Bilangan 25: 7- 11 (7) Ketika hal itu dilihat oleh Pinehas, anak Eleazar, anak imam Harun, bangunlah ia dari tengah-tengah umat itu dan mengambil sebuah tombak di tangannya, …
Ketika bangsa Israel tiba di daerah Sitim, dalam perjalanannya menuju ke tanah perjanjian, tinggallah mereka di daerah sana untuk sementara waktu. Dalam kedekatannya tinggal dengan orang-orang Moab, mulailah bangsa Israel berzinah dengan perempuan-perempuan Moab. Awalnya, perempuan-perempuan ini mengajak bangsa Israel ke korban sembelihan allah mereka, lalu mereka turut makan dari korban itu dan menyembah allah orang-orang itu. Lalu bangkitlah murka Tuhan terhadap Israel melalui turunnya tulah. Tuhan berfirman kepada Musa, sebagai pemimpin bangsa Israel, agar Musa menangkap dan menghukum mereka yang kedapatan melakukan perzinahan dengan Baal-Peor, allah orang Moab.
Dalam suatu kesempatan, didapatilah seorang Israel sedang membawa pulang seorang perempuan Median kepada sanak saudaranya. Hal ini merupakan kekejian di hadapan Tuhan. Ketika hal itu dilihat oleh Pinehas, anak Eleazar, anak imam Harun, ia mengambil sebuah inisiatif dengan bangun dari tengah-tengah umat itu dan mengejar orang Israel itu sampai ke ruang tengah, dan menikam mereka berdua dengan tombak pada perutnya, yakni orang Israel dan perempuan itu. Maka berhentilah tulah yang saat itu sedang menimpa orang Israel, karena apa yang dilakukan Pinehas sungguh-sungguh menyurutkan murka Tuhan dari pada bangsa Israel.
Pinehas sebelum peristiwa itu terjadi bukanlah siapa-siapa. Ia bukanlah seorang yang dikenal secara luas oleh bangsa Israel. Ia hanyalah seorang imam biasa. Justru ayahnyalah yang lebih dikenal bangsa Israel sebagai imam besar keturunan Harun. Namun tindakan heroik yang ia lakukan dengan mengambil sebuah inisiatif yang tepat seperti yang dikehendaki Tuhan, membuat namanya tidak hanya dikenal oleh Musa dan bangsa Israel, tetapi juga mendapatkan tempat di hati Tuhan. Itulah sebabnya, Tuhan menganugerahkan kepada Pinehas perjanjian keselamatan mengenai keimaman selama-lamanya bagi dia dan bagi keturunannya.
Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita di minggu ini. Tuhan mau kita menjadi pribadi-pribadi yang cepat tanggap atau memiliki inisiatif untuk melakukan sesuatu yang tepat dan benar. Matius 11: 12 berkata “Sejak tampilnya Yohanes Pembabtis hingga sekarang, Kerajaan Allah diserong dan orang yang menyerongnya mencoba menguasainya.” Ayat di atas menunjukan bahwa musuh dari Kerajaan Allah adalah aktif. Musuh dengan aktif mencoba menghancurkan umat Tuhan dari berbagai aspek dalam kehidupan, misalnya dalam pekerjaan, rumah tangga, bisnis, relationship, finansial, dan lain hal. Untuk melawan si penyerong yang aktif, maka kita juga harus aktif dalam berinisiatif, agar kita tidak ketinggalan dalam menghadapi musuh yang selalu berinovasi dalam menghancurkan kehidupan kita.
Beberapa pengertian berkaitan dengan makna dari inisiatif yang perlu kita ketahui adalah:
(1). Kemampuan dan kecenderungan untuk memulai atau mengawali suatu tindakan yang benar tanpa diminta atau disuruh-suruh untuk melakukannya.
Mat.25 : 16 “Segera pergilah hamba yang menerima lima talenta itu. Ia menjalankan uang itu lalu beroleh laba lima talenta.”
Kata “segera” menunjukkan suatu tindakan inisiatif yang langsung dilakukan oleh sang hamba ketika tuannya selesai membagikan talenta kepada hamba-hambanya. Meskipun tuannya tidak merinci apa yang harus dilakukan oleh hamba-hambanya, namun hamba yang memperoleh dua dan lima talenta segera menangkap bahwa ada sesuatu yang harus mereka perbuat dengan talenta-talenta yang dipercayakan tuannya kepada mereka tersebut. Tanpa menunda-nunda waktu dan tanpa perlu disuruh-suruh lagi, maka mereka segera pergi dan menjalankan uang itu dengan penuh tanggung jawab. Dan benar saja, ketika sudah hari tuannya datang ia langsung mengadakan perhitungan dengan para hambanya. Bersukacitalah tuannya ketika mendapati hamba yang memperoleh dua dan lima talenta telah beroleh laba masing-masing dua kali lipat.
Demikian pula hal yang dilakukan oleh Pinehas. Ketika ia menangkap bahwa Tuhan sangat murka dengan perzinahan yang telah dilakukan oleh bangsa Israel pada waktu itu, maka ketika ia mendapati ada orang Israel yang nyata-nyata melakukan kekejian di hadapan Tuhan sehingga Israel mengalami tulah, sebagai seorang imam, Pinehas melakukan inisiatif tanpa disuruh-suruh lagi untuk melakukan penghukuman terhadap orang Israel tersebut. Ia berani melakukannya karena ia tahu bahwa apa yang ia lakukan adalah kehendak Tuhan, dan ia berani pula untuk mempertanggungjawabkannya.
(2). Kemampuan untuk membuat terobosan atau langkah pertama dalam mengupayakan suatu hal.
1 Samuel 14: 6 Berkatalah Yonatan kepada bujang pembawa senjatanya itu: “Mari kita menyeberang ke dekat pasukan pengawal orang-orang yang tidak bersunat ini. Mungkin TUHAN akan bertindak untuk kita, sebab bagi TUHAN tidak sukar untuk menolong, baik dengan banyak orang maupun dengan sedikit orang.”
Suatu ketika bangsa Israel dan rakyatnya tidak memiliki pedang atau tombak selain yang dimiliki Saul dan Yonatan, padahal bangsa itu sedang dalam status perang dengan bangsa Filistin. Raja Saul sudah jelas kehilangan kendali; ia tidak bisa memutuskan apa yang harus ia perbuat. Pilihannya benar-benar terbatas, karena orang Filistin telah menangkap semua tukang besi orang Israel, yang berarti orang Israel tidak memiliki persenjataan baru lagi. Fakta yang sebenarnya adalah bahwa semua orang Israel sedang pasrah menantikan saat untuk mati. Tetapi ada Yonatan, anak Saul yang memiliki sedikit pengharapan, dari pada diam di tengah ketidakpastian, ia berinisiatif untuk mengajak bujang pembawa senjatanya pergi memeriksa pasukan pengawal orang Filistin. Hasilnya sungguh mencengangkan, Israel beroleh kemenangan besar.
Sering didapati banyak orang percaya lebih memilih untuk pasrah dan menyerah kepada keadaan ketika sesuatu yang tidak mengenakkan sedang menerpa dirinya, tanpa mau melakukan tindakan apa-apa. Tuhan mau kita menjadi orang-orang yang memiliki inisiatif untuk mau bertindak dan bangkit kembali, dalam tuntunan Tuhan tentunya, untuk berani melakukan suatu tindakan yang menghasilkan terobosan.
Mari umat Tuhan, seringkali kita begitu terpaku dengan yang namanya perintah dan dorongan dari orang lain terlebih dahulu, baru kita mau bergerak dan melakukan suatu tindakan. Tuhan mau kita menjadi orang-orang yang cepat tanggap dan memiliki inisiatif. Inisiatif di dalam Tuhan tidaklah selalu harus berdasarkan perintah, surat tertulis, ataupun dorongan dari orang lain, melainkan dari hati yang mengasihi serta menangkap kehendak Tuhan lewat hubungan yang senantiasa dibangun hari lepas hari.
Tuhan Yesus memberkati!