Maleakhi 3:13-18 (18) Maka kamu akan melihat kembali perbedaan antara orang benar dan orang fasik, antara orang yang beribadah kepada Allah dan orang yang tidak beribadah kepada-Nya.
Ayat di atas merupakan sebuah penggalan percakapan di antara orang-orang yang takut akan Tuhan dengan mereka yang tidak takut akan Tuhan. Orang yang tidak takut akan Tuhan berpendapat bahwa adalah sia-sia beribadah kepada Tuhan karena menurut mereka dengan mengabaikan hukum-hukum Tuhan dan berjalan tanpa kekudusanpun mereka tetap berbahagia dan merasa aman-aman saja. Bahkan ketika mereka bertindak kurang ajar dan mencobai Tuhan sekalipun mereka tetap terluput. Setidaknya, itulah yang ada dalam benak mereka. Namun, apa yang Tuhan katakan melalui nabi Maleakhi ternyata berbeda dengan apa yang ada dalam pikirkan orang-orang tersebut. Tuhan berkata bahwa Dia tetap membuat perbedaan antara orang-orang yang beribadah kepada-Nya dengan orang-orang yang tidak beribadah kepada-Nya (NKJV: orang-orang yang melayani Tuhan dengan orang-orang yang tidak melayani Tuhan).
Kepada mereka yang beribadah kepada-Nya, Tuhan akan senantiasa mendengar dan memerhatikannya, meskipun mungkin saja mereka merasa Tuhan tidak memerhatikannya. Terlepas dari apapun yang mereka rasakan, bagi Tuhan, mereka tetap adalah milik kesayangan-Nya, seperti seorang bapa yang menyayangi anaknya. Bahkan sebuah kitab akan ditulis khusus di hadapan-Nya untuk mengingat orang-orang yang menghormati dan menyembah-Nya di dalam takut akan Dia. Betapa luar biasanya perhatian Tuhan bagi anak-anak kesayangan-Nya.
Inilah pesan Tuhan bagi kita memasuki minggu yang ketiga di bulan Juni ini. Apapun yang kita alami, entahkah itu sesuatu yang baik ataukah sesuatu tantangan, gelombang yang menyesakkan, mari kita tetap memfokuskan pandangan kita dan mengarahkan hati kita kepada Tuhan, dan tetaplah bersekutu dengan Dia, karena seperti yang Ia pesankan bagi kita, yaitu bahwa Tuhan akan senantiasa mendengar, memerhatikan bahkan bertindak dengan cara-Nya sendiri secara luar biasa. Tetap ada perbedaan antara orang-orang yang mengasihi Tuhan dengan orang-orang yang tidak mengasihi-Nya.
Seringkali ada begitu banyak kekecewaan dirasakan oleh orang-orang yang setia kepada Tuhan saat melihat orang-orang fasik, yaitu orang-orang yang mengaku percaya namun hatinya menjauh dari Tuhan, yang tetap baik-baik bahkan dari luar terlihat semakin makmur saja, seperti yang pernah dikeluhkan seorang pemazmur bernama Asaf dalam Mazmur 73. Namun Tuhan mengingatkan bahwa fokus pandangan kita seharusnya tidak diarahkan kepada hal-hal yang demikian, namun diarahkan kepada Diri pribadi-Nya, dan melakukan apa yang seharusnya kita lakukan di dalam kehendak-Nya. Perkara hasil akhirnya seperti apa, bukanlah urusan kita. Satu hal yang harus selalu kita percayai bahwa Tuhan selalu membuat perbedaan bagi mereka yang datang beribadah mencari wajah-Nya.
Beberapa hal yang kita mau pelajari berkaitan dengan pesan Tuhan di atas adalah sebagai berikut:
(1). Tuhan dapat menggunakan sarana apa saja untuk membuat perbedaan
Rut 2:15-16 Setelah Rut bangun untuk memungut pula, maka Boas memerintahkan kepada pengerja-pengerjanya: “Dari antara berkas-berkas itu pun ia boleh memungut, janganlah ia diganggu; bahkan haruslah kamu dengan sengaja menarik sedikit-sedikit dari onggokan jelai itu untuk dia dan meninggalkannya, supaya dipungutnya; janganlah berlaku kasar terhadap dia.”
Pada masa itu bukan hanya Rut saja yang memunguti jelai yang berceceran. Banyak pula orang-orang yang belum memiliki mata pencaharian tetap yang melakukan hal yang sama, yaitu memunguti jelai-jelai yang berserakkan sisa dari jelai-jelai yang diangkut para pekerja di ladang jelai. Ketika suatu hari pemilik ladang gandum bernama Boas mendapati bahwa Rut adalah menantu dari salah seorang sanak saudaranya yang bernama Elimelekh, dan kemudian ia mengetahui kisah hidup Rut yang lebih memilih untuk meninggalkan ibu bapa dan tanah kelahirannya demi untuk mengikut Allah Naomi, mertuanya, yang di dalam pandangan mata Tuhan hal itu sangat menyukakan hati-Nya, maka Rut, oleh kasih karunia Tuhan, beroleh kemurahan demi kemurahan dari Boas.
Pada umumnya para pemungut jelai hanya dapat memungut jelai dalam jumlah sedikit, dan itupun harus dengan cara berpindah-pindah dari ladang yang satu ke ladang yang lain, sebaliknya, Rut tidak perlu berpindah-pindah ladang, karena Boas sudah memerintahkan para pekerjanya agar memperbolehkan Rut memunguti jelai sepanjang hari di tempatnya, bahkan disertai dengan suatu kemudahan dimana para pekerja itu tidak boleh mengambil seluruh jelai, melainkan harus dengan sengaja menyisakan jelai-jelai tersebut khusus untuk dipungut oleh Rut, sehingga Rut dapat mengambil jelai lebih mudah dan lebih banyak daripada pemungut lainnya. Betapa Rut mendapat perlakuan yang berbeda tanpa ia sadari.
Sesungguhnya, Tuhan juga memperlakukan kita sama seperti Ia memperlakukan Rut. Rut tidak dibiarkan duduk berpangku tangan, melainkan tetap harus bekerja berjerih lelah, namun di balik semua itu Tuhan menggunakan berbagai pihak dan sarana untuk menolong dan mempermudah Rut. Tuhan juga melakukan hal yang sama kepada kita meskipun kita seringkali tidak melihat dan tidak menyadarinya. Melalui pesan ini, Tuhan mau kita mulai menyadari kasih dan kemurahan-Nya kepada kita. Ada perbedaan bagi orang yang memiliki komitmen yang luar biasa kepada Tuhannya, seperti yang telah Tuhan lakukan terhadap Rut.
(2). Tuhan dapat menggunakan berbagai situasi untuk membuat perbedaan bagi umat perjanjian-Nya
Kel. 8:22-23 Tetapi pada hari itu Aku akan mengecualikan tanah Gosyen, di mana umat-Ku tinggal, sehingga di sana tidak ada terdapat pikat, supaya engkau mengetahui, bahwa Aku, TUHAN, ada di negeri ini. Sebab Aku akan mengadakan perbedaan antara umat-Ku dan bangsamu. Besok tanda mujizat ini akan terjadi.”
Apa yang membuat murid-murid Yesus mengenal lebih dalam siapakah Guru yang mereka ikuti selama itu? Seringkali justru melalui kejadian-kejadian yang tidak mengenakkanlah mereka dapat melihat lebih jelas siapa Gurunya tersebut. Misalnya saja saat murid-murid diterpa angin badai di tengah perjalanan menyeberang Danau Galilea bersama Yesus di atas sebuah perahu. Besarnya angin badai dan gelombang yang terjadi cukup membuat murid-murid berteriak-teriak ketakutan kepada Gurunya, dan tidak lama setelah itu mereka melihat dengan mata kepala mereka sendiri bagaimana Yesus memerintahkan angin dan badai untuk diam, dan seketika itu juga tenanglah air danau tersebut. Terheran-heranlah murid-murid ketika itu kepada Gurunya sambil bertanya-tanya dalam hati, siapakah gerangan yang sedemikian luar biasa ini.
Melalui peristiwa sepuluh tulah yang sengaja diturunkan Tuhan atas Mesir, mulai dari keluarga Firaun di istana sampai kepada rakyat biasa bahkan ternak-ternaknya tanpa pandang bulu, bangsa Israel dibuat-Nya terheran-heran. Kepada bangsa Israel, umat kesayangan-Nya sendiri, yang pada waktu itu tinggal di Gosyen yang termasuk wilayah Mesir, tulah tidak menimpa sedikitpun ke atas mereka. Sungguh, Tuhan telah membuat suatu perbedaan besar antara umat-Nya dengan yang bukan umat-Nya. Bangsa Israel tidak menyadari bahwa penyebab perbedaan itu adalah karena jauh sebelum peristiwa itu terjadi, sudah ada perjanjian kasih karunia (covenant of grace) antara Tuhan dengan umat Israel. Adalah tidak mungkin ada Allah yang mau mengikat perjanjian dengan manusia dengan segala kelemahannya, kalau bukan semata-mata karena kasih karunia Allah. Hal yang sama inilah yang perlu kita sadari, bahwa sebagai pribadi-pribadi yang telah dilahirkan baru di dalam Kristus, ada perjanjian antara kita dengan Tuhan. Dan ini yang membuat kita seringkali dibedakan Tuhan dalam berbagai situasi yang terjadi. Tidakkah kita menyadarinya? Oleh sebab itu, mari kita tetap memelihara perjanjian tersebut bukan dengan suatu gaya hidup yang semena-mena, namun dengan senantiasa menjalin persekutuan yang intim dengan Yesus dan hidup di dalam takut dan gentar akan Dia dan firman-Nya.
Tuhan Yesus memberkati!