Yohanes 15: 5 Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.
Yesus sedang mengajarkan kepada murid-murid-Nya sebuah perumpamaan tentang pohon anggur. Pohon anggur yang baik dan sehat adalah pohon yang menghasilkan buah-buah anggur yang baik dan dapat dinikmati oleh banyak orang. Buah anggur tumbuh melalui ranting-ranting pohon yang menempel pada pokok anggur. Tanpa menempel pada pokoknya, mustahil sebuah ranting dapat menghasilkan buah anggur. Yesus mengatakan bahwa Ia adalah Sang Pokok Anggur, sedangkan kita murid-murid-Nya adalah ranting-ranting dari pohon anggur tersebut yang harus senantiasa melekat kepada pokoknya agar dapat tetap hidup dan menghasilkan buah.
Demikian pula halnya dengan janin yang berada di dalam kandungan seorang ibu. Janin itu tidak dapat hidup apabila tidak ada tali pusar (tali pusat) yang menghubungkan antara janin dengan plasenta dan dinding rahim (bagian tubuh sang ibu). Fungsi tali pusar adalah menjaga kelangsungan hidup sang janin dengan memfasilitasi pengangkutan oksigen dan nutrisi dari tubuh sang ibu kepada janin. Bila tali pusar tidak ada atau mengalami gangguan, maka janin tidak akan dapat bertahan hidup.
Banyak orang hari-hari ini yang menjalani kehidupan yang penuh dengan aktivitas, namun sesungguhnya mengalami kekosongan di dalam dirinya. Bahkan tidak jarang ditemukan orang-orang yang aktif melayani Tuhan, namun ternyata mengalami kekosongan dan kehilangan tujuan hidupnya. Kehidupan seseorang yang terlihat aktif dan semangat dari luar, ternyata belum tentu demikian dengan di bagian dalamnya. Aktif dari luar tidak selalu berarti bahwa seseorang memiliki “kehidupan” yang sesungguhnya seperti yang Tuhan kehendaki. Tuhan ingin setiap kita memiliki kehidupan seperti yang Tuhan mau, untuk kemudian membagikannya kembali kepada orang-orang yang belum memperoleh hidup.
Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita minggu ini. Tuhan mau kita bukan sekedar memberitakan Injil Kerajaan Sorga lewat perkataan yang keluar dari mulut kita, tetapi bagaimana membagikan kehidupan yang kita miliki. Kehidupan seperti apa yang Tuhan mau kita bagikan? Kehidupan yang terhubung senantiasa dengan Sang Pokok Anggur yang benar. Di awal tahun Visi Kerelaan Memberitakan Injil Damai Sejahtera ini Tuhan mau terlebih dahulu “berurusan” dengan kita, sebelum kita “berurusan” dengan orang lain guna memastikan adanya kehidupan ilahi yang dapat kita bagikan, sehingga melalui kita, orang lain mengalami kehidupan juga.
Apa yang harus kita lakukan untuk memiliki kehidupan ilahi yang dapat menghidupkan banyak orang?
(1). Tinggal di dalam firman-Nya
Yoh.15: 3- 4 Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu. … Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku.
Saat menanamkan benih ke dalam tanah, apa yang kita harapkan dari benih itu? Tentu saja pertumbuhan benih tersebut. Tanda paling mudah untuk melihat apakah benih bertumbuh atau tidak adalah apakah ada tunas yang keluar dari benih tersebut, yang pada masanya nanti kita juga bisa mengharapkan keluarnya buah, yaitu ketika benih itu sudah bertumbuh menjadi tanaman besar.
Yesus berkata kepada para murid, bahwa pertumbuhan yang Ia harapkan dari sebuah ranting yang menempel pada pokok anggur adalah keluarnya buah. Apabila kita ingin mengalami hidup yang berbuah, maka kita harus menghubungkan diri kita kepada Yesus senantiasa. Tempelkanlah ranting yang sudah dibersihkan kepada pokoknya dan selanjutnya lihatlah apa yang akan keluar. Sangatlah mustahil untuk mengalami hidup yang berbuah-buah tanpa membersihkan ranting terlebih dahulu dan terkoneksi dengan Sang Sumber. Dengan apakah ranting itu dibersihkan? Oleh firman yang Yesus perkatakan.
Berbicara soal buah, buah apakah yang sesungguhnya dimaksud Yesus? Buah apel atau jerukkah? Tentu saja bukan. Buah yang dimaksud adalah kasih, baik kepada Tuhan dan sesama, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kebaikan, kelemahlembutan, kesetiaan, dan buah-buah Kerajaan lainnya. Inilah buah-buah yang dimaksud. Bayangkan, tanpa terhubung kepada Yesus atau tinggal di dalam Dia, berapa banyak “buah”yang mungkin kita hasilkan? Sedikit sekali tentunya. Tuhan bekerja di dalam hidup kita lewat “buah-buah” yang dapat turut dinikmati oleh orang lain.
(2). Tinggal dalam pengurapan-Nya
2 Raj. 4: 35 Sesudah itu ia berdiri kembali dan berjalan dalam rumah itu sekali ke sana dan sekali ke sini, kemudian meniarap pulalah ia di atas anak itu. Maka bersinlah anak itu sampai tujuh kali, lalu membuka matanya.
Saat mendapati bahwa anaknya telah meninggal, maka berangkatlah perempuan Sunem itu mengadukan perkaranya kepada nabi Elisa. Mengapa kepada nabi Elisa? Karena sebelumnya, setelah lama perempuan Sunem itu tidak mendapatkan anak, maka lewat nabi Elisa Tuhan menyatakan pesan-Nya bahwa pada tahun selanjutnya perempuan itu akan mengandung seorang anak. Namun sayang, ketika anak itu menjadi besar, ia mengalami kecelakaan di ladang ayahnya dan kemudian meninggal.
Saat tiba di rumah perempuan Sunem itu, anak tersebut sudah terbujur kaku, maka berdoalah Elisa seraya membaringkan dirinya di atas tubuh anak tersebut, sehingga tubuh anak itu menjadi panas. Beberapa kali Elisa membaringkan dirinya, hingga bersinlah dan mulai bangkitlah anak itu dari kematian.
Apa yang nabi Elisa lakukan ini berbicara tentang orang yang senantiasa tinggal di dalam pengurapan Tuhan. Kematian bentuk apapun yang dialami oleh orang banyak hari-hari ini, entah berupa kemandulan-kemandulan dalam kehidupan semisal dalam hal pekerjaan, pelayanan, maupun keturunan seperti yang dialami oleh perempuan Sunem itu, ataupun kematian-kematian fisik maupun rohani, maka seharusnya keberadaan kita, umat Tuhan yang diurapi memberi dampak berupa kehidupan-kehidupan ilahi yang mulai diimpartasikan kepada banyak orang. Ada gairah-gairah baru yang dipancarkan sehingga semangat yang patah menjadi bangkit kembali, harapan yang pudar menjadi bernyala-nyala kembali.
Umat Tuhan, keterhubungan kita kepada Sang Pokok Anggur ternyata bukan semata-mata bertujuan untuk kepentingan diri kita sendiri saja. Kehidupan baru yang kita peroleh lewat hubungan kita dengan Kristus seharusnya membuat hidup kita menghidupi kehidupan orang lain juga. Selamat mengenakan kasut kerelaan memberitakan Injil Kerajaan sorga.
Tuhan Yesus memberkati!