Matius 25:3-4 Gadis-gadis yang bodoh itu membawa pelitanya, tetapi tidak membawa minyak, sedangkan gadis-gadis yang bijaksana itu membawa pelitanya dan juga minyak dalam buli-buli mereka.
Yesus menceritakan sebuah kisah tentang sepuluh gadis pengiring pengantin yang menurut kebiasaan pernikahan setempat pada waktu itu, menyiapkan diri menyambut kedatangan mempelai lakilaki-laki. Perumpamaan ini merupakan cerita yang menarik, yang dimaksudkan untuk memberikan pengajaran tentang makna sebuah persiapan.
Pada zaman Yesus, pernikahan biasanya terjadi pada usia yang masih muda. Karena kematangan seksual dicapai pada usia belasan tahun, merupakan kebiasaan bagi seorang pengantin wanita dikelilingi oleh sepuluh gadis pengiring yang biasanya adalah teman-teman dekat dan usianya sebaya dengan si pengantin wanita. Gadis-gadis itu mengambil pelita mereka dan pergi ke rumah pengantin wanita dengan maksud mempersiapkan pengantin wanita bertemu dengan pengantin laki-laki.
Lima dari sepuluh gadis-gadis itu dikatakan bodoh; sedangkan lima lagi bijaksana. Gadis-gadis yang bodoh telah membawa pelita mereka, tetapi tidak membawa persediaan minyak. Pelita jenis apakah ini yang perlu sering diisi lagi supaya tetap menyala? Pelita kecil berisi minyak yang digunakan di rumah tidak akan cocok untuk prosesi di luar rumah karena angin akan memadamkannya. Pelita-pelita untuk prosesi pernikahan adalah semacam obor. Obor ini terdiri dari sebuah galah yang panjang dengan sumbu yang dibasahi minyak di bagian atasnya. Obor akan menyala dengan terang ketika dinyalakan, menerangi prosesi penyambutan. Tetapi karena apinya menyala dengan terang, maka isi minyak cepat habis. Dalam waktu lima belas menit, tambahan minyak zaitun harus dituangkan pada sumbu untuk menjaga supaya obor tetap menyala. Karena itu, pembawa obor harus siap dengan persediaan minyak yang cukup untuk menjaga suluh tetap menyala, khususnya jika pengiring pengantin diharapkan melakukan tarian obor pada waktu pengantin datang.
Lima gadis pengiring yang bodoh telah tiba di rumah pengantin wanita tanpa persiapan apa-apa; mereka lalai membawa minyak tambahan. Kepentingan mereka membawa obor adalah untuk prosesi penyambutan itu, apalah arti obor yang mereka bawa apabila kehabisan minyak. Sayangnya, mereka tidak menyadari kelalaian yang sangat fatal itu.
Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita di minggu ini. Bahwa pada saat kedatangan Kristus kali yang kedua sebagai seorang mempelai pria yang menjemput mempelai wanitanya, akan didapati banyak sekali orang percaya yang berada dalam keadaan tidak siap. Mereka pada waktu itu baru akan menyadari bahwa ada begitu banyak hal yang belum mereka persiapkan. Ibarat orang-orang yang akan bepergian dengan menggunakan pesawat terbang, saat sudah di bandara, baru menyadari bahwa mereka belum memiliki visa, paspor, dan kelengkapan bepergian lainnya. Hal tersebut akan mengakibatkan batalnya perjalanan mereka.
Beberapa hal yang perlu kita perhatikan berkaitan dengan pesan Tuhan ini, adalah:
(1). Milikilah kesiapan rohani yang sungguh-sungguh (You must be spiritually ready)
Matius 25:8 Gadis-gadis yang bodoh berkata kepada gadis-gadis yang bijaksana: Berikanlah kami sedikit dari minyakmu itu, sebab pelita kami hampir padam.
Jika ada satu hal yang Yesus selalu ajarkan dan kotbahkan secara konsisten dan berulang-ulang, itu tidak lain adalah tentang kesiapan orang-orang percaya dalam menyambut kedatangan-Nya suatu hari kelak. Matius 24:44, “Sebab itu, hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu duga.”
Banyak sekali didapati orang-orang, termasuk orang percaya, yang menjalani kehidupan di dunia saat ini dengan prinsip seolah-olah tidak ada hari esok lagi. Apa yang bisa dinikmati selagi hidup di dunia hari ini, maka dinikmatilah sepuas-puasnya. Bukankah itu terlihat dari cara mereka menjalankan kehidupan yang tidak segan-segan lagi melakukan apa yang mereka pikir benar menurut pandangan diri sendiri. Bahkan masih banyak gereja atau pemercaya yang menjalani kehidupan berdasarkan apa yang masuk akal dan bisa diterima oleh banyak orang, bukan berdasarkan kebenaran firman Tuhan. Menjadi siap adalah berbicara tentang hidup dalam iman percaya kepada Kristus secara aktif setiap hari.
Kesiapan rohani atau kedewasaan di dalam Kristus tidak terjadi begitu saja. Hal itu baru akan terjadi sebagai hasil dari kebiasaan yang sengaja dibangun dengan sungguh-sungguh dalam kehidupan seorang pemercaya. Kita tidak bisa bergantung hanya pada sebuah ibadah raya di hari Minggu saja untuk menyediakan seluruh kecukupan rohani kita. Ingat, ada “minyak rohani” (spiritual fuel) yang harus timbul dari dalam diri kita sendiri.
(2). Jangan mengandalkan orang lain (No one can do it for you)
Matius 25:9 Tetapi jawab gadis-gadis yang bijaksana itu: Tidak, nanti tidak cukup untuk kami dan untuk kamu. Lebih baik kamu pergi kepada penjual minyak dan beli di situ.
Seorang penerjun payung tidak bisa meminjam payung rekannya ketika mereka semua harus keluar dari pesawat dan melakukan penerjunan di udara. Ia harus memiliki dan mempersiapkan sebuah payung dari sejak awal untuk dirinya sendiri. Ketika gadis-gadis bodoh menyadari bahwa pada mereka tidak membawa cukup minyak, maka mereka berinisiatif untuk meminta sebagian minyak kepada gadis-gadis yang bijaksana. Namun apa yang dikatakan oleh para gadis yang bijaksana? Mereka menolak untuk memberikannya karena kuatir minyak yang mereka miliki tidak mencukupi kebutuhan semua orang.
Seringkali tanpa disadari banyak orang percaya yang hidup mengandalkan iman orang lain. Jangan disangka karena berteman dengan orang-orang yang memiliki iman yang luar biasa, maka otomatis Anda menjadi seorang yang beriman. Jangan karena anak-anak berpikir bahwa mereka tinggal dengan orang tua yang memiliki hubungan yang karib dengan Tuhan, maka mereka otomatis juga memiliki hubungan yang karib dengan Tuhan, dan merasa tenang karenanya. Ingat, kita tidak dapat mengiring Tuhan dengan menggunakan iman orang lain. Kita sendirilah yang harus membangun iman kita kepada Tuhan, sedangkan orang lain tidak bisa melakukannya untuk kita.
Tuhan Yesus memberkati!