita pancarkan bukanlah terang yang berasal dari diri kita pribadi, namun terang yang merupakan refleksi dari pribadi Yesus Kristus yang telah menebus hidup kita.
Seperti bulan yang memantulkan cahaya matahari pada waktu malam, maka seperti itu pulalah kehidupan kita sebagai gereja Tuhan, saat hidup kita berpadanan dengan Injil Kristus, memantulkan terang kemuliaan Kristus. Sungguh, sebuah kehidupan yang berarti, yaitu hidup untuk memberkati dunia yang gelap.
Mari umat Tuhan, lewat pesan Tuhan ini kita diingatkan kembali untuk mengenal siapakah diri kita saat ini di dalam Kristus. Mungkin dulu kehidupan kita ibarat sampah kotor yang tidak berguna, namun melalui Pribadi Yesus yang telah rela mengorbankan diri-Nya, maka kini kita tampil sebagai mutiara-mutiara yang indah. Namun tidak berhenti sampai di situ saja. Tuhan bukan sekedar ingin memantulkan keindahan kemuliaan-Nya melalui kita, melainkan biarlah keindahan dan kemuliaan Kristus yang ada dalam kita itu akan menarik banyak jiwa untuk datang dan menyembah Dia. Inilah tugas kita saat ini, membawa terang Kristus sehingga dunia yang gelap ini berubah menjadi terang.
Tuhan Yesus memberkati!