Filipi 1:22 Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah. Jadi mana yang harus kupilih, aku tidak tahu.
Suatu kali Rasul Paulus pernah mengalami kebingungan dalam membuat sebuah pilihan. Pilihannya adalah antara harus hidup di dunia ini atau harus mati. Mungkin bagi kebanyakan orang pilihan yang harus diambil oleh rasul Paulus ini sangatlah mudah. Orang biasa tentunya akan memilih untuk tetap tinggal di dunia ini dari pada harus mati, mengingat kematian berarti meninggalkan segala kenyamanan dan kenikmatan dunia. Dan lagi pula bagi kebanyakan orang, kematian adalah sesuatu yang sangat mengerikan.
Namun pertimbangan rasul Paulus sama sekali berbeda dengan pertimbangan orang-orang tersebut. Pertimbangannya bukanlah berdasarkan mana yang lebih menguntungkan dan mana yang kurang menguntungkan dirinya. Juga bukan masalah mana yang lebih baik dan mana yang kurang baik. Rasul Paulus sulit menentukan pilihan karena kedua pilihan itu ternyata sama baik dan sama menguntungkannya bagi dirinya. Bagi rasul Paulus, kematian adalah suatu keuntungan karena ia akan langsung berjumpa dengan Bapa di sorga, berhenti dari segala penderitaan, kesedihan dan jerih lelah selama keberadaannya di dunia. Namun luar biasanya, jikalau ia memilih untuk tetap hidup, itupun suatu keuntungan bagi dirinya karena ia akan mempersembahkan hidupnya untuk tetap melayani Tuhan dan menyelesaikannya dengan baik sampai akhirnya.
Itulah sebabnya, rasul Paulus berkomitmen untuk tidak menjalani hidup yang biasa-biasa saja ataupun menyia-nyiakan hidup yang dipercayakan Tuhan kepadanya. Kalaupun ia harus tetap hidup, baginya adalah kesempatan untuk bekerja memberi buah. Dan inilah pesan Tuhan minggu ini bagi kita, yaitu bahwa kehidupan yang Tuhan percayakan saat ini adalah suatu kesempatan yang Tuhan berikan kepada kita untuk bekerja, dan pekerjaan atau tugas yang dipercayakan kepada kita bukanlah suatu pekerjaan yang asal dijalani, tetapi pekerjaan yang menghasilkan buah. Ada banyak pekerjaan yang dapat dilakukan, namun tidak semua orang dapat menghasilkan buah melalui pekerjaannya.
Beberapa hal yang dimaksud dengan bekerja memberi buah adalah:
(1). Menyelesaikan apa yang dipercayakan dengan menghasilkan buah yang dapat dinikmati baik oleh diri sendiri maupun orang lain
Bayangkan apa yang terjadi seandainya Yesus tidak menyelesaikan tugas yang dipercayakan Bapa kepada-Nya, pastilah seluruh umat manusia masih hidup dalam belenggu dosa sampai hari ini. Ada saat-saat dimana Yesus merasa tidak mampu mengemban tugas Kerajaan Sorga yang demikian berat, sehingga suatu ketika Ia pernah juga harus memilih antara melakukan kehendak diri-Nya sendiri atau kehendak Bapa yang mengutus-Nya. Ketika Yesus lebih memilih untuk menyelesaikan kehendak Bapa di Sorga dengan merelakan diri-Nya mati di atas kayu salib, maka terjadilah karya penebusan yang begitu luar biasa, sehingga hari ini kita ada dan dapat menikmati kemerdekaan sebagai umat yang telah ditebus.
Apapun tugas atau pelayanan yang Tuhan percayakan kepada kita hari-hari ini, entah itu besar ataupun kecil menurut kita, baiklah kita mengerjakannya dengan sebaik-baiknya dan menyelesaikannya dengan penuh tanggung jawab sehingga hasilnya dapat dinikmati oleh banyak orang termasuk diri kita sendiri. Bentuk tanggung jawab yang kita berikan bukan hanya sebatas pada otoritas manusia yang Tuhan percayakan di bumi saja, tetapi juga kepada Tuhan yang adalah pemilik dari seluruh pekerjaan yang ada.
Di dalam Tuhan tidak ada istilah pensiun dini, yang membuat kita acap kali memutuskan sendiri untuk mengakhiri tugas yang Tuhan percayakan kepada kita ataupun berpindah tugas mengikuti pilihan hati kita, dengan dalih kata Tuhan. Bagi rasul Paulus, pilihan untuk mati dan pulang ke rumah Bapa di Sorga adalah pilihan yang terbaik, karena dengan meninggalkan dunia yang fana ini ia terbebas dari segala beban berat yang harus ia tanggung. Namun ia menyadari, kalau itu belum waktunya Tuhan memanggil pulang, maka ia harus menyelesaikan seluruh tugas pelayanan yang dipercayakan kepadanya hingga seluruh rangkaian pertandingan ia selesaikan dengan baik. Bahkan hingga hari ini, kita masih dapat menikmati pelayanan rasul Paulus lewat tulisan-tulisannya yang diilhamkan oleh Roh Kudus di Alkitab.
(2). Melalui apa yang kita kerjakan, Sorga diuntungkan
Ketika bangsa Israel keluar dari perbudakan Mesir, mereka pergi dengan membawa harta benda yang banyak. Ketika itu banyak orang Mesir yang bermurah hati kepada bangsa Israel dengan memberikan perhiasan emas untuk dibawa keluar dari Mesir. Mungkin kita bertanya, untuk apa perhiasan emas sebanyak itu kalau hanya dibawa ke padang gurun. Namun kita mengetahui kemudian, kalau ternyata emas-emas tersebut mereka gunakan untuk membuat patung lembu emas, yaitu saat mereka menunggu Musa yang lama tidak turun dari gunung karena sedang menghadap Allah Bapa. Dan kita mengetahui pula bagaimana Tuhan dibuat murka oleh perbuatan mereka yang telah mengkhianati Tuhan tersebut.
Pada kesempatan menghadap Tuhan yang lain, Tuhan mewahyukan kepada Musa bahwa ia harus mendirikan Kemah Suci dengan segala peralatannya yang terbuat dari emas. Maka Musa memerintahkan bangsa Israel untuk membuat semua barang-barang yang diperintahkan Tuhan tepat seperti yang Tuhan mau dengan menggunakan perhiasan emas yang masih mereka miliki, dan jadilah Kemah Suci, tempat pertemuan di mana Tuhan hadir dan berbicara kepada umat-Nya.
Benda yang sama, yaitu emas, ternyata apabila digunakan untuk maksud yang salah, maka akhirnya hanya akan menguntungkan kerajaan si iblis. Namun, apabila digunakan sesuai dengan maksud dan tujuan Tuhan, hasilnya akan sangat menguntungkan Kerajaan Sorga. Apakah segala tugas dan pekerjaan yang Tuhan percayakan, talenta yang kita miliki, harta benda yang kita punyai, sudah kita gunakan sesuai dengan maksud dan kehendak Bapa di Sorga? Karena sesungguhnya pilihannya hanya ada dua, apakah Kerajaan Sorga atau kerajaan gelap yang diuntungkan.
(3). Menduplikasi diri kita, sehingga melahirkan lebih banyak alat-alat-Nya Tuhan
Rasul Paulus menyadari bahwa masa tugasnya di bumi bisa berakhir kapan saja Tuhan kehendaki, dan ia pun menyadari bahwa masih banyak tugas yang harus ia selesaikan. Oleh sebab itu, selain bekerja sebaik-baiknya untuk menghasilkan buah yang baik, ia pun harus melahirkan “buah” dalam bentuk mempersiapkan pribadi-pribadi yang serupa dengan dirinya, bahkan yang lebih baik lagi, yaitu umat Tuhan yang dapat menangkap rencana-Nya, sehingga tujuan Kerajaan Sorga dapat digenapi dengan sempurna di bumi ini. Meskipun rasul Paulus telah mempersembahkan dirinya bagi Tuhan dengan memutuskan untuk tidak berkeluarga, namun dari pelayanannya telah dilahirkan begitu banyak anak-anak rohani yang militan, yang turut menangkap visi Kerajaan Sorga serta mengharumkan nama Kristus.
Umat Tuhan, seringkali kita mengalami kebingungan ketika diperhadapkan dengan berbagai pilihan, namun sekiranya kita mengerti tujuan dan panggilan hidup kita, maka pilihan demi pilihan akan begitu mudah kita ambil, karena pertimbangannya adalah mana yang menyenangkan hati Tuhan dan yang menguntungkan Kerajaan Sorga. Rasul Paulus tahu apa yang harus dia lakukan selagi hidup di dunia, yaitu bekerja memberi buah, karena ia tahu siapa yang telah memanggil hidupnya. Bagaimana dengan kita?
Tuhan Yesus memberkati!